Kisah Khansa Syahlaa, Putri Berusia 15 Tahun, Berhasil Mendaki 3 Puncak Gunung Tersulit di Sulawesi

Ekspedisi  ini merupakan rangkaian program "7 Longest Indonesia" atau pendakian dengan 7 rute terpanjang di Indonesia.

Penulis: Mohamad Yusuf | Editor: Mohamad Yusuf
Dok. Khansa Syahlaa
Khansa Syahlaa, remaja putri berusia 15 tahun berhasil mendaki tiga gunung di Sulawesi Selatan yaitu Puncak Gunung Toelangi (3.016 mdpl), puncak Gunung Balease (2.984 mdpl), dan puncak Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) yang terbentang luas di wilayah Masamba dekat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kisah Khansa Syahlaa, remaja putri berusia 15 tahun membuat decak kagum.

Pasalnya, di usianya yang masih terbilang muda itu telah berhasil berhasil mencapai 3 puncak yang dikenal paling sulit didaki tanah Celebes atau Sulawesi.

Khansa menjajaki tiga gunung yang berada di Sulawesi Selatan yaitu Puncak Gunung Toelangi (3.016 mdpl), puncak Gunung Balease (2.984 mdpl), dan puncak Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) yang terbentang luas di wilayah Masamba dekat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.

Khansa Syahlaa, remaja putri berusia 15 tahun berhasil mendaki tiga gunung di Sulawesi Selatan yaitu Puncak Gunung Toelangi (3.016 mdpl), puncak Gunung Balease (2.984 mdpl), dan puncak Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) yang terbentang luas di wilayah Masamba dekat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Khansa Syahlaa, remaja putri berusia 15 tahun berhasil mendaki tiga gunung di Sulawesi Selatan yaitu Puncak Gunung Toelangi (3.016 mdpl), puncak Gunung Balease (2.984 mdpl), dan puncak Gunung Kabentonu (2.886 mdpl) yang terbentang luas di wilayah Masamba dekat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. (Dok. Khansa Syahlaa)

Khansa mendaki bersama sang Ayah, Aulia Ibnu bersama tim dari Organisasi Pecinta Alam Kirana Sawerigading.

Ekspedisi  ini merupakan rangkaian program "7 Longest Indonesia" atau pendakian dengan 7 rute terpanjang di Indonesia.

Siswi yang duduk di kelas 1 SMA Labschool Rawamangun, Jakarta Timur ini mengambil rute melalui Desa Bantimurung, kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan selama 12 hari yaitu dari 21 Desember hingga 1 Januari 2022.

Praktik metode survival dalam pendakian

Mereka berhasil mencapai Puncak Toelangi di hari ke-5 dan Puncak Balease di hari ke 6.

Karena memakan waktu belasan hari dengan medan yang sulit dan sumber daya air yang terbatas metode survival dan strategi yang matang diterapkan dalam pendakian ini.

Seperti menanam logistik dan menampung air hujan untuk minum demi bertahan.

Setelah Puncak Balease dimulailah pembukaan jalur menuju Puncak Kabentonu yang sudah tertutup karena sudah bertahun-tahun lalu (2012) terakhir didaki.

Salah satu hal yang tersulit. Dibutuhkan 2 hari hanya untuk membuka jalur menuju camp terakhir yang berjarak sekitar 1,3 km menuju puncak. Sehingga mereka memutuskan untuk melakukan pendakian tektok.

Summit attack, lalu langsung turun kembali ke camp. Meninggalkan barang-barang di tenda dan hanya membawa yang penting.

Kabut yang sangat tebal membuat proses pembukaan jalur menjadi lebih sulit. 

"Buka jalurnya sih paling berat untuk pendakian ini, rapat banget. Berkabut terus jadi kami mengandalkan GPS dan offline maps. Luar biasa banget deh," kata Khansa, di Jakarta, Minggu (9/1/2022).

Pada pukul 15.00 mereka baru sampai di titik Puncak Kabentonu, namun ternyata belum sampai di titik tertingginya, karena Kabentonu sendiri memiliki 4 puncak.

Saat itu ada 2 pilihan, turun kembali ke camp dan  kembali besok atau bertahan hingga pagi untuk mencari puncak sejati.

Karena perkiraan Puncak Kabentonu yang tertera di gps dan offline maps hanya sekitar 195 meter lagi, mereka pun memutuskan untuk tinggal.

Bermodalkan 1 tenda, 1 flysheet (pelindung tenda terbuka) dan makanan seadanya untuk dibagi 11 orang.

"Saat itu sih menurutku yang paling seru. Bener-bener praktek survival. Bagaimana caranya bertahan dan pulang selamat bersama-sama. Bermalam dalam kondisi angin yang kencang dan dingin banget kayak menusuk tulang," kata Khansa.

"Tidurnya pun tanpa sleeping bag, matras, pakai baju lapangan yang udah basah dan logistik juga minim. Aku inget 3 minuman sereal, 5 mie instan, wafer, beberapa kaleng susu dan jelly. Tapi semua tuh ngga ada yang nyerah, tekadnya masih kuat banget," tambahnya.

Baca juga: Cara Cek Penerima BSU Rp1 Juta Lewat bsu.kemnaker.go.id atau WhatsApp dan Cara Pencairannya

Baca juga: Kisah Keluarga Komplotan Copet Asal Jakarta Beraksi di Sirkuit Mandalika, Ayah, Ibu, Anak, Tersangka

Keesokan harinya cuaca cerah dan akhirnya mereka berhasil mencapai puncak Kabentonu pada tanggal 29 Desember 2022 diliputi suasana tangis haru dan bahagia.

Menjumpai ular, bangkai anoa hingga hutan lumut yang menakjubkan.

Sepanjang perjalanan Khansa harus melewati vegetasi yang rapat dan lembab.

Membuat belasan pacet penghisap darah kerap hinggap.

Tak hanya itu ia juga sempat menginjak ular berwarna hitam saat di jalur.

Sang ayah Aulia menyampaikan "Kami lagi di jalur, tiba-tiba entah itu ular melintas jadi berpapasan, terinjak sama Khansa. Kejadiannya cepet banget, Alhamdulillah ngga sampai tergigit."

Aulia juga menambahkan mereka sempat menjumpai bangkai anoa yang belum lama mati dan juga telaga yang seakan tak pernah tersentuh.

Hutan lumut yang menakjubkan seperti di negri dongeng juga terhampar indah.

Hijau seperti tak pernah terjamah. Padang savana pun bisa didapati di jalur menuju Puncak Kabentonu.

Bunga edelweis dan jamur berwarna-warni mudah pula ditemui di sepanjang rute. Mereka juga sempat singgah di Danau Karoue yang indah dan sungai Tambuke yang besar di jalur pulang.

Sungai yang disebut penyelamat karena di hari terakhir mereka sudah sangat kelelahan dan nyaris kehabisan air saat tiba di sana.

"Di jalan pulang menuju desa terakhir itu, kami udah capek sekali. Logistik air juga sudah dihemat-hemat banget, ternyata kami sampai juga di sungai besar, Tambuke namanya. Allahu Akbar!  Kami langsung mandi-mandi, minum, istirahat. Alhamdulillah kami jadi kembali bugar," pungkas Aulia sambil tersenyum.

The 7 Longest Indonesia

Butuh waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan penjelajahan ini.

Medannya terkenal sulit di kalangan pegiat alam bebas. Khansa melakukan latihan fisik rutin dan beberapa kali maraton pendakian seperti 7 Summits Sembalun, 7 Summits Wonosobo, Bandung, dan pendakian Gunung Lawu.

Expedisi kali ini merupakan yang ke-6 dari rangkaian perjalanan 7 gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Indonesia yang telah dicapai Khansa.

Pegunungan itu adalah Leuser di Aceh,  Argopuro di Jawa Timur, Gandang Dewata di Sulawesi Barat, Gunung Sojol di Sulawesi Tengah, dan Gunung Patah di Bengkulu. Rata-rata lama penjelajahan sebelumnya tersebut bisa mencapai 7 hingga 10 hari di dalam rimba.

Rencananya setelah ini, Khansa akan kembali melakukan pendakian ke Gunung Trikora di Papua sebagai akhir penutup program tersebut.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved