Virus Corona

Menkes: Prediksi Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir Tak Ada yang Benar, Tergantung Kita Patuhi Prokes

Karena, dengan menjalani protokol kesehatan dengan ketat, kata dia, maka kasus Covid-19 akan menurun.

Biro Pers Setpres/Kris
berakhirnya pandemi Covid-19 sangat tergantung pada kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berbagai prediksi kapan pandemi Covid-19 berakhir, tidak ada yang benar.

"Kalau saya lihat banyak orang bikin prediksi yang lalu-lalu itu enggak ada yang benar juga," kata Menkes usai rapat terbatas, Senin (26/7/2021).

Selain itu, kata Budi, banyak juga yang menanyakan kepadanya kapan pandemi akan berakhir.

Baca juga: Menkes: Jumlah Testing Covid-19 Hari Sabtu, MInggu, dan Senin Pasti Turun, Habis Itu Naik Lagi

Ia mengatakan, berakhirnya pandemi Covid-19 sangat tergantung pada kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Berapa lama pandemi ini akan terus?"

"Berapa yang akan masuk RS?"

Baca juga: Bantah 20 Lebih Karyawannya Meninggal dan Langgar PPKM, Dirut Transjakarta: Datanya dari Mana?

"Berapa banyak yang wafat itu semua tergantung kita mematuhi prokes," ujarnya.

Karena, dengan menjalani protokol kesehatan dengan ketat, kata dia, maka kasus Covid-19 akan menurun.

Sehingga, tingkat keterisian di RS juga rendah, dan warga yang meninggal karena Covid-19 menurun.

Baca juga: Kosgoro Kembali Bagikan Seribu Paket Sembako untuk Masyarakat Kecil Terdampak PPKM

Upaya penanganan pandemi Covid-19 juga harus dilakukan bersama-sama, dan tidak bisa mengandalkan pemerintah saja.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 560.275 orang per 26 Juli 2021, dan sebanyak 84.766 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 26 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 794.937 (24.9%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 573.438 (18.0%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 357.961 (11.2%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 280.257 (8.8%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 107.806 (3.4%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 107.445 (3.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 105.435 (3.3%)

RIAU

Jumlah Kasus: 89.242 (2.8%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 77.905 (2.4%)

BALI

Jumlah Kasus: 69.789 (2.2%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 66.318 (2.1%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 53.095 (1.7%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 44.030 (1.4%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 41.881 (1.3%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 41.584 (1.3%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 34.585 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 33.004 (1.0%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 31.735 (1.0%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 30.261 (0.9%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 25.427 (0.8%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 23.548 (0.7%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 22.004 (0.7%)

ACEH

Jumlah Kasus: 21.884 (0.7%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 19.518 (0.6%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 18.832 (0.6%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 18.403 (0.6%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 18.155 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 17.400 (0.5%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 15.876 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 15.369 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 13.039 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 9.419 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 7.756 (0.2%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 7.260 (0.2%). (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved