Berita Daerah

Lahir dari Sebuah Filosofi Tahun 80-an, Warta Kopi Manjakan Wisatawan Lewat Secangkir Kopi

Lahir dari Sebuah Filosofi Tahun 80-an, Warta Kopi Manjakan Wisatawan Lewat Secangkir Kopi dan Indahnya Pemandangan Alam. Berikut Selengkapnya

Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Suasana Warta Kopi yang terletak di Dafam Hotel Wonosobo, Jawa Tengah pada Senin (15/11/2021) 

WARTAKOTALIVE.COM, WONOSOBO - Bersantap sembari menikmati indahnya pemandangan menjadi satu di antara beragam daya tarik yang ditawarkan Warta Kopi.

Terletak di antara perbukitan, restoran yang terletak di Dafam Hotel Wonosobo ini memanjakan lidah sekaligus mata para pelanggannya.

General Manager Dafam Hotel Wonosobo Hendry Setiawan mengatakan, Warta Kopi memiliki filosofi tersendiri yang diambil dari situasi pada tahun 1980-an.

Ketika itu, di sebuah desa di daerah Blora, Henry mengatakan dirinya kerap diajak sang ayah untuk bersantai di Warta Berita yang ternyata sebuah rumah milik seorang petani di kawasan tersebut.

“Setelah saya selidiki ternyata Warta Berita itu adalah sekumpulan petani lokal yang bersantai selepas magrib dengan bercengkerama sembari minum di salah satu rumah petani, dengan sajian makanan ringan dan obrolan tentang politik dan juga pertanian,” katanya kepada Warta Kota beberapa waktu lalu di Warta Kopi, Dafam Hotel Wonosobo, Jawa Tengah.

Hadirnya Warta Kopi ini diakui Henry sebagai upaya dari Dafam Hotel Wonosobo untuk mengakomodir warga Wonosobo maupun tamu yang menginap, untuk bisa bersantai sembari menikmati suasana dan juga makanan dan minuman yang mengisi daftar menunya.

“Kita ingin mengakomodir kebutuhan warga Wonosobo untuk lebih bercengkerama dengan makanan-makanan jadul tapi rasanya mantap,” beber Henry.

Suasana Warta Kopi yang terletak di Dafam Hotel Wonosobo, Jawa Tengah pada Senin (15/11/2021)
Suasana Warta Kopi yang terletak di Dafam Hotel Wonosobo, Jawa Tengah pada Senin (15/11/2021) (Warta Kota)

Baca juga: Produk Kuliner hingga Kopi Asli Indonesia Diharapkan Mampu Berkompetisi di Wilayah Pasifik

Baca juga: Berkaca pada Solong Coffe, Sandiaga Uno Yakini Indonesia Jadi Episentrum Kopi Dunia

Seperti namanya, Warta Kopi juga tentunya menghadirkan minuman kopi yang diambil dari biji kopi khas Wonosobo.

Di mana biji kopi ini diambil dari para petani kopi yang ada di Wonosobo.

Tujuannya, selain untuk menyejahterahkan petani kopi, Warta Kopi juga ingin mempromosikan kopi khas Wonosobo.

“Biji kopinya spesial kita bekerjasama dengan petani Wonosobo, ada arabika dan rabusta. Ada juga satu minuman khusus yang kita ambil dari daun kopi itu sendiri, kita sebutnya dengan Godong Kopi,” katanya.

Godong Kopi diolah sedemikian rupa dan dicampur dengan rempah-rempah, sehingga minuman yang satu ini tersaji dengan fresh.

“Kalau dilihat dari penjelasan yang ada di menu, Godong Kopi ini memiliki beberapa manfaat, pastinya untuk kesehatan tubuh,” imbuhnya.

Setampa Pizza, salah satu kuliner andalan Warta Kopi
Setampa Pizza, salah satu kuliner andalan Warta Kopi (Warta Kota)

Selain minuman, Warta Kopi juga menyematkan sebuah menu yang lain dari biasanya yakni Setampah Pizza.

Menu yang dicampur dari dua budaya yakni Indonesia dan Italia, menghadirkan sebuah makanan khas negeri asal Valentino Rossi itu dengan campuran topping berupa makanan local.

“Setampah Pizza itu Italian pizza yang kita kombinasikan dengan menu local, ada cabai rawit, kacang merah yang dicampur dengan berbagai macam bahan asli dari Italia,” lanjutnya.

Penamaan Setampah Pizza tak lain karena menu yang satu ini disajikan pada sebuah tampah.

Ide Setampah Pizza dikatakan Henry berasal dari para chef Dafam Hotel Wonosobo, di mana pada waktu-waktu tertentu, para chef di hotel berbintang 4 ini ditantang untuk menciptakan sebuah menu baru.

“Kalau dibilang Setampah Pizza ini menu fussion ya karena campuran dari budaya tradisional dan Italia. Ini menu regular yang bisa dipesan kapan saja,” tuturnya.

Batokan Series dan kendil nyatanya juga turut mendampingi Setampah Pizza untuk menghilangkan rasa lapar para tamu yang berkunjung.

Dikatakan Henry, Batokan Series merupakan makanan tradisional yang coba untuk diangkat agar dapat dinikmati oleh semua kalangan.

“Ini juga dilakukan supaya makanan ini tidak hilang. Biasanya makanan seperti ini adanya di pinggir jalan atau di desa-desa, tapi kita angkat untuk menghargai dan apresiasi penemu racikan menu-menu seperti ini,” umbarnya.

Salah satu Batokan Series adalah Iwak Pe Dower yang berisikan ikan pari diolah ala mangut dengan rasa yang lebih ringan namun membuat keringat mengucur lantaran dominasi cabai dalam setiap porsinya.

“Alhamdulilah, sejak pertama kali diluncurkan pada Juni lalu, pemesanan Iwak Pe Dower ini cukup banyak, bisa dibilang ini (menu) signature (khas) Warta Kopi,” ujar Henry.

Letak Warta Kopi yang memiliki area dalam ruangan dan luar ruangan, Anda bisa memanjakan mata Anda dengan hijau dari dedaunan dan perbukitan yang ada di sekitar Warta Kopi.

Sejuknya udara turut menemani Anda selama bersantai di Warta Kopi. Tak hanya itu, ada beberapa mainan jaman dulu alias jadul yang bisa Anda mainkan selama menghabiskan waktu di Warta Kopi.

"Kami menyiapkan mainan-mainan jadul seperti karambol, congklak, dan catur," kata Henry.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved