OTT KPK
Boyamin Saiman: KPK Sekarang Tidak Bermutu, Cuma Tangkap Bupati Receh
Dia menilai, operasi senyap yang belakangan ini dilakukan oleh KPK, hanya untuk menggambarkan lembaga antirasuah itu sedang bekerja.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyoroti gencarnya operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di awal 2022.
Boyamin menilai, OTT yang dilakukan KPK berkurang mutunya.
Dia menilai, operasi senyap yang belakangan ini dilakukan oleh KPK, hanya untuk menggambarkan lembaga antirasuah itu sedang bekerja.
Baca juga: Nomor Polisi Lima Mobil Arteria Dahlan Sama, IPW: Ini Pelanggaran Hukum, Polisi Jangan Diam!
"KPK memang kemudian tidak bermutu sekarang, semakin menurun pemberantasan korupsinya."
"Pertama dulu menggembar-gemborkan pencegahan, namun sekarang hanya retorika enggak ada hasilnya, enggak ada sistemnya seperti apa sampai dua tahun ini."
"Maka supaya kelihatan bekerja ya maka melakukan penangkapan," kata Boyamin melalui tayangan video kepada Tribunnews, Jumat (21/1/2022).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 20 Januari: Rekor Tertinggi di 2022, Pasien Positif Tambah 2.116 Orang
Belakangan ini banyak kepala daerah sekelas bupati dan wali kota dicokok KPK, karena diyakini bermufakat jahat.
Seperti, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi; Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud, dan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin. Ada juga hakim PN Surabaya Itong Isnaini.
Berkurangnya mutu KPK dalam OTT ini, kata Boyamin, sebab menurutnya menangkap kepala daerah merupakan hal mudah.
Baca juga: KPU Berharap DPR Putuskan Jadwal dan Tahapan Pemilu 2024 pada Masa Sidang Saat Ini
Alasannya, karena memang banyak kepala daerah yang diyakini korupsi.
"Kalau mau melakukan penangkapan, jangankan seminggu sekali, sehari sekali saja bisa."
"Karena ini memang banyak unsur kepala daerah yang terjerat kasus korupsi dan segala macamnya itu."
Baca juga: Lima Mobilnya Punya Pelat Nomor Sama, Arteria Dahlan Bilang Itu Cuma Tatakan
"Sehingga pada posisi berikutnya adalah saya berharap KPK berkurang lah untuk sekadar bekerja begini, karena apa pun pasti dapat target."
"Kalau istilah saya itu berburu di kebun binatang sudah pasti dapat," paparnya.
Kantor Gubernur Khofifah Digeledah KPK Cari Bukti Hibah, Ini yang Ditemukan |
![]() |
---|
Petugas Bawa 3 Koper Besar dari Ruang Kerja Gubernur Jatim, KPK Buka Peluang Periksa Khofifah |
![]() |
---|
Tersandung Kasus Suap Unila, Muhammad Basri Tak Dilantik Jadi Ketua Senat |
![]() |
---|
Borok Jalur Mandiri Terungkap, Rektor Unila Pasang Tarif Ratusan Juta per Mahasiswa |
![]() |
---|
KPK Tetapkan Rektor Unila Tersangka, Modus Patok Tarif Rp 100 – Rp 350 Juta saat PMB |
![]() |
---|