Harga Sembako

Pedagang Makanan Ubah Strategi untuk Menyiasati Kenaikan Harga Telur Ayam Ras

Kenaikan harga telur ayam ras membuat pedagang makanan harus putar otak dalam menyiasati agar tak rugi.

Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Valentino Verry
WARTA KOTA/ZAKI ARI SETIAWAN
Ilustrasi - Kenaikan harga telur ayam ras akhir-akhir ini membuat pedagang makanan pusing. 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Naiknya harga telur perkilogram ternyata membuat para pedagang makanan menjerit, salah seorang diantaranya Lili Ernawati (48).

Wanita yang sudah 10 tahun berdagang lontong sayur ini mengeluhkan tingginya harga telur yang mencapai Rp 33.000 perkilogramnya pada saat Natal dan Tahun Baru ini.

Baca juga: Luruskan soal Tolnya Jokowi, Yunarto Wijaya Pastikan Semua Kebijakan Pemimpin Bisa Dinikmati Warga

"Kita dagang kan pastinya pengin untung, tapi kalau harga bahannya sudah mahal banget begini, ya bingung juga lah mau untung kayak gimana," katanya kepada TribunnewsDepok.com di Pasar Agung, Sukmajaya, Kota Depok, Minggu (2/1/2022).

Lili mengatakan, dirinya mencoba menyiasati agar dagangannya tetap laris.

Bukan menaikan harga, sebab, cara itu dinilai Lili dapat mengaburkan para langganan setianya yang selama ini selalu memercayakan tangan Lili dalam meramu lontong sayur.

Baca juga: Kas Hartadi Akui Dipegang Shin Tae-yong, Performa Timnas Indonesia Meningkat

"Saya belinya (telur) sekilo-sekilo aja, biasanya kan bisa sampai dua kilogram, tapi karena mahal jadi belinya dikit,” ujarnya.

“Selain itu, saya coba cari telur yang ukurannya kecil-kecil, kalau biasanya saya pilih yang sedang," paparnya.

Namun kini, Lili mengaku dirinya sudah mulai tenang lantaran harga telur ayam curah sudah mulai menunjukkan penurunan dari sebelumnya yakni dari Rp 32.000 per kg menjadi Rp 28.000 per kg.

"Saya berharapnya bisa kembali normal jadi Rp 22.000 per kg lagi ya," katanya.

Baca juga: Tiba di Tanah Air, Penggawa Timnas Indonesia Langsung Karantina di Hotel Bintang Lima

Dengan menjulangnya harga telur per kg, Lili mengaku keuntungan yang didapatnya sangat tipis atau berbeda dengan sebelumnya.

Namun begitu, Lili tak sampai menutup dagangannya itu meski harga yang dibandrol para pedagang telur sangatlah tinggi.

"Cari duit kan tetap harus paling ya itu, pintar-pintar kita aja gimana mengaturnya, semoga aja bisa kembali ke harga normal," ujarnya.

Sedangkan Wari (40) mengatakan dirinya tetap membeli telur meski harga yang ditawarkan cukup menguras kantong.

Baca juga: Chandra Asri Raih Penghargaan dari Kementerian LHK

"Anak saya suka telur dan telur juga kan gampang ya diolahnya. Kalau lagi malas masak, anak-anak bisa dibuatkan telur," ujarnya.

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved