Waspada, Ribuan Sumur Resapan di DKI Berpotensi Jadi Sarang Nyamuk DBD

Karena itulah, 15 dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) membuat petisi di laman change.org

Diskominfotik Provinsi DKI Jakarta
Seorang pekerja sedang membuat sumur resapan atau drainase vertikal di salah satu kawasan di Jakarta. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Ribuan sumur resapan atau drainase vertikal yang dibangun Pemprov DKI di sejumlah trotoar dan jalan, disebut berpotensi menebar ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) ke warga. 

Sebab keberadaan sumur resapan disinyalir dapat menjadi sarang bertelurnya nyamuk di musim penghujan ini, termasuk nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah dengue (DBD)

Karena itulah, 15 dokter alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) membuat petisi di laman change.org, meminta agar Anies Baswedan menghentikan pembangunan sumur resapan di DKI.

Hal itu diungkapkan akademisi Ade Armando yang juga pegiat media sosial dalam videonya yang tayang di akun YouTube, Cokro TV, dan dilihat Wartakotalive.com, Selasa (30/11/2021).

"Anies Baswean tampaknya tak berhenti menimbulkan masalah. Kali ini soal pembangunan sumur resapan, Anies memerintahkan pembangunan sumur resapan di banyak titik untuk menanggulangi banjir," kata Ade.

Sumur-sumur itu katanya dibangun di jalan-jalan atau trotoar. Melalui sumur itu air yang datang tertumpah di jalan dan trotoar diharapkan akan meresap ke dalam tanah.

"Direncanakan setahun ini saja Akan ada lebih dari 20.000 sumur seperti itu dibangun. Langkah ini mengejutkan. Banyak orang kaget ketika tiba-tiba saja banyak trotoar yang sudah terbangun rapi, dibongkar untuk membangun sumur resapan. Seolah tidak ada rencana dan koordinasi sejak awal," papar Ade.

"Namun kali ini ada peringatan yang jauh lebih serius. Sekitar 15 dokter senior alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membuat petisi yang meminta Pemprov DKI menghentikan pembangunan sumur-sumur resapan itu. Mereka khawatir sumuR resapan semacam itu, bisa menjadi sumber penyakit demam berdarah," kata Ade.

Baca juga: Kritik Sumur Resapan, Ketua DPRD DKI Jakarta: Tidak Efektif, Merusak Jalan, dan Ganggu Lalu Lintas

Baca juga: Sumur Resapan Anies Tebar Ancaman DBD, 15 Dokter Alumni FKUI Bikin Petisi

Baca juga: Selain Dianggap Proyek Bodoh, Sumur Resapan di Jakarta Dinilai Hanya Habiskan Anggaran Saja

Petisi itu sampai hari ini katanya masih ada di laman change.org. Ade juga menghimbau semua masyarakat untuk ramai-ramai menandatangani petisi berjudul 'Tunda pembuatan sumur resapan di Jakarta' tersebut.

"Para dokter itu secara jujur menyatakan ancaman penyakit berdarah itu memang masih bersifat asumsi dan masih perlu dibuktikan. Namun dengan logika sederhana saja kita sudah layak kuatir bahwa akibat itu sangat mungkin terjadi. Jadi daripada masyarakat Jakarta nantinya harus berurusan dengan sebuah endemi yang sebenarnya bisa dicegah, mungkin ada baiknya pembangunan sumur resapan untuk sementara ditunda dulu," kata Ade.

Ia mengatakan konten videonya ini akan merujuk pada penjelasan para dokter tersebut.

Menurut para dokter kata Ade, rencana itu bisa sangat berbahaya. Sumur resapan itu sedianya menampung air yang kemudian akan meresap ke tanah.

"Namun penyerapan air ke tanah itu, bisa cepat, tapi bisa juga lama. Yang jadi masalah adalah kalau air hujan itu, kemudian tertampung di sumur untuk waktu yang lama. Di dalam petisi ditampilkan foto sebuah sumur resapan, yang terlihat berisi air walau sudah 1 hari tidak hujan," ujarnya.

Pada tutup sumur resapan kata Ade ada 12 Lubang berdiameter sekitar 5 cm untuk masuknya air.

"Lubang itulah yang akan menjadi jalan bagi masuk keluarnya nyamuk. Dengan kata lain sumur sumur resapan itu bisa menjadi semacam peternakan nyamuk. Tentu saja bisa beragam nyamuk berternak di sana. Bisa nyamuk biasa tapi bisa juga nyamuk aedes penyebar demam berdarah atau jenis lainnya," kata Ade.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved