Berita Tangerang

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Ungkap Alasan Ubah PTM Menjadi PJJ 

Kasus harian Covid-19 di Kota Tangerang menembus angka 400 kasus dalam satu hari.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Gilbert Sem Sandro
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Seluruh sekolah TK, SD, dan SMP di Kota Tangerang kembali menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sejak Rabu (26/1/2022) lalu.

Padahal, sebelum penerapan PJJ tersebut  diterapkan, sistem Pembelajaran Tatap Mukq (PTM) dengan kapasitas 50 persen baru berjalan dua hari.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang mengungkapkan, penyebab diberhentikannya penerapan PTM di sekolah tersebut, lantaran terdapat enam sekolah yang positivity rate tes Covid-19 berada di atas lima persen.

Baca juga: Tersisa Dua Sekolah di DKI Jakarta yang Ditutup Sementara Akibat Temuan Kasus Covid-19

Hal tersebut diketahui, usai Dinas Kesehetan Kota Tangerang menggelar tracing secara acak di berbagai jenjang pendidikan tersebut.

"Iya sebelumnya memang ada ditemukan kasus Covid-19 di 4 sampai 6 sekolah di Kota Tangerang yang positifity rate mereka di atas 5 persen, saat ditracing oleh pihak Dinkes," ujar Jamaluddin, Jumat (28/1/2022).

"Sekolah tersebut dari berbagai jenjang, ada yang SMP dan juga SD" sambungnya.

Selain itu, kasus harian Covid-19 di Kota Tangerang yang terus meningkat pesat dalam dua pekan terakhir, juga menjadi penyebab lain yang membuat gelaran PTM ditutup.

Baca juga: Pernak Pernik Imlek di Pasar Lama Tangerang Ramai Diserbu Pembeli

Diketahui saat ini, kasus harian Covid-19 di Kota Tangerang menembus angka 400 kasus dalam satu hari.

Kemudian, lima warga Kota Tangerang juga telah terkonfirmasi kasus Omicron pada pekan lalu.

Dua hal tersebutlah disebut Jamal, menjadi penyebab ditutupnya sistem PTM di Kota Tangerang. Pasalnya, ia mengkhawatirkan gelaran PTM justru menjadi penyebab timbulnya klaster-klaster Covid-19 pada lingkungan sekolah.

"Selain karena ada sekolah yang positiviti ratenya di atas 5 persen, kita menutup PTM juga karena kasus Covid-19 yang tinggi saat ini, karena sekarang sudah mencapai 400 kasus dalam sehari," kata dia.

"Makanya, untuk mencegah penyebaran Covid-19 khususnya bagi anak-anak, makanya kita hentikan dulu sementara PTM ini," terangnya.

Baca juga: Dalam Sepekan, Jumlah Pasien Covid-19 di RS Polri Kramat Jati Meningkat 45 Persen

Kendati demikian, Jamal tidak menampik bahwa penerapan PJJ tersebut mendapat pro dan kontra dari pihak orangtua siswa.

Namun ia mengharapkan, orangtua siswa dapat mengerti kebijakan yang diterapkan pemerintah, demi keselamatan dan kesehatan para siswa dan siswi.

"Ya kita sudah memberikan sosialisasi kepada orangtua soal penerapan PTM yang diubah menjadi PJJ ini," ucapnya.

Baca juga: Sejarah Imlek di Indonesia, Dilarang Seoharto usai Tragedi G30S/PKI, Diizinkan Kembali di Era Gusdur

"Memang ada beberapa orangtua yang mengkomplain soal penutupan PTM ini, tapi kita minta kepada mereka agar bijak menyikapi ketentuan yang diambil pemerintah, demi keselamatan masyarakat," tutup Jamaluddin. (M28)

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved