Kemungkinan Pemprov DKI Bakal Gunakan Pos Anggaran BTT Yang Ada Sekitar Rp 5 triliun
Kemungkinan Pemprov DKI bakal menggunakan pos anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) yang dimiliki sekitar Rp 5 triliun
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Agus Himawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah wisma, hotel, dan GOR untuk menampung pasien Covid-19 tanpa gejala ataupun tenaga kesehatan.
Sehubungan dengan hal itu Pemprov DKI Jakarta bakal berkoordinasi dengan DPRD terkait kebijakan pemerintah pusat yang menghentikan pembiayaan hotel, wisma, dan penginapan bagi pasien Covid-19 dan tenaga kesehatan di Ibu Kota.
Kemungkinan Pemprov DKI bakal menggunakan pos anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) yang dimiliki sekitar Rp 5 triliun, seperti awal pandemi 2020. Upaya ini merupakan bagian dari solusi dalam menangani Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Julia Robex Alias Baby Wijaya Kembangkan Karir di Belanda
Baca juga: Yunita Siregar Bintangi #CeritaKita, Serial Drama yang Mengisahkan Upaya Pelestarian Lingkungan
“Terhadap keinginan dan harapan dari pemerintah pusat melalui BNPB agar kami menyiapkan dan membiayai, tentu nanti kami akan mempertimbangkan bersama DPRD. Kami akan bahas sejauh mana memiliki kemampuan dana yang cukup,” kata Ariza di Balai Kota DKI pada Kamis (10/6/2021) malam.
Ariza mengatakan, selama ini isolasi di hotel dan penginapan lainnya di Jakarta ditanggung pemerintah pusat melalui BNPB dan Kementerian Pariwisata RI. Namun, mulai Selasa (15/6/2021), pemerintah pusat tak lagi menanggung biaya itu karena masih masih memiliki utang sebesar Rp 140 miliar kepada 31 hotel.
Di sisi lain, BNPB masih menunggu pencairan dana untuk penanganan dan penanggulangan Covid-19 dari Kementerian Keuangan RI. “Tentu kami juga Pemprov DKI Jakarta mencoba mencarikan solusinya. Di antaranya Pak Gubernur sudah menginstruksikan jajaran untuk menyiapkan hotel yang kami miliki,” ujar Ariza.
Menurutnya, Pemprov DKI akan melakukan pengaturan tempat tinggal sementara bagi tenaga kesehatan. Artinya mereka semua kemungkinan tidak lagi tinggal di hotel, tapi ada yang dialihkan ke wisma yang dimiliki DKI.
“Ada pengaturan yang lebih baik lagi, karena memang sekarang itu tidak mesti semuanya tinggal di hotel bagi tenaga kesehatan. Ada pengaturan yang lebih baik dan lebih bijak, apalagi seiring dengan meningkatnya vaksinasi,” jelas dia.
Baca juga: Lurah Pejuang Tak Dirikan Dapur Umum saat Lockdown Lokal untuk Cegah Penyebaran Covid-19
Baca juga: Bangkitkan Dunia Pariwisata, Kemenparekaf Dukung Pesta Kesenian Bali
Prinsipnya, kata Ariza, Pemprov DKI Jakarta akan terus berupaya semaksimal mungkin dengan fasilitas, kemampuan SDM dan pembiayaan yang ada dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19. Dia mengklaim, sejauh ini penanganan dan penanggulangan Covid-19 di Jakarta sudah cukup baik.
Salah satunya adalah upaya pengetesan PCR di Jakarta yang setiap hari relatif tinggi dibanding daerah lain. “Untuk kontribusi kami masih 36,4 persen terhadap PCR nasional, itu belum termasuk yang rapid antigen dan program lainnya,” ucap dia.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menambah fasilitas isolasi terkendali bagi pasien Covid-19 tanpa gejala yang menjadi tanggungan pemerintah daerah. Dari yang sebelumnya hanya tiga tempat, kini jumlahnya melonjak menjadi 37 tempat.