Kemandirian Industri Baja Nasional Diharapkan Mampu Pulihkan Perekonomian Nasional

Bangunan roboh akibat gagal konstruksi salah satunya.

Ia mengatakan, peristiwa ini banyak terjadi karena masih adanya baja-baja konstruksi yang spesifikasinya sengaja diturunkan. 

“Jadi yang banyak masuk sekarang ini adalah baja di bawah 0,2. Baja ketebalan inti 0,18 - 0,17-0,16 ini banyak yang kami temukan. Dan tentu kalau dari produsen dalam negeri tidak bisa membuat baja dengan ketebalan seperti ini, karena semua baja yang diproduksi di tanah air itu sudah harus sesuai dengan SNI," jelas Stephanus.

"Tapi memang ada 1-2 pelaku industri yang mengundang baja impor ini bisa masuk. Akibatnya, beberapa tahun ini banyak sekolah, rumah sakit, dan juga fasilitas umum lainnya yang ambruk," ungkapnya.

Ia memahami, permasalahan tersebut muncul ketika harga baja ringan mengalami kenaikan imbas kenaikan harga iron ore.

Karena itu saat ini masih banyak baja, khususnya baja ringan dan juga baja-baja konstruksi lainnya yang spesifikaksinya sengaja diturunkan.

Untuk itu ia berterima kasih, khususnya kepada Kemenperin yang telah berhasil memonitor dan mengontrol dari permasalahan impor baja ini.

Strategi Kemandirian Baja Nasional

Terdapat lima strategi yang bisa dilakukan guna mencapai kemandirian Industri baja nasional. 

Hal pertama adalah menegakkan standar yang tegas dan wajib, khususnya untuk SNI dan meningkatkan TKDN.

Strategi berikutnya, mengenai peningkatan investasi industry baja yang mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan.

Karena itu ia berharap, pemerintah lebih selektif terhadap Penanam Modal Asing (PMA) sehingga State of The Art pada Industri 4.0 memiliki DNA (Device, Network, & Aplication).

“Karena kalau nggak disaring kita nanti akan menerima mesin bekas yang tidak ramah lingkungan, yang tidak sustainable. Nah ini kami sangat concern untuk teknologi yang ramah lingkungan,” terang Stephanus lagi.

Berikutnya, pelibatan UMKM secara massif menjadi strategi yang cukup berguna untuk meningkatkan industry kecil di pelosok-pelosok.