Kisah Inspiratif
Bedah Buku 'Bocah Kebon dari Deli', Telisik Silsilah Prof Supandi-Cicit Tumenggung Keraton Surakarta
Bedah Buku 'Bocah Kebon dari Deli', Telisik Silsilah Prof Supandi yang Merupakan Cicit Tumenggung Keraton Surakarta
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Siapa sangka sosok Hakim Agung Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia, Prof Dr Supandi, SH, M.Hum yang besar di Deli Serdang rupanya berdarah Jawa.
Kakek buyutnya bahkan diketahui merupakan tumenggung Keraton Surakarta.
Silsilah Ketua Kamar Tata Usaha Negara MA itu terkuak setelah penelusuran yang dilakukan selama beberapa waktu belakangan.
Penelusuran yang diabadikan lewat buku biografi Prof Dr Supandi, SH, M.Hum berjudul 'Bocah Kebon Dari Deli' karya Irawan Santoso.
“Buku ini memberikan makna mendalam untuk memahami bagaimana Takdir Allah SWT bekerja. Bagi yang ingin memahami bagaimana ‘Takdir’ bekerja, inilah buku yang wajib untuk dibaca," ungkap Irawan dalam acara bedah buku yang digelar Aktual.com secara virtual pada Jumat (17/9/2021).
"Selain penuh dengan kisah apik dan menarik, dipenuhi beragam pesan mendalam dari Prof Supandi dalam perjalanan hidupnya," tutupnya.
Baca juga: 14 Instansi Siap Gabung, Layanan Administrasi Kependudukan di Mal Pelayanan Publik Makin Lengkap
Baca juga: Apresiasi Pemerintah Jokowi, Jufry Lumintang Beberkan 2 Syarat Bangkitkan UMKM di Masa Pandemi
Dikisahkan dalam buku itu, perjalanan Prof Supandi dalam mencari jejak leluhurnya dari tanah Deli ke tanah Jawa.
Karena beliau dilahirkan di Deli, Sumatera Utara, pada masa perkebunan tembakau.
Ternyata setelah diusut, leluhur Prof Supandi berasal dari Desa Tlutup, Juwana, Pati, Jawa Tengah yang bernama Ki Tirtoleksono.
Kakeknya yang dikenal bernama Ki Ibrahim diketahui lari ke tanah Deli hingga bergabung dengan kisah ‘koeli kontrak’ di perkebunan Hindia Belanda.
Dari sanalah Ngadimun lahir, ayah dari Prof Supandi.
Namun siapa sangka, kakek buyut Prof Supandi adalah seorang ‘Tumenggung’ dari Keraton Surakarta.
Namanya Raden Matkasan.
Beliau salah seorang pejabat Keraton Surakarta yang terlibat aktif dalam membantu perjuangan Pangeran Diponegoro dalam memerangi kolonial Hindia Belanda.
Baca juga: FOTO : Layanan Konsultasi Medis Secara Daring Bagi Pengguna Garda Mobile Medcare
Baca juga: Meski Sakit Stroke, Imas Guru Honorer Tak Kenal Lelah Memberi Ilmu Bahkan Semangat Ikut Seleksi PPPK
“Riwayat perjalanan hidup saya dan leluhur saya, dari kecil sampai saat ini. Masih banyak mosaik-mosaik di dalamnya, Insya Allah nanti akan diterbitkan dalam tiga edisi, untuk yang saat ini adalah edisi pertama,” ujar Prof. Supandi.
Diapresiasi Edy Rahmayadi
Sebagai buku biografi, buku tersebut diungkapkan Gubernur Sumatera Utara, Letjen (Purn) TNI Edy Rahmayadi memang sangat menarik pembaca.
Karena gaya penulisannya bak novel serta kisah hidup Prof Supandi yang penuh pesan dan makna kehidupan mendalam.
“Buku ini harus dibaca semua orang, terutama generasi muda, karena penuh pesan makna berharga,” katanya.
Menurut Edy, Prof Supandi sangat menginspirasi para generasi muda.
Sebab, beliau mampu meraih gelar profesor meski hidup di tengah kesulitan.
Baca juga: Rektor Unkris: Perkuat Branding Sinergikan Program LPKK dengan MKDU, Ini Penjelasannya
Baca juga: Kerap Dicap Sebagai Wilayah Konflik dan Sarang Teroris, Simak Tanggapan Penasihat MUI Kabupaten Poso
“Tidak banyak orang yang seperti mas Supandi. Yang luar biasa beliau bisa menjadi profesor, sementara yang hidupnya enak jarang jadi profesor," ungkap Edy.
"Buku inilah yang harus dibaca oleh orang banyak, agar lahir profesor-profesor seperti beliau. Kisah ini benar-benar menyentuh hati,” tuturnya.
Sambutan menarik disampaikan Prof. Dr. Yos Djohan Utama, SH, M.Hum, Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP).
Menurutnya, buku biografi Prof Supandi sangat luar biasa.
Buku yang menceritakan kisah hidup Prof Supandi yang penuh liku.
“Buku ini sangat luar biasa, karena menceritakan kisah perjalanan Prof. Supandi yang penuh lika liku,” paparnya.
Bagi yang ingin mencari inspirasi kehidupan, sambungnya, sangat dianjurkan membaca buku ini.
Selain itu, sejumlah tokoh nasional juga mewarnai acara bedah buku itu.
Mantan Menteri Perumahan Rakyat, H. Djan Faridz turut memberikan komentarnya.
“Kisah Pak Supandi ini sangat menginspirasi sekali,” paparnya.
Serentetan guru besar ilmu hukum dari berbagai universitas juga tampak menghiasi acara tersebut.
Antara lain, mantan Hakim Konstitusi RI, Prof. Dr. Laica Marzuki, SH; Guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Prof. Dr. Indriyanto Seno Adji, SH serta Guru besar Universitas Tarumanegara Prof. Martono.
Selanjutnya, Guru Besar Fakultas Hukum Undip, Prof. Indah Dr. Sulistiowati, SH; Ketua Kwartir Daerah Pramuka Sumatera Utara, Nurdin Lubis; Ketua Yayasan Gudep Saentis Sumatera Utara, Suhermansyah.
Tak hanya itu, Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea juga hadir dalam bedah buku ‘Bocah Kebon Dari Deli’.
Pernah Jatuh Miskin, Istri Sandiaga Uno Pernah Jual Cincin Demi Susu Anak |
![]() |
---|
Semua Personelnya Tunanetra, Begini Perjalanan Inspiratif Band Koste Eksis di Dunia Musik |
![]() |
---|
Kehilangan Tangan Kanan Tak Membuat Arie Wisesa Patah Semangat Bantu Sesama melalui Difagana |
![]() |
---|
Banting Stir saat Usaha Percetakan Makin Sepi, Yansen Raih Sukses dengan Bisnis Burger Ramah Kantong |
![]() |
---|
Belajar Ikhlas dari Imah, Penjual Kopi Keliling yang Berharap Bisa Kuliahkan Anak-anaknya |
![]() |
---|