PPP Berharap Kualitas Pengganti Fadjroel Rachman Seperti Wimar Witoelar dan Julian Aldrin Pasha
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berharap pengganti Fadjroel memiliki kapasitas yang bagus dalam hal komunikasi publik.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Posisi Juru Bicara Presiden kosong setelah Jokowi melantik Fadjroel Rachman menjadi Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan dan Tajikistan.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berharap pengganti Fadjroel memiliki kapasitas yang bagus dalam hal komunikasi publik.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/10/2021).
Baca juga: Sudah Bikin Kesepakatan dengan Merck, Akhir Tahun Ini Indonesia Kedatangan Molnupiravir
"Pertama tentu kemampuan komunikasi publiknya bagus."
"Yang kedua tentu orang yang punya daya koordinasi yang tinggi dengan jajaran pemerintahan lainnya."
"Dan yang ketiga saya kira adalah orang yang memang tiap saat itu bisa gampang untuk dihubungi, dikomunikasi," papar Arsul.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jokowi Perintahkan Harga Tes PCR Diturunkan Jadi Rp 300 Ribu dan Berlaku Tiga Hari
Lantas, Arsul menyebut beberapa mantan jubir presiden di era sebelumnya yang andal dalam berkomunikasi.
Sehingga, program dan pesan presiden dapat tersampaikan dengan baik ke publik.
"Zaman Gus Dur ada almarhum Pak Wimar Witoelar, itu saya kira juga bagus."
Baca juga: Kepala Daerah, Menteri, dan Ketua Umum Parpol Dikapitalisasi untuk Pilpres 2024
"Zaman Pak SBY ada Julian Aldrin Pasha, itu juga bagus."
"Nah, saya berharap Pak Jokowi itu kemudian menunjuk jubir apakah satu atau dua tentu berpulang menurut kebutuhan beliau, kira-kira yang sosoknya itu paling tidak seperti Pak Wimar atau Pak Julian Aldrin itulah," ulas Arsul.
Terkait nama Menseskab Pramono Anung yang digadang-gadang bakal menjadi jubir presiden, Arsul melihat sosok Pramono cukup cakap dalam berkomunikasi.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 25 Oktober 2021: 1.236 Pasien Sembuh, 460 Orang Positif, 30 Meninggal
Namun, Arsul mengingatkan tugas Pramono sebagai Menseskab yang diemban kini sudah cukup berat.
"Ya itu tentu berpulang ke Presiden."
"Kalau kita bicara Pak Menseskab sekarang saya kira Pak Pramono itu sosok yang kapabel juga sebetulnya, untuk bisa mengomunikasikan kebijakan-kebijakan pemerintahan, kebijakan-kebijakan presiden."
Baca juga: Besar Atau Kecilnya Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19 di Indonesia Tergantung Tujuh Hal Ini