Berita Nasional

Kemandirian Industri Baja Nasional Diharapkan Mampu Pulihkan Perekonomian Nasional

Kemandirian Industri Baja Nasional Diharapkan Mampu Pulihkan Perekonomian Nasional. Berikut Selengkapnya

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Webinar Infrastructure Connect Digital Series 2021 bertajuk 'Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional' yang digelar pada Kamis (7/10/2021).  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Industri baja nasional yang mandiri diharapkan mampu mendukung tumbuhnya ekonomi nasional.

Lewat metode Three Circular Economy, pengamat optimis tujuan itu dapat segera terwujud.

Three Circular Economy ini sendiri adalah sebuah analisa umum, antara lain peningkatan produksi dalam negeri, konsumsi produk dalam negeri, penurunan impor serta adanya investasi.

Hal tersebut menjadi topik utama dalam webinar Infrastructure Connect Digital Series 2021 bertajuk 'Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional' yang digelar pada Kamis (7/10/2021). 

Direktur logam Dirjen ILMATE Kemenperin, Budi Susanto mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki rencana induk pengembangan industry besi dan baja nasional.

Rencana itu dibuat dari tahun 2015 sampai tahun 2035.

Pada rencana tahap dua (tahun 2020-2024), target kapasitas produksi di akhir tahun 2024 sebesar 17 juta ton.

Baca juga: Pasang Alat Skrining Peduli Lindungi, Kejari Depok Wajibkan Semua Pegawai & Tamu Wajib Scan QR Code

Baca juga: Puluhan Remaja di Garut Dibaiat NII, Densus 88 Turun Tangan

“Di bulan ke 4 tahun 2021 ini sudah mencapai 11,7 ton. Ini juga kalau dilihat dari targetnya (2021) ini 11,9 juta ton, jadi kita sekarang masih kekurangan 0,2 juta ton," papar Budi.

"Mudah-mudahan dengan beroperasinya fasilitas LSM dari Gunung Rajapaksi yang 11 juta ton ini nanti bisa terpenuhi. Kemudian Cilegon karena kita sudah sebut sebagai kota baja kita juga canangkan ada cluster 10 juta ton," jelasnya.

"Ini merupakan bagian dari yang 17 juta ton. Nah ini di tahun 2019 sampai 2022 ini juga sudah ditetapkan sebesar 6,9 juta ton. Dan ini mudah-mudahan juga bisa terpenuhi,” terang Budi.

Baca juga: Lutfi Agizal Menikahi Nadya Indy Hari Ini, Mengapa Tegang hingga Grogi Jelang Lepas Status Lajang?

Baca juga: Update Kasus Penyekapan Serta Penganiayaan Pengusaha di Depok, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Budi menjelaskan, menurut data dari Badan Pusat Statistik 5 Agustus lalu, sektor konstruksi yang membutuhkan banyak baja dan besi sebagai material konstruksi kini tumbuh 4,42 persen.

Pertumbuhan ini terjadi karena adanya realisasi belanja pemerintah untuk konstruksi yang mengalami kenaikan sebesar 50,52 persen.

Kemudian kebijakan PPnBM (Pajak Penjualan untuk Barang Mewah) untuk otomotif. Kebijakan ini juga mendorong pemakaian baja juga yang pada akhirnya meningkatkan impor besi dan baja.

Baca juga: Ketua DPRP Papua Jhony Banua Rouw Optimistis bakal Muncul Atlet-Atlet Dayung Berkualitas dari Papua

Baca juga: Meraih Dua Medali Perak, Atlet Layar DKI Jakarta Ridwan Ramadhan Mengakui Tim Lawan Sudah Lebih Kuat

Walau begitu, lanjutnya, Kemenperin sudah memiliki strategi untuk menekan laju impor dengan menerapkan smart suply demand.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved