Lifestyle
Kenali Gejala Diabetes, untuk Memastikan Tetap harus Periksa Kadar Gula Darah
Secara umum, penyandang diabetes lebih cenderung memiliki gejala dan komplikasi yang lebih parah ketika terinfeksi virus apa pun.
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Lilis Setyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Semua orang memiliki risiko yang sama terkena Covid-19.
Selama dua tahun pandemi Covid-19, sebagian besar kasus menunjukan gejala ringan-sedang.
Namun, bagi penyandang diabetes melitus (DM) lebih mungkin mengalami komplikasi serius akibat Covid-19.
Secara umum, penyandang diabetes lebih cenderung memiliki gejala dan komplikasi yang lebih parah ketika terinfeksi virus apa pun.
Baca juga: Segera Periksa Mata Ketika Terdeteksi Diabetes, Miliki Risiko 25 Kali Lipat Alami Kebutaan
Baca juga: Banyak Waktu Luang saat Pandemi Covid-19 Membuat Risiko Diabates dan Prediabetes dapat Meningkat
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta menunjukkan bahwa pasien dengan DM memiliki kemungkinan mendapat perawatan intensif lebih dari 2,5 kali dibandingkan populasi tanpa DM.
Kematian atau mortalitas pada pasien DM memiliki kemungkinan meningkat 2,5 kali dibandingkan pasien tanpa DM.
Berbicara pada rangkaian webinar #GoodKnowledgeGoodHealth bekerja sama dengan LSPR Communication & Business Institute, baru-baru ini, Dr. Rulli Rosandi, SpPD-KEMD, spesialis penyakit dalam di Good Doctor menyatakan, Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat gangguan dalam produksi insulin, dan atau gangguan fungsi insulin.
"Seseorang tidak langsung menjadi diabetes. Dimulai dari normal menjadi prediabetes lalu diabetes," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Wartakotalive.com, Sabtu (11/12/2021).
Baca juga: Fluktuasi Level Gula Darah Bisa Mengakibatkan Imunitas Tubuh jadi Lemah dan Mudah Terpapar Virus
Baca juga: Asal Gizinya Seimbang, Penyandang Diabetes Tidak ada Pantangan Makan
“Seseorang dikatakan diabetes apabila gula darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl, gula darah post pembebanan glukosa (GDPP) 200 mg/dl, dan Hba1C ≥ 6,5 %," imbuh dr. Rulli.
Seperti diketahui, ketika seseorang sudah menjadi diabetes, obat harus diminum seumur hidup agar gula darahnya normal.
Begitu obat berhenti, gula darah kembali tinggi.
Selain obat, pengendalian DM dengan pengaturan pola makan dan berat badan.
Baca juga: Atur Asupan Gula dan Gizi Anak Sejak Dini Sesuai dengan kebutuhannya
Baca juga: Chef Thomas Tirta: Gaya Hidup Sehat Tak Lagi Sekadar Tren, Masyarakat Mulai Selektif Soal Makanan
Hal ini untuk menghindari komplikasi yang terjadi akibat kenaikan gula darah yang tidak terkontrol.
Hampir seluruh organ penting tubuh seperti jantung, ginjal, mata, saraf akan terkena dampak dari DM ini.
Kolaborasi Le Minerale dan Cosmonauts Spacewear Luncurkan Koleksi T-shirt dari Botol Daur Ulang |
![]() |
---|
Sukses dengan Jam Tangan yang Mendunia, Parlent World Hadirkan Parlent Icon dan Parlent Alpha |
![]() |
---|
Teknologi Ortodontik Mutakhir dengan Teknik dan Perawatan Revolusioner dari Onesmile Aligners |
![]() |
---|
Tips Tampil Modis Bagi Kaum Hawa dengan Sepatu HighTop dari Sindy Lim |
![]() |
---|
Jadi Solusi Pilihan Alas Kaki Saat Musim Hujan, Inilah Tips Memilih Sandal Karet Agar Tetap PD |
![]() |
---|