Kisah Pedagang Hewan Kurban: Kali Pertama Jualan Sapi, Cemas di Awal Tapi Bahagia di Akhir
Baru pertama jualan hewan kurban, pedagang ini mengaku sempat cemas di awal namun bahagia di akhir masa jualannya di Hari Raya Idul Adha.
Penulis: resign | Editor: Max Agung Pribadi
“Kalau antar sapi ini agak susah. Jalan ditutup semua. Yang sulit akses saja,” ucap Sumandari.
Walau baru pertama kali menginjakkan kaki di bisnis jual hewan kurban, Sumandari mengaku memperoleh omzet yang cukup besar.
Namun ia enggan menjelaskan jumlah nominal keutungannya.
Sumandari menjelaskan, keuntungan yang terlihat besar itu masih belum bersih.
Ia harus mengalokasikan sebagian keutungan itu untuk gaji anak-anak dan sewa lapangan.
“Sewa lapangan kira-kira setara dengan harga 1 sapi, ya,” ujar Sumandari.
Banting harga
Ludesnya sapi-sapi yang dijual oleh Sumandari tidak lepas dari strategi bisnis yang ia jalankan.
Awalnya, ia menjual sapi paling besar seharga Rp 25 juta.
Namun, kata Sumandari, hingga pertengahan Juni tidak ada satu pun pelanggan yang melirik.
Ia dan suami memutuskan untuk menurunkan harga sapi menjadi Rp. 23 juta.
“Kita prediksi harganya Rp 25 juta. Gak ada yang nengokin. Sudah sempat cemas, lalu kita banting harga, yang penting laris,” tuturnya.
Pada malam menjelang Idul Adha ini, Sumandari serta suami dan seluruh pekerjanya akan lembur.
Masing-masing akan membagi tugas untuk mengantarkan sapi-sapi ke alamat para pembeli.