Berita Internasional
Suku Bunga Dipangkas, Inflasi di Turki Diproyeksikan Bakal Capai Angka 40 persen
Sebelumnya tingkat inflasi Turki mencapai 36,1 persen pada bulan Desember 2021, angka tersebut tertinggi sejak awal 19 tahun pemerintahan Erdogan
Laporan Wartawan Tribun Network, Ismoyo
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Turki, Nureddin Nebati mengatakan kepada para ekonom, bahwa perkiraan tingkat inflasi di negaranya akan mencapai puncaknya sekitar 40 persen di bulan-bulan mendatang.
Namun angka inflasi ini dipastikan tidak melampaui 50 persen di tahun ini.
Sebelumnya tingkat inflasi Turki mencapai 36,1 persen pada bulan Desember 2021, angka tersebut tertinggi sejak awal 19 tahun pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Baca juga: Inflasi di Jakarta pada November 2021 Relatif Terjaga dan Lebih Rendah Dibandingkan Tahun Sebelumnya
Seperti dilansir Tribunnews dari Bloomberg, ekspektasi bank sentral Turki terkait inflasi untuk 12 bulan ke depan bakal melonjak menjadi 25,37 persen dari 21,39 persen.
Tetapi, beberapa bank Wall Street memperkirakan inflasi melampaui 50 persen.
Baca juga: Musim Dingin, Komite Nasional Rakyat Palestina Salurkan Logistik Buat Pengungsi di Lebanon dan Turki
Lonjakan harga diakibatkan oleh bank sentral Turki yang memangkas suku bunga acuan sebesar 500 basis poin dalam empat pertemuan berturut-turut.
Pelonggaran agresif diminta oleh Erdogan, yang berpendapat bahwa suku bunga yang lebih rendah akan menahan harga konsumen dan mendorong pertumbuhan.
Depresiasi Lira (mata uang Turki) dan kenaikan harga energi global adalah pendorong terbesar inflasi.
Mata uang Turki kehilangan sebanyak setengah nilainya dalam tiga bulan sebelum stabil, setelah pemerintah memperkenalkan langkah-langkah darurat pada bulan Desember.
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Bahas Kerja Sama dengan Presiden Israel
Bank sentral Turki juga telah menjanjikan insentif bagi perusahaan yang mengkonversi rekening mata uang asing dan deposito emas menjadi deposito berjangka dalam lira Turki.
Nebati mengharapkan langkah-langkah tersebut dapat menghasilkan 10 miliar dolar AS aset perusahaan yang dikonversi ke lira, sehingga dapat membantu mendukung mata uang nasionalnya.