Berita Nasional

MUI Disarankan Ganti Anwar Abbas usai Kritik Jokowi soal Ketimpangan Masyarakat di depan Umum

Arif Bawono, menilai sikap Anwar Abbas itu jauh dari adab seorang ulama dalam menghormati tamu dan juga pemimpin negara.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
ibadah.co.id
Wakil Ketua Umum MUI sekaligus salah satu Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Majelis Ulama Indonesia (MUI) disarankan mencopot Anwar Abbas dari jabatan Wakil Ketua. Hal ini menyusul kritik yang disampaikannya kepada Presiden RI Joko Widodo di depan umum saat menghadiri Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI pada Sabtu (11/12/2021) lalu.

Sekretaris Jenderal Rumah Gerakan 98 (Sekjen RG 98) Arif Bawono, menilai sikap Anwar Abbas itu jauh dari adab seorang ulama dalam menghormati tamu dan juga pemimpin negara.

Dalam Islam, kata dia, memuliakan tamu merupakan kewajiban.

“Jangankan mempermalukannya di depan umum, bahkan kita diizinkan membatalkan puasa sunnah semata-mata untuk menemani tamu bersantap di rumah kita,” kata Arif yang biasa disapa Boy ini berdasarkan keterangannya pada Senin (20/12/2021)

Baca juga: Harusnya Terbang Tadi Malam, Keberangkatan Tim Pengawasan Umrah Ditunda Sesuai Instruksi Jokowi

Baca juga: Anwar Abbas Kritik Jokowi di Depan Umum, Direktur Eksekuti SDR: Dahulukan Adab Dibandingkan Ilmu

Karena itu dia menilai, MUI perlu mencopot Anwar Abbas dan menggantinya dengan sosok yang lebih sejuk dan teduh. Jika Anwar ingin tampil heroik di mata oposisi, selayaknya tidak menunggangi MUI karena MUI seyogyanya merupakan payung bagi seluruh umat Islam, sekaligus mewakili kepentingan umat dalam berbicara dengan penguasa.

Boy berharap, Anwar Abbas sadar pada posisinya bahwa satu patah kata yang disampaikannya sebagai ulama, bisa diartikan sebagai fatwa oleh sebagian. Jika dia kerap berbicara keras demi popularitas, ada baiknya dia bergabung dengan partai atau kelompok oposisi saja.

“Tak perlu malu-malu dan stop tunggangi MUI untuk membenturkan umat dengan presiden. Saat ini kita sedang butuh ulama yang berhati sejuk yang mampu menyampaikan nasihat yang efektif kepada, namun memberikan rasa adem ke akar rumput,” kata Boy.

Baca juga: Hati Arie Untung Hancur Melihat Anaknya kini Terkulai Lemah di Rumah Sakit

Menurutnya, sebagai seorang ulama harusnya Anwar menyampaikan kritik kepada kepala negara dengan cara elegan. Dia tidak perlu mengumbar koreksi kepada penguasa, melainkan disampaikan secara langsung dan rahasia.

Sementara dari sisi konten, Boy menilai tidak ada yang istimewa dari lontaran Anwar. ”Tak heran jika Jokowi langsung menjawab tanpa teks. Sebab apa yang disebut kritikan Anwar Abbas itu sebenarnya sudah setengah jalan dilakukan koreksi dan solusinya di pemerintaan Jokowi ini,” ucapnya.

Boy lantas mengemukakan fakta, bahwa ujaran Anwar ini meskipun kosong namun kemudian menjadi sumber kegaduhan. Mereka yang merasa sebagai oposisi Jokowi lantas melihat ini sebagai aksi heroik.

Baca juga: Dianggap Sukses Stop Reklamasi, Anies Didukung Nelayan dan Masyarakat Pesisir jadi Capres

Kegaduhan pun terjadi dengan mengabaikan fakta kalau Jokowi telah menjawab langsung kritik tersebut. Di ruang publik seolah-olah Anwar Abbas ini berhasil membuka aib sebua rezim yang selama ini.

“Padahal kalau kita rajin baca, hal itu adalah persoalan yang terus terjadi sejak jaman orde baru. Justru di era Jokowi ini mulai ada perbaikan,” imbuhnya.

Dalam catatan Boy, ini bukan kali pertama Anwar membuat kegaduhan yang tak perlu. Sebelumya Anwar juga sempat viral karena dengan emosional menyatakan 'lebih baik Republik Indonesia saja yang dibubarkan' saat merespon tagar bubarkan MUI yang sedang trending kala itu.

Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyoroti ketimpangan yang terjadi pada masyarakat lapisan bawah dalam forum Kongres Ekonomi Umat II pada 2021. Menurutnya, selama ini telah terjadi kesenjangan ekonomi masyarakat.

“Masyarakat yang berada pada level usaha mikro dan ultra mikro tampak belum begitu terjamah terutama oleh dunia perbankan, sehingga kesenjangan sosial di tengah masyarakat semakin terjal,” ujar Anwar di Jakarta, Sabtu (11/12/2021).

Anwar menyoroti indeks gini ekonomi yang berada pada angka 0,39 dan dalam bidang pertanahan 0,59. Padahal jumlah usaha besar hanya 0,01 persen, dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 5.550 dengan total aset di atas Rp 10 miliar.

Baca juga: Hasil Survei Penghujung Tahun, Elektabilitas Prabowo Makin Ungguli Anies, Ganjar, hingga Airlangga

Lalu, usaha menengah sebanyak 0,09 persen dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 60.702, total aset lebih dari Rp 500 juta. Kemudian, usaha kecil jumlahnya hanya 1,22 persen dengan jumlah pelaku sebanyak 783.132, total aset diatas Rp 50 juta.

“Jadi total mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan adalah hanya sekitar 1,32 persen atau 849.334 pelaku usaha. Sementara jumlah UMKM besarnya adalah 98,68 persen dan itu boleh dikatakan belum diurus dengan baik,” jelas Anwar yang dikutip dari Tribunnews.com. (faf)

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved