Virus Corona

Prediksi Puncak Kasus Omicron Bakal Terjadi pada Awal Februari, Luhut: Jangan Panik dan Tetap Kompak

Omicron telah teridentifikasi di 150 negara, dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara di dunia.

Tribunnews.com
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari 2022. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari 2022.

Hal itu disampaikan Luhut saat menggelar konferensi pers bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin secara virtual, Rabu (12/1/2022).

Ditranskrip dari akun YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, berikut ini pernyataan lengkap Luhut soal kasus Omicron di Indonesia:

Presiden beberapa jam yang lalu memerintahkan kami berdua dengan Menter Kesehatan, untuk memberikan penjelasan kepada publik tentang perkembangan kasus Covid-19, dan langkah antisipasi menghadapi varian Omicron.

Omicron telah teridentifikasi di 150 negara, dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara di dunia, seperti di Amerika, di Inggris, di Eropa, dan negara lain.

Indonesia bukan tidak mungkin dapat mengalami hal yang sama, dan kami melihat sudah ada tanda-tanda mulai masuk di Indonesia, karena ada peningkatan data yang akan saya jelaskan kemudian.

Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita semua harus waspada menghadapi ini, karena pengalaman kita menghadapi delat Varian kemarin.

Hari ini jumlah kasus mencapai 802 kasus, tetapi sebagian besar masih disumbangkan oleh PPLN.

Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. Oleh karenanya, kami sekali lagi mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian dulu keluar negeri dalam 2-3 minggu depan, untuk menjaga penularan yang makin cepat dari luar negeri.

Kami akan terus memonitor secara ketat perkembangan, dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.

Perawatan di rumah sakit akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert atau siaga utama, ketika BOR mendekati 20-30 persen di rumah sakit.

Dari hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.

Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari.

Sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan, sehingga nanti strateginya juga akan berbeda dengan varian Delta.

Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron.

Tingkat vaksinasi kita sudah tinggi, jauh lebih tinggi daripada bulan Juli tahun lalu.

Kapasitas testing dan tracing kita juga lebih tinggi, jauh lebih tinggi daripada tahun lalu.

Sistem kesehatan kita juga sudah lebih baik, dalam hal obat-obatan, termasuk Molnupiravir dari Merck yang sudah didatangkan oleh Menteri Kesehatan,

Tempat tidur di rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat, jauh lebih bagus saat ini.

Dengan berbagai kesiapan tersebut, dan belajar dari pengalaman yang lalu, saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain, namun syaratnya kita semua harus disiplin dan kompak.

Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan.

Dan saya berharap, kita semua sekali lagi kompak, tidak perlu saling menyalahkan, karena ini memang sesuatu yang tidak bisa dihindari, tapi kita bisa memitigasi sehingga dalam keadaan yang terkendali atau dampak yang minimal.

Sebagai penutup, saya sampaikan sekali lagi, kasus kemungkinan akan naik, tapi kita jangan panik.

Kita harus tetap waspada dan terus bekerja sama.

Kita harus bersatu dan menghadapi musuh bersama, yaitu varian Omicron. Karena hanya dengan bersatu, kita bisa mengatasi gelombang baru dan keluar dari pandemi Covid-19 ini. (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved