Vaksinasi Covid19

Kapolres Metro Jakpus: Sentra Vaksinasi Tidak Efektif, yang Divaksin Banyak Orang Luar Jakarta

Hengki mengatakan, capaian besaran vaksinasi di wilayah Jakarta Pusat tidak sesuai dengan jumlah data warga asli.

WARTA KOTA/MUHAMAD FAJAR RIYANDANU
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi menilai pembukaan sentra vaksinasi besar, tidak cukup efektif mengajak warga Ibu Kota mau divaksin Covid-19. 

WARTAKOTALIVE, KEMAYORAN – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi menilai pembukaan sentra vaksinasi besar, tidak cukup efektif mengajak warga Ibu Kota mau divaksin Covid-19.

Ia menilai, mayoritas sentra vaksinasi massal didatangi warga luar DKI Jakarta.

“Kita analisis ternyata sentra vaksin besar tidak efektif, mengapa?"

Baca juga: Dituntut 7 Bulan Bui, Kivlan Zen: Kalau Saya Bersalah Pasti Dihukum Mati, Minimal 20 Tahun

"Ternyata yang divaksin banyak orang di luar Jakarta,” ungkap Hengki saat ditemui di Polres Metro Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2021), sore.

Hengki mengatakan, capaian besaran vaksinasi di wilayah Jakarta Pusat tidak sesuai dengan jumlah data warga asli.

“Masyarakat Jakata Pusat ini penuh pendatang."

Baca juga: Jokowi: Covid-19 Sangat Sulit Diduga dengan Kalkulasi Apapun, karena Barangnya Enggak Kelihatan

"Hampir 190 persen yang sudah divaksin, namun setelah dicek di daftar Nomor Induk Kependudukan (NIK) itu hanya 50 persennya saja,” jelasnya.

Hengki menuturkan, sentra vaksinasi massal yang didirikan di wilayah DKI Jakarta kebanyakan didatangi oleh warga dari wilayah satelit Ibu Kota.

“Sentra-sentra vaksin besar ini justru didatangi banyak orang di luar DKI."

Baca juga: 53 Teroris yang Diciduk Densus 88 Berniat Beraksi Saat HUT ke-76 RI

"Bahkan jauh dari Lampung datang ke sini untuk vaksin karena di daerah susah,” sambung Hengki.

Guna mengatasi hal tersebut, pihak kepolisian dibantu sejumlah pihak swasta maupun jajaran pemerintahan lain, mengadakan vaksinasi keliling dengan sasaran warga permukiman padat penduduk.

“Vaksinasi dengan metode by name by address berasa sangat efektif,” ucap Hengki.

Baca juga: Dituntut 7 Bulan Penjara, Kivlan Zen: Saya Enggak Dendam Sama Siapapun, Ini Kondisional Politik

Metode vaksinasi yang menyasar langsung kepada masyarakat merupakan bagian dari konsep yang dinamakan pentahelix atau multipihak.

Di mana, unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media, bersatu padu berkoordinasi untuk mengatasi sebuah persoalan.

“Masyarakat tidak lagi sebagai objek melainkan sebagai subyek, artinya ada peran aktif dari masyarakat mulai dari pelaku usaha, relawan, tokoh masyarakat, termasuk media,” terang Hengki.

Update Vaksinasi

Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 56.045.931 (26,73%) penduduk hingga Kamis (19/8/2021).

Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 30.368.525 (14,35%) orang.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 208.265.720 penduduk yang berumur mulai dari 12 tahun.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 19 Agustus 2021: 22.053 Pasien Baru, 29.012 Orang Sembuh, 1.180 Meninggal

Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).

Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.

Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Baca juga: Penelitian Terbaru: Vaksin Sputnik V Buatan Rusia Ampuh Lawan Covid-19 Hingga 99 Persen

Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 17 Agustus 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 841.618 (21.6%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 658.779 (16.9%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 454.188 (11.7%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 361.940 (9.3%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 141.796 (3.6%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 140.266 (3.6%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 125.265 (3.2%)

RIAU

Jumlah Kasus: 116.203 (3.0%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 98.406 (2.5%)

BALI

Jumlah Kasus: 97.903 (2.5%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 83.402 (2.1%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 82.306 (2.1%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 59.931 (1.5%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 55.429 (1.4%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 54.279 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 50.534 (1.3%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 43.168 (1.1%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 42.519 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 40.650 (1.0%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 36.468 (0.9%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 32.332 (0.8%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 30.539 (0.8%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 29.976 (0.8%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 28.706 (0.7%)

ACEH

Jumlah Kasus: 28.164 (0.7%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 25.607 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 23.717 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 21.586 (0.6%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 21.546 (0.6%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 18.784 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 14.142 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 11.266 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 10.692 (0.3%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 10.381 (0.3%). (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved