Berita Jakarta

Di Depan Para Kepala Daerah Dunia, Anies Baswedan Pamer Penurunan Kasus Covid-19 di Jakarta

Anies bercerita setiap delapan hari kasus aktif di Jakarta pada saat itu berlipat ganda, sehingga pemerintah merasa khawatir.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
Jobstreet
Anies Baswedan 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota pada kepala daerah dari sejumlah negara.

Hal itu dikatakan Anies saat Konferensi Berlin Questions melalui saluran radio The Urbanist pada Kamis (19/8/2021) lalu.

Konferensi itu kemudian ditayangkan kembali oleh pemerintah daerah melalui kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Senin (30/8/2021).

Dalam kegiatan itu, hadir sejumlah pimpinan daerah dari beberapa negara, misalnya Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu dan Wakil Wali Kota Warsawa Michal Olszweski.

Baca juga: Bukan Hanya di Film, Anies Klaim Panorama Langit Biru Terjadi di Jakarta saat Penerapan PSBB

Baca juga: Pengamat Keuangan Sebut Pembayaran Utang Obligor BLBI tak Menutup Defisit APBN

Kepada mereka, Anies bercerita setiap delapan hari kasus aktif di Jakarta pada saat itu berlipat ganda, sehingga pemerintah merasa khawatir.

Pertumbuhan kasus yang eksponensial ini sebagai dampak dari penyebaran varian Delta.

“Kami mencapai puncaknya pada bulan 16 Juli sebanyak 113.137 kasus aktif, akan tetapi sekarang kami memiliki kurang dari 8.000 kasus aktif,” ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini.

Anies lalu membeberkan kebijakan strategis yang mampu menurunkan kasus Covid-19 di Ibu Kota.

Pertama, pemerintah melakukan pembatasan mobilitas warganya, melalui pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kebijakan itu mengatur, hanya warga yang bekerja di sektor kritis dan esensial saja yang boleh keluar rumah untuk bekerja di kantor atau tempat kerjanya.

Baca juga: Pemuda Pembunuh Ayah Kandung di Cengkareng Ngamuk saat Diperiksa, Polisi Akan Periksa Kejiwaannya

Kedua, pemerintah menggencarkan pengetesan dan pelacakan serta upaya isolasi bagi orang yang terpapar.

Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang mensyaratkan, pengetesan PCR dilakukan minimal 1.000 orang per 1 juta populasi.

Saat itu pengetesan pemerintah daerah mencapai lebih dari 20 kali lipat dari syarat WHO.

Baca juga: Puji Kepemimpinan Jokowi, Prabowo Minta Suara-suara Gaduh di Luar Pemerintahan Dicuekin Saja

“Kemudian aspek pelacakan dilakukan setelah kami menemukan seseorang yang positif. Kami mencari individu yang berinteraksi dengan orang yang ditemukan positif tersebut, lalu diisolasi untuk karantina,” jelas Anies.

“Kami juga menyiapkan fasilitas karantina, makanan, obat-obatan dan pemeriksaan kesehatran rutin dari tim medis kami,” tambah Anies.

Dengan upaya itu semua, kini kasus aktif di Jakarta semakin landai dan perekonomian mulai menggeliat dengan pergerakannya mencapai 10,9 persen (year on year).

Baca juga: Ombudsman RI Ingatkan Kapolri Tetap Objektif dalam Promosi Jabatan

Pada lonjakan kasus sebelumnya, Anies merasa sedih karena begitu banyak warga yang sakit dan gugur karena Covid-19, namun dengan kerja keras bersama semua pihak kasus dapat dikendalikan.

“Sekarang rasanya adalah kami ingin bangkit (dari situasi sebelumnya), dan orang-orang ingin sekali dapat kembali bekerja, dapat kembali mengunjungi taman. Jadi sekarang semangat ada di sana,” ujar Anies. (faf)

Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved