Berita Nasional

Jumlah Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal II-2021, Laporan Bank Indonesia: 415,1 Miliar Dollar AS

Bank Indonesia sampaikan laporan soal posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2021 sebesar 415,1 miliar Dollar Amerika Serikat (AS).

Editor: Panji Baskhara
ANTARA/Pixabay/Artbaggage/am
Ilustrasi: Bank Indonesia sampaikan laporan soal posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II-2021 sebesar 415,1 miliar Dollar Amerika Serikat (AS). 

Sebelumnya, Sri Mulyani menyatakan jumlah simpanan pemerintah daerah di perbankan sudah mencapai Rp 194 triliun per April 2021. 

Menurutnya, jumlah tersebut naik terus-menerus semenjak dari Januari 2021 di posisi Rp 133 triliun, Februari Rp 163 triliun, dan Maret Rp 182 triliun. 

"Sekarang (April 2021), posisinya Rp 194 triliun, ini situasi pada saat ini, bahkan DAU (dana alokasi umum) belum kita salurkan secara penuh,” ujarnya.

“Jadi, kalau kita salurkan, mungkin kembali menjadi menumpuk di sana juga," imbuhnya. 

Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah daerah dengan jumlah simpanan di perbankan tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur, disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat. 

"Kalau kita melihat beberapa daerah yang punya simpanan tinggi yakni Jawa Timur hingga mencapai Rp 25 triliun. Kemudian, Jawa Tengah Rp 19 triliun dan Jawa barat Rp 18 triliun, ini adalah sesuatu yang masih menjadi PR bagi kita," katanya. 

Di sisi lain, dia menambahkan, pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah habis-habisan menangani dampak pandemi Covid-19. 

Namun, justru di pemerintah daerah belum dapat menggenjot belanja anggaran, sehingga menghambat pemulihan ekonomi nasional. 

"Kalau ditanyakan sinkronisasi bagaimana APBN kerja luar biasa keras dengan belanja untuk bantu masyarakat."

"Sementara, di daerah malah belum menjadi motor penggerak yang cukup tinggi," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Sri Mulyani menyebutkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 8,1 persen di kuartal II 2021 dan terus berharap mampu akselerasi sampai akhir tahun. 

"Jadi, kisaran di kuartal II, kita perkirakan 7,1 persen sampai 8,3 persen. Keseluruhan tahun mungkin masih akan lebih rendah karena kuartal 1 kemarin sempat mengalami koreksi karena Covid-19 masih meningkat, kita berharap untuk kuartal III dan IV masih akan terakselerasi," ujarnya. 

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan, instrumen program pemulihan ekonomi memang APBN, tetapi ini adalah kebijakan dari seluruh kabinet atau pemerintahan. 

"Kita melihat dampak positif dari pemulihan ekonomi, terlihat dari penurunan untuk tingkat pengangguran terbuka."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved