Survei Bank Indonesia

Survei Bank Indonesia: Penjualan Eceran Juni 2021 Melambat Akibat Pandemi Virus Corona

Bank Indonesia melakukan Survei Penjualan Eceran (SPE), dengan hasil penjualan eceran secara tahunan melambat pada Juni akibat pandemi virus corona.

Editor: Valentino Verry
thinkstockphotos
Ilustrasi aktivitas ekonomi. Bank Indonesia menggelar survei terkait kinerja penjualan eceran, dengan hasil pada Juni 2021 terjdi pelambatan akibat pandemi virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Mei 2021 menyebutkan, kinerja penjualan eceran secara tahunan diperkirakan  melambat pada Juni 2021.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2021 sebesar 202,3 atau secara tahunan diperkirakan tumbuh sebesar 4,5 persen (year on year/yoy), tidak setinggi pertumbuhan sebesar 14,7 persen (yoy) pada Mei 2021.

Baca juga: Bank Indonesia: Batas Maksimal Tarik Tunai Via ATM Naik Jadi Rp 20 Juta, Simak Ketentuannya

“Mayoritas kelompok tercatat mengalami perlambatan, terutama Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau,” ujar Erwin dalam keterangannya, Jumat (9/7/2021).

“Sementara penjualan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi mengalami kontraksi,” sambungnya.

Erwin melanjutkan, secara bulanan, penjualan eceran Juni 2021 diperkirakan terkontraksi sebesar -11,1 persen (month to month/mtm).

“Responden menyatakan penurunan tersebut sejalan dengan kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idul Fitri khususnya pada Subkelompok Sandang dan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau,” jelasnya.

Baca juga: Wahidin Halim Imbau Pedagang Obat dan Oksigen tak Manfaatkan Situasi Pandemi Virus Corona

Sedangkan pada bulan Mei 2021, responden mengindikasikan kinerja penjualan eceran baik secara bulanan dan tahunan mencatat pertumbuhan positif.

Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2021 tumbuh 3,2 persen (mtm) dan 14,7 persen (yoy), meskipun tidak setinggi 17,3 persen (mtm) dan 15,6 persen (yoy) pada April 2021.

Responden menyampaikan perlambatan kinerja penjualan eceran terutama disebabkan oleh permintaan yang tidak setinggi pada Ramadhan, serta pembatasan mobilitas saat HBKN Idul Fitri sejalan dengan pengendalian Covid-19.

Perlambatan terutama terjadi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang.

Baca juga: Cegah Kelangkaan, Pemerintah Atur Distribusi Tabung Oksigen selama Pandemi Virus Corona

Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada 3 dan 6 bulan mendatang (Agustus dan November) diperkirakan melambat.

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang (Agustus) sebesar 124,4, menurun dari bulan sebelumnya, didukung oleh distribusi barang semakin lancar.

Sementara itu, IEH 6 bulan yang akan datang (November) sebesar 119,9, lebih rendah dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar 134,0 didukung oleh distribusi barang yang lancar dan pasokan yang cukup.

Sumber: Tribunnews
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved