Virus Corona

Epidemiolog Pastikan Vaksin Masih Efektif Hadapi Varian Omicron, Cakupan Harus Lebih 90 Persen

Dicky menambahkan, Vaksin Covid-19 masih cukup efektif menghadapi varian ini.

Editor: Yaspen Martinus
Dokumentasi Pribadi Dicky Budiman
Dicky Budiman, epidemiologi dari Griffith University Australia mengatakan, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menghadapi varian Covid-19 Omicron asal Afrika Selatan. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Dicky Budiman, epidemiologi dari Griffith University Australia mengatakan, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menghadapi varian Covid-19 Omicron asal Afrika Selatan.

Pertama, melakukan mitigasi yang tepat. Sejauh ini Dicky berpendapat pemerintah sudah benar melakukan PPKM bertingkat.

Begitu pula pada libur Natal dan Tahun Baru mendatang, yang telah menetapkan regulasi soal pembatasan.

Baca juga: Ahmad Zain An-Najah Diciduk Densus 88, MUI Bakal Libatkan Polri dalam Rekrut Anggota

Namun, ada yang harus dilakukan lagi, yaitu percepatan program vaksinasi Covid-19.

"Penting sekali, karena kasus Omicron ini dominan pada orang yang belum divaksinasi di Afrika Selatan," ungkapnya saat ditanyai Tribunnews, Sabtu (27/11/2021).

Dicky menambahkan, Vaksin Covid-19 masih cukup efektif menghadapi varian ini.

Baca juga: Hukuman Bertambah Berat Jadi 9 Tahun Penjara, Edhy Prabowo Ajukan Kasasi

Namun, ia menekankan lagi, efikasi yang dimaksud adalah mencegah keparahan dan angka kematian.

Efikasi vaksin Covid-19 tidak sampai untuk mencegah terinfeksi atau menularkan pada orang lain.

Dicky pun menyarankan pemerintah mengupayakan percepatan program vaksinasi.

Baca juga: Mulai 1 Desember, Penerbangan dari Indonesia Bisa Langsung ke Arab Saudi Tanpa Syarat Vaksin Booster

"Cakupannya harus lebih dari 90 persen menurut saya."

"Kedua adalah penerapan 3T, 5M, dan survelen genomic dan survelen lainnya di bawah payung PPKM bertingkat, harus ditingkatkan di akhir tahun sampai 2022," sarannya.

Ia pun menekankan untuk tidak panik secara berlebihan. Karena, vaksinasi terhitung masih efektif dalam melindungi keparahan dan kematian.

Baca juga: UU Cipta Kerja Bertentangan dengan UUD 1945, DPR: Beri Kami Waktu Mengkaji dan Pelajari Putusan MK

"Kabar baiknya, saat ini Pzier dan Moderna bekerja membuat booster untuk varian baru ini."

"Tapi butuh 100 hari, hingga 100 hari ke depan adalah rawan," paparnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved