Vaksinasi Covid19

Pentingnya Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil dan Menyusui, Ini Alasannya

Selain saat sedang hamil, saat haid juga tetap diperbolehkan untuk dilakukan vaksinasi Covid-19.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Feryanto Hadi
KOMPAS.COM / SHUTTERSTOCK
Hamil 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Banyak para perempuan yang masih khawatir dengan vaksinasi Covid-19.  

Selain keamanan dan efek samping secara umum.

Tidak sedikit mereka juga khawatir efek samping berkaitan dengan sistem reproduksi.

Apakah aman melakukan vaksinasi saat haid? Apakah mengganggu siklus haid? Menyebabkan rahim kering, dan keamanan vaksin saat  hamil dan menyusui.

Menurut Dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr.Nina Martini Somad, Sp.OG saat haid juga tetap diperbolehkan untuk dilakukan vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Vaksinasi Covid untuk Remaja di SDN 011 Sunter Agung Kembali Digelar 5 Juli, Cukup Bawa Kartu Ini

Karena tidak ada pengaruh sama sekali dengan siklus haid.

“Seringkali haid membuat demam. Tapi bukan karena haidnya tapi karena demamnya yang membuat tidak boleh divaksinasi. Kalau haid tapi tidak demam boleh dilakukan vaksinasi,” tegas dokter yang bisa ditemui di RS Hermina Bekasi, RS Hermina Grand Wisata

Ia juga melanjutkan bahwa pada wanita hamil juga tidak perlu khawatir untuk dilakukan vaksinasi.

Penelitian di Amerika Serikat, juga disimpulkan bahwa vaksin Covid aman untuk ibu hamil, tidak ada risiko baik pada tubuh ibu hamil dan juga janin.

Bahkan ibu hamil justru jadi prioritas untuk divaksinasi. Pasalnya ibu  hamil dianggap memiliki risiko besar ketika terinfeksi virus Covid-19. Pada ibu hamil yang terkena Covid-19, gejala yang timbul bisa berat sehingga risiko  sampai kematian.

Baca juga: Ini Komentar Ibu Hamil di Kota Bogor Usai Vaksinasi Covid-19, Anak Usia 12-18 Tahun juga Divaksin

Hal ini menyebabkan ibu hamil rentan masuk ke ruangan ICU,  risiko persalinan premature. Apalagi, bila ibu hamil meninggal, bayinya juga akan sulit diselamatkan.

Usia kehamilan yang disarankan untuk dilakukan vaksinasi ketika berusia 12-33 minggu sudah selesai vaksin 1 dan 2. Tapi lebih cepat lebih baik.

Hal ini termasuk pada ibu yang melakukan program hamil (Promil).

Agar antibodi yang terbentuk lebih kuat, ketika selesai vaksin kedua disarankan 6-8 minggu kemudian dilakukan program hamil.

bila diluar masa itu terjadi kejadian hamil pun tetap aman.

Vaksin Covid-19 selain memberikan perindungan pada ibunya juga melindungi janinnya hingga lahir.  

Bayi akan memiliki antibodi sehingga ikut kebal, walaupun kadarnya belum tentu besar dan pada usia tertentu harus divaksinasi juga.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 3 Juli 2021: Suntikan Pertama 31.573.240, Dosis Kedua 13.922.732 Orang

Begitu juga pada ibu yang menyusui juga sangat disarankan untuk dilakukan vaksinasi.

Pasalnya ASI yang keluar akan juga mengandung antibodi Covid-19.

Lalu apakah semua vaksin Covid aman untuk ibu hamil dan menyusui?  

Menurut dokter Nina, bila mengacu pada penelitian  yang sudah dilakukan adalah vaksin Sinovac, Pfizer, Moderna  sudah disimpulkan aman dan efektif. 

Vaksin Sinovac berasal dari virus yang sudah mati atau dilemahkan, sehingga ketika  masuk ke tubuh  dalam keadaan tidak aktif.

Selain Sinovac, vaksin yang berasal dari  cangkang virus yang hidup MRA seperti Pfizer, dan Moderna sudah dilakukan penelitian terhadap ibu hamil dan hasilnya aman.

Namun kedua vaksin ini belum masuk di Indonesia.

Sementara vaksin Astrazeneca  belum direkomndasikan karena  belum ada penelitiannya.

Dokter  Nina meminta agar masyarakat terutama perempuan jangan takut terhadap program vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Anies Baswedan: Situasi Jakarta Darurat, Warga Jangan Bepergian

Pasalnya efek samping yang terjadi pasca vaksinasi tidak seberapa dibandingkan ketika terkena Covid-19. Apalagi saat ini di mana rumah sakit penuh oleh pasien Covid-19.

Ketika sudah divaksin walaupun masih terkena Covid, namun gejalanya jauh lebih ringan dibandingkan yang belum divaksinasi.

Walaupun banyak rumor yang beredar.

Seperti vaksin bisa membuat mandul, rahim kering, dokter Nina memastikan hal itu adalah berita bohong atau hoax.

“Tidak ada hubungan sama sekali antara vaksin terhadap kemandulan pada wanita. Kemandulan banyak faktor yang menyebabkannya. Tapi vaksin bukan salah satu penyebabnya. Kalau habis divaksinasi tidak hamil-hamil  bukan karena vaksin,  tapi faktor lain. Termasuk vaksin bikin rahim kering. Tidak ada hubungannya sama sekali,” tegasnya  saat menjadi pembicara di Instagram Live #NgobrolBarengPiiluss dengan tema ‘Vaksin Covid-19 dan Tubuh Perempuan’, Jumat (2/7/2021).

Vaksin juga tidak  membuat jadwal haid jadi maju dan mundur.  Namun bila ada jadwal haid yang menjadi lebih maju atau terlambat, mungkin ada faktor stress ketika  memikirkan vaksinasi yang akan dilakukan.

“Ada laporan haid menjadi maju atau telat jadwalnya tapi pada saat itu juga. Divaksinasi ada di awal-awal membuat stress, nunggu. Banyak berpikir tentang vaksin, punya penyakit tertentu, jadi akhirnya stress. Stress inilah yang membuat jadwal haid menjadi lebih maju atau mundur,” katanya.

Baca juga: Anies Baswedan Pilih Imunitas Warga Jakarta Terbentuk Lewat Vaksinasi Covid-19 Ketimbang Alami

Ia menekankan, semua orang baik pria ataupun perempuan jangan ragu ketika sudah mendapaktan jadwal vaksinasi. Kalau masih ada keraguan, datangi saja ke salah satu IGD RS.

Bagaimana saat ini rumah sakit benar-benar penuh dan orang mengantri untuk diinfus dan dioksigen. Pada pasien yang dengan gejala beratpun susah mendapatkan ruang perawatan ICU.

“Tidak ada efek  yang mematikan dari vaksin. Baik ibu hamil, menyusui,  bahkan yang sudah punya penyakit penyerta seperti jantung sebaiknya segera dilakukan vaksinasi. Vaksinasi melindungi  tubuh kita. Kalaupun masih kena Covid, gejalanya akan jauh lebih ringan daripada yang tidak divaksinasi,” tuturnya. (LIS)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved