Persija Jakarta
Tampil di Piala AFF 2010 Jadi Momentum Tidak Terlupakan Bagi Tony Sucipto dalam Karier Sepak Bolanya
Pemain Persija Tony Sucipto mengenang pengalamannya saat membela Merah Putih di Piala AFF 2010.
Penulis: Sigit Nugroho | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemain Persija Jakarta, Tony Sucipto, merupakan salah seorang pesepak bola profesional di Tanah Air yang punya pengalaman segudang.
Selain telah membela sejumlah klub, Tony juga pernah membela Timnas Indonesia dari tahun 2010 sampai 2015.
Bersama Macan Kemayoran, pesepak bola yang kini berusia 35 tahun itu berhasil menyabet trofi Piala Menpora 2021.
Salah satu momen yang diakui Tony menjadi salah satu yang terbaik yang pernah dilaluinya di tataran klub.
Tony menerangkan bahwa Piala AFF 2010 menjadi momentum terbaiknya dalam berkarier sebagai pesepak bola profesional.
Kala itu, Indonesia menjadi salah satu tuan rumah kompetisi dwitahunan tersebut.
Baca juga: Bima Sakti Seleksi 30 Pemain di Senayan Untuk Membela Timnas U-16 pada Turnamen Piala AFF U-15
Baca juga: Bambang Bayu Saptaji Mengenang Gol Penentu Kemenangan Indonesia Saat Tampil di Piala AFF Futsal 2018
Baca juga: Resmi Jadi WNI, Marc Klok Ingin Boyong Piala AFF 2021 untuk Indonesia
“Meski hanya runner-up, turnamen itu adalah yang paling berkesan bagi saya,” kata Tony dikutip dari persija.id.
Pengalaman 11 tahun lalu itu meninggalkan kesan tersendiri lantaran Tony merupakan salah seorang pemain baru di tim nasional senior yang dipercaya pelatih Alfred Riedl.
Suasana tim pun diakuinya sangat kondusif.
Meski berstatus pemain baru di timnas, ia mengaku diterima baik oleh para langganan tim Garuda.
“Pemain senior sangat support dengan pemain muda yang baru bergabung seperti saya. Mereka merangkul saya karena sadar kami memiliki tujuan sama yaitu memberikan terbaik bagi timnas,” ujar Tony yang kala itu berusia 24 tahun.
Kesolidan tim itu pula yang membuat Tony tidak canggung kala berada di dalam tim.
"Semua setara di lapangan dan sama-sama bekerja keras. Tapi di luar lapangan, tetap menaruh hormat satu sama lain,” ucap Tony.
“Atmosfer penonton juga sangat luar biasa sehingga meninggalkan kesan baik bagi saya sampai sekarang," terang Tony.
Sebelum dipanggil ke timnas senior untuk Piala AFF 2010, Tony telah melang melintang di tim kelompok umur.
Ia sempat bergabung dengan Timnas U-17 di bawah asuhan Jim Bryden, naik ke U-17, sampai akhirnya menjadi andalan timnas senior.
Resep Serba Bisa
Selain itu, Tony menjadi salah satu pemain andalan di Persija Jakarta di musim 2010, 2019, hingga kini.
Dia bisa tampil sebagai bek dan gelandang, baik bersama tim Oranye atau Timnas Indonesia.
Saat ditanya mengenai multiposisi tersebut, Tony mengaku tak memermasalahkannya.
Ia pun enggan memilih pos favorit di lapangan hijau.
“Bagi saya, Apa pun posisi yang diminta pelatih, saya siap melakukan yang terbaik demi membantu tim,” kata Tony.
Tony memulai karier sebagai stopper di usia muda, lalu bersalin menjadi bek kiri saat memerkuat Timnas Indonesia di SEA Games 2005.
Tony punya cara mampu beradaptasi dengan beragam posisi itu.
Baca juga: SAD Uruguay Telah Membentuk Mental dan Mindset yang Kompetitif Kiper Persija Yoewanto Stya Beny
Baca juga: Hindari Rasa Bosan Selama PPKM Level 4, Bek Persija Tony Sucipto Suka Main Game Horror Resident Evil
Baca juga: Keluarga Sangat Berperan atas Pencapaian Prestasi yang Diraih Gelandang Serang Persija Osvaldo Haay
“Kuncinya adalah memahami cara kerja, tugas, dan fungsi masing-masing posisi,” ujar Tony.
Untuk mendalami hal itu, Tony mengaku kerap menyimak video-video pertandingan sepak bola Eropa.
Dari sana, dia belajar untuk kemudian mengaplikasikannya saat di lapangan hijau.
Serta tak kalah penting, menjalani sebuah “ritual” personal menjelang pertandingan.
“Saya selalu mensugesti diri dengan mengatakan, ‘Hari ini main di posisi ini, dengan tugas seperti ini," terang Tony.
“Kalau pemain lain kan ada yang ‘ritual’ bolak-balik toilet, tetapi cara saya adalah mensugesti diri tentang posisi yang akan dimainkan saat itu," imbuh Tony.
Main Game Horor
Di sisi lain, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegaitan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 2 Agustus mendatang membuat pemain Persija Jakarta harus jalani latihan mandiri.
Pemerintah melaksanakan PPKM Level 4 untuk memutus penyebaran virus corona (Covid-19) di Tanah Air.
Selama masa PPKM Level 4, tim pelatih belum memberikan instruksi untuk menggelar kembali latihan bersama.
Hal itu membuat para pemain bisa latihan sendiri sambil menjalani kegiatan atau hobi lain di luar sepak bola.
Hal itu berlaku pula bagi pemain serba bisa Tony Sucipto.
Baca juga: Keluarga Sangat Berperan atas Pencapaian Prestasi yang Diraih Gelandang Serang Persija Osvaldo Haay
Baca juga: Bek Persija Jakarta Tony Sucipto Ingin Dapatkan Gelar Juara Liga 1 Bersama Pasukan Macan Kemayoran
Baca juga: Bek Persija Jakarta Ismed Sofyan: Buat Saya, Musim 2013 Merupakan Momen Terendah Selama di Persija
Selepas berlatih mandiri untuk menjaga kondisi, pemain yang tampil di lini belakang itu bermain bersama anak atau menemani mereka bersekolah online.
Selain itu, Tony juga dapat dapat melakoni kesenangannya di luar sepak bola, yaitu bermain PlayStation.
“Saya biasa bermain siang hari, setelah anak-anak makan siang,” kata Tony.
Terkait game favorit, ternyata Tony menyukai game di luar sepak bola.
“Saya suka genre horror series seperti Resident Evil,” ujar pemain berusia 35 tahun itu
"Oleh karena itu, saya mainnya siang-siang. Kalau malam, bisa diomeli tetangga karena suka berteriak kaget kalau sedang nge-game,” tutur Tony.
Tony bergabung dengan Persija pada 2019 dan menjadi salah satu andalan Macan Kemayoran.
Sejauh ini, ia telah meraih trofi turnamen pramusim Piala Menpora 2021.