Covid19
Ahok Sebut Usaha Sektor Non Formal Seperti Pedagang Kaki Lima Paling Terdampak Pandemi Virus Corona
Manten Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), membagikan tips agar usaha dapat bertahan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Manten Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), membagikan tips agar usaha dapat bertahan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Hal itu dikatakan Ahok saat menjadi pembicara dalam acara BTP Insights Business, Nationalism, dan Beyond, yang diselenggarakan Intiland.
Ahok mengatakan usaha yang paling terdampak adalah sektor non formal, seperti pedagang kaki lima.
"Yang paling repot, yang (ekonomi) bawah, yang jual makanan atau non formal. Kalau harian tidak punya duit pusing mereka," ujar Ahok dalam diskusi daring, Jumat (13/8/2021).
Ahok mencontohkan, temannya yang berdagang makanan di sekolah.
Ketika sekolah tutup, usahanya terganggu.
Hingga, melakukan penyesuaian di tengah pandemi, yakni menjual makanan secara daring atau di lingkungan sekitar.
Baca juga: Said Didu Bahas Fenomena Buzzer yang Bikin Gaduh Sosmed, Mulai Ada Sejak Jokowi-Ahok Maju Pilgub DKI
Baca juga: Keisengan Nicholas Sean Bikin Ahok BTP dan Puput Ketakutan Sampai Hal Lucu Terjadi
Baca juga: Jakarta Public Service Dukung Kejati DKI Jakarta Bongkar Korupsi di era Kepemimpinan Ahok
"Ketika Anda punya reputasi yang baik, Anda dicari orang juga. Kalau ternyata tidak dicari, saya sarankan ganti bisnis, mungkin makanannya kurang enak," tutur Ahok.
Menurut Ahok, seorang pedagang harus memiliki reputasi yang baik. Selain itu, memiliki inovasi-inovasi untuk melakukan penyesuaian atau untuk mengembangkan usaha yang digeluti.
"Tapi kalau ada reputasi baik, tapi tidak ada pembeli, berarti Anda harus cari bisnis yang lain," tuturnya.
Sedangkan, untuk usaha dengan level yang besar penting untuk mengatur cash flow dengan baik. Jika diharuskan, perusahaan bisa menjual asetnya.
"Memang sebagian aset harus dilepas. Mana biaya yang harus dipotong," tuturnya.
Ahok mencontohkan, jika perusahaan tersebut memiliki 10 jenis usaha, maka harus jeli memilih mana usaha yang merugi dan menguntungkan. Yang merugi bisa dihentikan. Lalu, fokus terhadap unit usaha yang masih bisa dipertahankan.
"Pengusaha sudah biasa. Kalau ada 10, terus 8 yang membebani, ya potong," ucap Ahok.