Virus Corona

Surveillance Genomic Rendah, Epidemiolog Duga Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia

Indonesia, kata Dicky, saat ini masih tertinggal dari segi surveillance genomic.

Editor: Yaspen Martinus
Dokumentasi Pribadi Dicky Budiman
Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia, memprediksi varian baru Covid-19 Omicron sudah masuk Indonesia. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia, memprediksi varian baru Covid-19 Omicron sudah masuk Indonesia.

"Saya sih prediksi sudah. Itu enggak aneh."

"Karena apa? Ibaratnya kita ini mau menyaring kan harus disaring dengan kemampuan surveillance genomic."

Baca juga: Surati KSAD Minta Dikawal Prajurit TNI, Ini Alasan Legislator Nasdem Hillary Brigitta Lasut

"Bicara varian bukan tes PCR, tapi juga surveillance genomic," ungkapnya pada acara talkshow secara virtual, Senin (6/12/2021).

Indonesia, kata Dicky, saat ini masih tertinggal dari segi surveillance genomic. Saat ini Indonesia masih memiliki angka di 0,2 persen dari persentasi total kasus Covid-19.

Artinya, kata Dicky tidaklah mengherankan jika sudah ada 40 negara yang telah dimasuki varian ini.

Baca juga: Usai Sosialisasi, Delapan Mantan Pegawai KPK Ogah Jadi ASN Polri, 4 Oang Belum Kasih Keputusan

Negara tersebut telah memiliki surveillance genomic di atas Indonesia.

"Ini masalah waktu saja. Kalau pun sudah ditemukan, enggak usah panik juga."

"Sekali lagi yang penting, strategi sudah punya. Tinggal melakukan," ucap Dicky.

Baca juga: Anggap Kapolri Berniat Serius Berantas Korupsi, Novel Baswedan Terima Tawaran Jadi ASN Polri

Dicky menuturkan, ada anggapan yang harus diluruskan dalam menghadapi varian Omicron ini.

Saat ini ada beberapa pihak yag mengatakan varian Omicron menyebabkan angka kematian cukup kecil. Menurut Dicky, hal inilah yang harus diluruskan.

"Bukan seperti itu. Sebagai peneliti dan praktisi, varian ini punya ancaman beban keuangan negara, beban kesehatan."

Baca juga: Mahfud MD: Kenapa Masih Banyak Korupsi? Mungkin Namanya Demokrasi, tapi Praktiknya Oligarki

"Dan ini yang akan menjadi beban negara dan dunia," tuturnya.

Menurutnya, indikator ini yang disebut ancaman tsunami Long Covid-19 dua hingga tiga tahun ke depan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved