Mengenal Sosok Wali Kota Wanita Termuda Afghanistan, Siap Mati Bila Dibunuh Taliban

Wanita 27 tahun yang menjadi wali kota termuda di Afghanistan pada tahun 2018 itu, menambahkan keluarganya tidak memiliki tempat untuk pergi.

Editor: Mohamad Yusuf
Istimewa
Wardak Zarifa Ghafar, Wali Kota wanita pertama Afghanistan siap mati jika taliban menghukumnya. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wardak Zarifa Ghafar, Wali Kota wanita pertama Afghanistan siap mati jika taliban menghukumnya.

Tetapi, dia menyampaikan permohonan dengan putus asa.

Ketika kendali Taliban di Afghanistan memicu kekhawatiran akan keselamatan perempuan, terutama para aktivis, jurnalis dan politisi seperti dia.

Dia menyesalkan kelompok ekstremis akan datang untuk orang-orang seperti dirinya,

Baca juga: Ungkap Bahaya Pencetakan Kartu Sertifikat Vaksin, Pakar Keamanan Siber Minta Pemerintah Turun Tangan

Baca juga: CATAT! Ganjil Genap di Jakarta Diberlakukan Lagi Mulai Hari Kamis Ini, Berikut Lokasi dan Waktunya

Baca juga: Tas Youtuber Doni Salmanan Hilang, Janjikan Rp100 Juta Bagi yang Menemukan, Memang Apa Isinya?

Wanita 27 tahun yang menjadi wali kota termuda di Afghanistan pada tahun 2018 itu, menambahkan keluarganya tidak memiliki tempat untuk pergi.

Bahkan jika mereka berusaha melarikan diri.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu ketika Taliban semakin maju ke Kabul.

Anggota senior pemerintah lainnya juga berhasil melarikan diri, tetapi Ghafari dan lainnya dibiarkan tanpa dukungan.

Kepala juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berjanji akan melindungi kehidupan perempuan dan lawan.

Dia mengatakan akan menawarkan amnesti kepada mereka yang bekerja dengan pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.

"Tidak ada nyawa, harta benda dan martabat yang akan dirugikan dan nyawa warga Kabul tidak akan terancam," katanya.

Taliban secara ketat memberlakukan hukum syariah selama pemerintahannya antara tahun 1996 dan 2001.

Selama masa pemerintahannya, perempuan menghadapi penindasan yang meluas dan kelompok tersebut menjatuhkan hukuman seperti rajam, cambuk, dan gantung.

Sedangkan Ghafari, yang telah lama memperjuangkan hak-hak perempuan Afghanistan , sebelumnya optimis tentang masa depan negara itu.

Meskipun dimulainya kemajuan Taliban beberapa minggu yang lalu.

Halaman
123
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved