Pemilu 2024

Fahri Hamzah: Pemilu 2024 Masih akan Suram, Bakal Jadi Hajatan Parpol, Bukan Pesta Rakyat

Hal itu, tutur Fahri, akibat parpol tidak berani membatasi dirinya untuk sekadar mencalonkan diri.

Editor: Yaspen Martinus
Tribunnews/Irwan Rismawan
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menilai, Pemilu 2024 tetap akan menjadi hajatan partai politik (parpol), bukan pesta rakyat. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menilai, Pemilu 2024 tetap akan menjadi hajatan partai politik (parpol), bukan pesta rakyat.

Sehingga, tidak akan membawa harapan dan kebaikan baru bagi Bangsa Indonesia, bila tidak ada perubahan segera untuk meningkatkan kualitas demokrasi.

Sebab, kata Fahri, KPU, pemerintah, dan DPR telah menyepakati jadwal pemungutan suara digelar pada 14 Februari 2024 secara serentak, meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD.

Baca juga: Ahmad Syaikhu: Sikap Oposisi PKS Ijtihad Politik Jaga Kepatutan dan Kepantasan Negara Demokrasi

"Secara umum saya mengatakan, bahwa memang 2024 ini pemilunya masih suram."

"Dengan sistem yang ada itu, masih akan suram," kata Fahri dalam diskusi Gelora Talks bertajuk 'Pemilu 2024: Perbaikan dan Harapan,' Rabu (2/2/2022).

Hal itu, tutur Fahri, akibat parpol tidak berani membatasi dirinya untuk sekadar mencalonkan diri, dan menjadi lembaga intelektual yang mengagregasi suara rakyat.

Baca juga: Johan Budi Ungkap Bisnis Vonis Rehabilitasi Bagi Tersangka Kasus Narkoba, Menkumhham: Masalah Klasik

"Sekarang ini partai politik menjadi kekuatan bisnis."

"Pengumpul dan penjual suara yang kemudian menjadi sumber pemasukan bagi para pengurus dan para politisi di dalamnya," tutur Fahri.

Agar Pemilu 2024 menjadi pestanya rakyat, bukan pestanya parpol, menurutnya, perlu ada ikhtiar untuk memperbaiknya menjadi representasi rakyat dan daerah, seperti usulan penghapusan threshold (ambang batas), baik presiden maupun parlemen.

Baca juga: Masih Ingat Detail Penembakan 6 Anggota FPI Meski Beda dari BAP, Terdakwa Dipuji Cerdas oleh Jaksa

"Sekarang ini banyak dicocok hidungnya oleh partai politik."

"Takut sama ketum, takut sama sekjennya, tidak ada gunanya."

"Omong kosong itu, kenapa undang-undang begitu cepat disahkan tanpa perlawanan? Itu salah satu jawabannya," ucap Fahri. (Chaerul Umam)

Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved