Kesehatan

Jangan Remehkan Gangguan Kesehatan Mental, Dampaknya Bisa Sampai Timbulkan Kematian

Beban mental masa lalu yang tersimpan, sering mempengaruhi seseorang secara signifikan di masa depan.

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Dian Anditya Mutiara
UC Berkeley News
Ilustrasi - Beban mental masa lalu yang tersimpan, sering mempengaruhi seseorang secara signifikan di masa depan 

Lebih lanjut ia kembali menjelaskan, mengacu data terakhir World Health Organization (WHO), penyebab disabilitas utama di dunia bukanlah kelumpuhan fisik, tetapi depresi

Hal itu, dikarenakan titik kumpulan beban mental sudah begitu beratnya, sehingga tidak bisa lagi ditangani.

Masih menurut WHO, kontribusi terbesar penyebab bunuh diri adalah karena depresi dan alkohol. Jumlahnya diperkirakan mencapai 60 persen dari penyebab bunuh diri.

Bahkan, Indonesia diperkirakan menjadi Negara di Asia Tenggara dengan jumlah kematian tertinggi akibat bunuh diri.

“Kenyataan tersebut perlu diwaspadai karena depresi atau stres, trauma, bisa menyerang kapan saja, dan siapa saja tanpa kecuali," kata Coach Rheo.

Dia menambahkan, merebaknya pandemi Covid-19, juga memunculkan berbagai persoalan, mulai dari masalah moral, sosial, dan ekonomi. 

Munculnya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), meningkatnya kasus kriminilitas, kesenjangan sosial baru, hingga tingkat perceraian yang tinggi.

"Timbulnya berbagai distabilitas patologi sosial ini akibat masyarakat kurang siap menerima keadaan. Putus asa menjalani kehidupan, trauma dan akhirnya mengalami depresi," kata Coach Rheo.

Sementara itu, terkait  DoaTrto yang diperkenalkan Coach Rheo, adalah metode terapi baru yang awalnya diterapkan pada dirinya sendiri.

Ia mengaku, cara ini berhasil membantu membuang beban emosi dalam dirinya.

"Empirisme pribadi ini yang kemudian saya terapkan untuk membantu banyak orang. Bagi saya ini sebuah berkat yang memberi manfaat bagi kehidupan sesama," ujar Coach Rheo.

Ia pun mengklaim, dari banyak wawancara yang ia lakukan kepada para peserta yang mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder),  mereka dapat kembali pada zona nyaman atau netral.

Metode terapi yang dilakukannya pun tidak lebih dari 60 menit, mereka yang mengalami beban emosi akibat PTSD bisa langsung netral.

Bahkan, mereka tanpa harus menceritakan detail permasalahan yang dihadapi, beban emosi bisa dilepaskan.

"Netral adalah trauma terkait persoalan yang dialami seseorang akan kembali di titik nol. Ibarat bayi baru lahir tanpa luka," kata pria bernama Caezarro Rey Abishur itu 

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved