2022, Gangguan Lalu Lintas Kian Beragam
Gangguan terhadap upaya mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas) akan semakin beragam.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Indonesia Traffic Watch (ITW) memprediksi kondisi lalu lintas di tanah air khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta pada 2022 tidak akan lebih baik dari tahun 2021.
Bahkan ancaman gangguan terhadap upaya mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas) akan semakin beragam.
Ketua Presidium ITW Edison Siahaan menyebutkan gangguan terhadap kamseltibcarlantas di 2022 bukan hanya akibat populasi kendaraan yang tidak terkendali sehingga ruas dan panjang jalan yang ada tak lagi mampu menampungnya.
Apalagi pemerintah belum melakukan moratorium sehingga setiap harinya jumlah kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang baru di DKI Jakarta bertambah kurang lebih 2000 unit.
"Atau hanya karena kesadaran tertib berlalu lintas yang masih rendah serta penegakan hukum yang belum maksimal maupun faktor human error. Sehingga berbagai bentuk pelanggaran lalu lintas seperti melawan arus, penyerobotan lampu merah, hingga pelanggaran peruntukkan kendaraan bermotor akan masih terus berlangsung," katanya.
Ataupun kata Edison, hanya karena kebijakan yang terkadang tidak komprehensif sehingga tidak menjadi solusi efektif dan parmanen.
"Misalnya, sebuah kebijakan tidak melibatkan semua steakholder, sehingga kerap menimbulkan salah pengertian di lapangan. Tetapi, dinamika demokrasi yang diwarnai aksi-aksi unjuk rasa di jalan sebagai pilihan untuk menyampaikan aspirasi dan berekspresi yang mengakibatkan kemacetan. Sehingga ke depan menjadi tantangan yang tak mudah bagi para penyelenggara dibidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan," ujar Edison.
ITW, kata Edison mengingatkan agar penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi masing-masing dengan tetap membangun koordinasi yang bersinergi.
Baca juga: Mano Poelking Mengaku Kesulitan Menebak Permainan yang Akan Ditampilkan Indonesia
Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Digital dibidang Kesehatan, Diagnosis jadi Lebih Cepat dan Akurat
Baca juga: Persis Solo Fokus Benahi Mental dan Matangkan Strategi Persiapan Hadapi Rans Cilegon FC di Final
"Bukan dengan mengedepankan ego sektoral sehingga tidak menjadi solusi efektif dan parmanen," ujarnya.
Misalnya, Polri sebagai penyelenggara dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi dan penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta pendidikan berlalu lintas, serta pengawalan, penjagaan maupun patroli lalu lintas, agar jangan hanya fokus pada penyiapan teknologi untuk melakukan penindakan dan pelayanan yang terkandang beraroma pencitraan.
Seperti ETLE, pelayanan SIM dan STNK maupun BPKB online dan lainnya.
"Tetapi Polri juga harus memaksimalkan upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat. Serta berupaya maksimal menjadikan keselamatan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi masyarakat khususnya pengguna jalan. Polri harus berupaya untuk menjadikan keselamatan lalu lintas menjadi materi kurikulum pendidikan nasional ditingkat sekolah dasar atau menengah," ujar Edison.
Agar masyarakat sejak dini sudah memiliki kesadaran hokum serta menjadikan keselamatan sebagai kebutuhan. Sehingga kata Edison, Polri tidak lagi perlu menggelar berbagai operasi lalu lintas seperti operasi Zebra, operasi Simpatik, operasi Patuh yang bahkan dijadikan menjadi kegiatan rutin.
Kemudian katanya tidak menjadikan produk registrasi sebagai souvenir atau buah tangan kepada perorangan, kelompok atau masyarakat lainya.
Baca juga: Masuk Nominasi UNWTO, Menteri Sandiaga Sebut Desa Wae Rebo Jadi Desa Kebangkitan Ekonomi Bangsa
Baca juga: Pedangdut Rani Zamala Nyanyikan Apakah Ini Cinta, Mengapa Lagu Barunya Pakai Iringan Musik K-Pop?