Olimpiade Tokyo 2020

GREYSIA Polii/Apriyani Rahayu Unggul Set Pertama Lawan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan Final Badminton

Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu unggul atas pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pada set pertama.

Penulis: Suprapto | Editor: Suprapto
Badminton Photo
Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu unggul atas pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pada set pertama. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--  Pasangan ganda Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu unggul atas pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pada set pertama.

Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu unggul 21-19 atas ganda terbaik kedua dunia tersebut. 

Raket China Patah

Raket pemain ganda China Jia Yi Fan patah saat menghadapi ganda terbaik Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Raket Jia Yi Fan yang berpasangan dengan Chen Qing Chen patah saat berusaha mengejar skor dalam final ganda putri badminton Olimpiade Tokyo 2020.

Saat itu, Jia Yi Fan berusaha mengembalikan bola dari pasangan Indonesia, tetapi raketnya membentur raket  Chen Qing Chen, sehingga langsung patah/melengkung.

Skor kemudian bertambah untuk pasangan Indonesia sehingga menjadi  12-11 dan kemudian bertambah lagi menjadi 13-11.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu berpeluang meraih medali emas dalam final cabang badminton Olimpiade Tokyo 2020. 

Greysia Polii/Apriyani Rahayu sedang bertanding melawan  ganda asal China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

Baca juga: MEDALI Emas Indonesia Ganda Putri Badminton Olimpiade Tokyo 2020 Semoga Terwujud, Ginting Perunggu?

Meski peringkat Greysia Polii/Apriyani Rahayu nomor 7 dunia dan  CHEN Qing Chen/Jia Yi Fan nomor 2 dunia, tren penampilan ganda terbaik Indonesia ini terus meningkat.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu di perempat final menngalahkan ganda kuat asal China juga, yakni Du Yue/Li Yin Hui yang menempati peringkat ke-6 dunia. 

Kemudian di semifinal, Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengandaskan harapan korea selatan, Lee Sohee/Shin Seungchan yang memiliki peringkat ke-4 dunia.

Sementara itu, Ginting pagi ini trending di twitter.

Ginting yang dimaksud tentunya saja Anthony Sinisuka Ginting pemain tunggal badminton Indonesia yang hari ini, Senin (2/8/2021) akan berusaha merebut medali perunggu cabang badminton di ajang Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: Pelatih Kevin Cordon Ternyata Asal Indonesia, Kuda Hitam di Tunggal Badminton Olimpiade Tokyo 2020

Anthony Sinisuka Ginting yang saat ini peringkat kelima dunia akan melawan Kevin Cordon, pemain asal Guatemala, yang tampil memukau sejak penyisihan grup hingga semifinal.

Kevin Cordon yang dilatih pelatih asal Indonesia, Muamar Qadafi, menduduki peringkat ke-58 dunia.

Di atas kertas, Ginting diunggulkan karena memiliki ranking jauh lebih baik dibandingkan pemain kidal Kevin Cordon.

Tetapi, hasil akhir akan ditentukan di lapangan dalam pertandingan yang akan disiarkan secara langsung TVR pukul 18:00 WIB.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu Kalahkan Ganda Korea

Sebelum melaju ke bakal final, Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengalahkan ganda terbaik asal Korea Selatan.

Seperti diberitakan Kompas.id, Indonesia memastikan satu wakilnya berlaga di partai puncak bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 setelah ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengalahkan ganda Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan.

Pertandingan dalam semifinal Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu (31/7/2021). Greysia/Apriyani menang dua gim langsung, 21-19 dan 21-17.

Pertandingan dua ganda putri ini berlangsung ketat. Kejar mengejar angka terjadi di sepanjang pertandingan. Laga selama 71 menit ini bisa menjadi indikator alotnya tiap angka yang diraih masing-masing pasangan.

Reli-reli panjang terjadi di laga yang menghabiskan 29 kok tersebut. Reli terpanjang terjadi pada set kedua mencapai 90 pukulan, sedangkan rata-rata reli keselurahan pertandingan mencapai 13 pukulan.

Teriakan keras, empasan kepalan tangan, dan saling berpelukan menjadi ekspresi kedua pemain saat kok dari ganda Korea ini menyangkut di net. Kegagalan kok menyeberangi net itu menjadi poin penentu kemenangan Greysia/Apriyani.

Di partai final, ganda Indonesia ini akan menantang pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, yang mengalahkan ganda Korea Selatan, Kim Soyeong/Kong Heeyong.

Profil Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.

Pemain ganda terbaik Indonesia, Greysia Polii,  adalah putri dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi.

Greysia Polii (33) lahir 11 Agustus 1987 di Jakarta dan memiliki tinggi badan 1,6 meter. 

Sebelum berpasangan dengan Apriyani Rahayu, dia  biasa berpasangan dengan Jo Novita di berbagai ajang.

Ia  bergabung di tim Piala Uber Indonesia sejak 2004 dan juga tahun 2008.  

Greysia Polii memiliki saudara kandung dua, yaitu  Rickettsia Polii dan Hersyalin Polii.

Sementara itu, Apriyani Rahayu lahir  lahir 29 April 1998.

Dia sejak awal adalah  pemain bulu tangkis Indonesia yang berspesialisasi dalam ganda.

Apriyani Rahayu adalah peraih medali emas di Pesta Olahraga Asia Tenggara 2019 dan dua kali peraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019.

Apriyani Rahayu juga memenangkan medali perunggu di Asian Games 2018 di beregu putri dan ganda dengan pasangannya saat ini Greysia Polii. 

Profil Pelatih Kevin Cordon, Orang Indonesia

Pebulu tangkis tunggal putra asal Guatemala, Kevin Cordon, berhasil mencetak sejarah.

Kevin Cordon sukses menjadi pebulu tangkis Guatemala pertama yang bisa menembus semifinal olimpiade.

Kesuksesan Kevin Cordon didapat usai mengalahkan wakil Korea Selatan Heo Kwang-hee lewat straight game dengan skor 21-13 dan 21-18 di Musashino Forest Sport Plaza, Sabtu (31/7/2021).

Kevin Cordon kemudian melangkah ke semifinal  berhadapan dengan pebulu tangkis Denmark Viktor Axelsen, Minggu (1/8/2021).

Dalam pertandingan semifinal, Kecin Cordon (34) harus mengakui keunggulan Viktor Axelsen.

Di balik kesuksesan Kevin Cordon menembus semifinal olimpiade cabang bulu tangkis, ada satu sosok asal Indonesia yang juga ramai diperbincangkan.

Sosok itu ialah Muamar Qadafi yang kini menjadi pelatih Kevin Cordon.

Hal ini diungkapkan Bambang Roedyanto, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI.

"Kevin Cordon menjadi pemain pertama dari PanAm Continental ke Quarterfinal. Dia dilatih pelatih dari Indonesia. Kalau tidak salah namanya Khadafi," tulis pria yang akrab disapa Koh Rudy seperti ditulis Kompas.com.

Beberapa pengamat bulu tangkis Tanah Air mengutarakan bahwa sosok pelatih Cordon sebenarnya bernama Muamar Qadafi, seorang pelatih asal Solo.

Meski begitu, di situs resmi Olympics, tertera nama pelatih Kevin Cordon adalah Jose Maria Solis yang sesama berasal dari Guatemala dan sudah menukanginya sejak 2004.

Berdasarkan situs Archy Sport, Solis bekerja dengan Qadafi sedari 2017 untuk melatih Kevin Cordon dan juga Nikte Sotomayor, pemain tunggal putri Guatemala.

Keduanya merupakan wakil-wakil Guatemala di cabang bulu tangkis dari total 22 atlet yang dikirim negara tersebut ke Tokyo 2020.

Lalu bagaimana perjalanan karier Muamar Qadafi hingga bisa melatih di Guatemala?

Berikut adalah profil singkatnya.

Dikutip dari situs Today in 24, Muamar Qadafi merupakan mantan pemain PB Djarum.

Setelah kariernya sebagai pemain selesai, ia menjadi asisten teknis untuk tim lokal di Indonesia pada tahun 2000.

Perjalanan Qadafi sebagai pelatih di luar Indonesia dimulai pada tahun 2005.

Qadafi melakukan lompatan besar dengan melatih tim bulu tangkis Peru.

Berselang empat tahun kemudian, Qadafi menerima tawaran melatih tim bulu tangkis Guatemala.

Namun, sebelum ke Guatemala, ia pernah melatih tim bulu tangkis lokal di Ekuador.

Kemudian di tahun 2017 Qadafi bekerja sama dengan Jose Maria Solis untuk melatih Kevin Cordon dan Nikte Sotomayor, pemain tunggal putri Guatemala.

Berkat tangan dinginnya, kini Kevin Cordon berhasil mencetak sejarah bagi dunia bulu tangkis Guatemala.

Ia menjadi atlet bulu tangkis asal Guatemala pertama yang berhasil menembus semifinal dan kini berpeluang untuk membawa pulang medali dari Tokyo.

Profil Kecin Cordon

Dalam nama Spanyol ini, nama keluarga pertama atau ayah adalah Cordón (Cordon) dan nama keluarga kedua atau ibu adalah Buezo.

Nama lengkapnya, Kevin Haroldo Cordon Buezo, lahir 28 November 1986. Dia adalah pemain bulu tangkis Guatemala.

Dia memenangkan dua gelar tunggal putra di Pan American Games, tiga gelar di Kejuaraan Pan Am (2 di tunggal dan 1 di ganda), dan enam gelar di Amerika Tengah dan Karibia Games (4 di tunggal dan 2 di ganda).

Dia adalah altlwt Olimpiade empat kali untuk Guatemala, yakni di Olimpiade 2008, 2012, 2016 dan 2020.

Lahir di La Unión, Zacapa, Cordón dinamai mantan pemain sepak bola internasional Inggris Kevin Keegan, di antaranya ayahnya adalah penggemar, seperti ditulis wikipedia.

Meskipun bulu tangkis tidak populer di Guatemala selama masa kecilnya, ia menjadi pemain bulu tangkis karena ia pikir itu akan memberinya kesempatan yang lebih baik suatu hari dengan menjadi altet olimpiade.

Dan cita-citanya berhasil setelah ia setidaknya telah empat kali tampil di ajang olahraga paling bergensi tingkat dunia.

Dia mulai bermain pada usia 11 tahun dan pada tahun 1998 dia menjadi bagian dari tim muda Departemen Zacapa.

Setelah memenangkan medali perak di Pan American Games 2007, Cordón lolos ke Olimpiade 2008, dan terpilih sebagai pembawa bendera tim Olimpiade negaranya. Di Olimpiade Beijing ia kalah melawan pemain unggulan ke-3, Bao Chunlai.

Pada Pertandingan Amerika Tengah dan Karibia 2010, ia memenangkan tiga medali emas di nomor tunggal, ganda, dan tim, menjadi atlet Guatemala dengan medali terbanyak yang dimenangkan selama pertandingan.

Cordon kemudian berkompetisi di Kejuaraan Dunia BWF 2011 di London di mana ia mencapai perempat final setelah mengalahkan unggulan kelima Chen Long dari China untuk menghadapi unggulan teratas turnamen Lee Chong Wei.

Di sana ia kalah dari pemain Malaysia dalam dua set langsung.

Cordon terpilih sebagai pembawa bendera untuk tim Guatemala pada upacara pembukaan Pan American Games 2011 dan juga merupakan pemain unggulan teratas dalam acara tunggal putra.

Pada 20 Oktober 2011, ia memenangkan medali emas Pan-American Games pertamanya dengan mengalahkan pesaing Kuba Osleni Guerrero di final.

Pada tahun 2015, ia berhasil mempertahankan gelar tunggal putra Pan Am Games di Atos Markham Pan Am Center di Toronto pada Pan American Games dengan mengalahkan Andrew D'Souza dari Kanada 21–13, 21–14 di final.

Cordon lolos ke kompetisi tunggal Olimpiade Musim Panas 2012. Dia memenangkan kedua pertandingan grupnya, sehingga memenangkan tempat di babak 16 besar.

Dia kalah di babak 16 pertandingan melawan Sho Sasaki dari Jepang. Dia lolos lagi ke Olimpiade Musim Panas 2016, tetapi harus mengundurkan diri karena cedera setelah menyelesaikan pertandingan pertama melawan Adrian Dziolko dari Polandia.

Cordon lolos ke Olimpiade Musim Panas 2020. Dia memenangkan kedua pertandingan grupnya, mengalahkan peringkat 9 Ng Ka Long, sehingga memenangkan tempat di babak 16 besar.

Dia mengalahkan Mark Caljouw untuk maju ke perempat final untuk pertama kalinya. Di perempat final, ia mengalahkan pemain Korea Heo Kwang-hee untuk menjadi orang pertama dari Amerika Tengah yang melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo 2020. 

Kevin Cordón dua kali memenangkan Kejuaraan Bulu Tangkis Pan Am kontinental di nomor tunggal putra pada 2009 dan 2012 dan juga satu kali ganda putra di ajang bulu tangkis Pan Am pada 2009 bersama rekan senegaranya Rodolfo Ramirez.

Sudah sebagai pemain junior pada tahun 2004 ia memenangkan gelar tunggal putra Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Pan Am Junior dalam kategori U-19.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved