Virus Corona

Kasus Covid-19 Kini Didominasi Varian Delta, Luhut: Kita Menghadapi Musuh yang Beda

Kini, pemerintah menghadapi penyebaran varian Delta, yang berdasarkan penelitian, tingkat penyebarannya jauh lebih cepat.

Tribunnews.com
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penanggulangan pandemi Covid-19 sekarang berbeda dari sebelumnya. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penanggulangan pandemi Covid-19 sekarang berbeda dari sebelumnya.

Kini, pemerintah menghadapi penyebaran varian Delta, yang berdasarkan penelitian, tingkat penyebarannya jauh lebih cepat.

"Musuh yang beda ini tentu dengan segala resources yang ada ya kita hadapi, tapi tidak mudah."

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Meroket Jadi 129, Jawa Membara, Bali Sumbang Empat

"Karena ini menyangkut obat, oksigen, dan lainnya," kata penanggung jawab PPKM darurat ini, Kamis (15/7/2021).

Pada penanggulangan sebelumnya mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 1, PSBB 2, dan PPKM Mikro, penambahan kasus relatif terkendali.

Ini berbeda dari pengendalian pada masa PPKM darurat, di mana kasus Covid-19 melonjak di luar perkiraan akibat varian Delta.

Baca juga: Satgas Penanganan Covid-19: Perpanjangan PPKM Darurat Bukan Tak Mungkin Dilakukan

"Hampir semua sekarang di Jawa ini, kalau boleh saya katakan semua, dikontrol oleh varian Delta."

"Menurut yang saya baca ,varian ini lebih cepat dari varian Alfa."

"Kita menghadapi musuh yang beda," ucapnya.

Baca juga: Jomplangnya Vaksinasi Covid-19 Dunia, 75% Warga Amerika-Eropa Sudah Disuntik, ASEAN Baru 16,3%

Tidak hanya Indonesia, kata Luhut, sejumlah negara juga mengalami lonjakan eksponensial akibat varian virus ini.

Bahkan, Perdana Menteri Belanda, kata Luhut, meminta maaf telah menyetujui melepas masker di tengah pandemi.

"Inggris kena, Belanda kena. PM Belanda minta maaf karena setujui lepas masker, sekarang naik eksponensial."

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Menyusut Jadi 12, Cuma Ada di Empat Provinsi

"Malaysia, Rusia, Thailand, dan di Amerika sendiri terjadi lonjakan," bebernya.

Varian ini juga, kata Luhut, menurunkan efikasi semua vaksin Covid-19, termasuk vaksin Pfizer yang disebut-sebut ampuh menangkal varian Delta.

"Varian Delta mampu menurunkan efikasi dari seluruh jenis vaksin."

Baca juga: Makamkan 10-30 Jenazah Korban Covid-19 per Hari, Pemkab Bekasi Bakal Tambah Satu TPU di Cibitung

"Orang bilang vaksin Pfizer yang paling hebat itu, di Israel itu tajam juga kasusnya."

"Astrazeneca, Moderna, you name it."

"Saya ingin ingatkan, ini baru varian Delta. Apa mungkin ada varian lain? We never know," beber Luhut.

Baca juga: Kunjungi Pasien Covid-19 di Gresik, Muhadjir Effendy: Rajin-rajin Salat Malam, Bisa Tingkatkan Imun

Oleh karena itu, ia meminta seluruh masyarakat kompak dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Menurutnya, sangat sulit menekan penyebaran Covid-19 akibat varian Delta apabila seluruh komponen tidak kompak.

"Kita optimis bisa mengendalikan ini bila kita kompak," cetusnya.

Baca juga: BIN Gelar Vaksinasi Door to Door di 14 Provinsi, Ada 32 Titik yang Tersebar di 15 Kabupaten/Kota

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 443.473 orang per 14 Juli 2021, dan sebanyak 69.210 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 14 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 689.236 (26.4%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 467.144 (17.9%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 297.742 (11.4%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 203.372 (7.8%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 88.457 (3.4%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 80.726 (3.1%)

RIAU

Jumlah Kasus: 77.459 (3.0%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 69.592 (2.7%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 69.152 (2.6%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 57.722 (2.2%)

BALI

Jumlah Kasus: 56.697 (2.2%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 39.761 (1.5%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 37.854 (1.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 33.207 (1.3%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 32.888 (1.3%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 28.857 (1.1%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 25.795 (1.0%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 25.587 (1.0%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 24.506 (0.9%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 22.084 (0.8%)

ACEH

Jumlah Kasus: 20.538 (0.8%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 18.343 (0.7%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 18.173 (0.7%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 15.399 (0.6%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 15.078 (0.6%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 14.772 (0.6%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 14.606 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 13.896 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 12.984 (0.5%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 12.345 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 11.468 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 7.248 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 6.469 (0.2%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 6.364 (0.2%). (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved