Hindari Wisatawan Mengeluh Kemahalan Jajan di Puncak, Pedagang Warung Sepakat Pasang Harga Menu
“Harga segelas kopi, misalnya ditetapkan paling mahal Rp 10 ribu dan paling murah Rp 5 ribu. Nah, pedagang tidak boleh melewati harga
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dedy
WARTAKOTALIVE.COM, CISARUA --- Kisah warung di Puncak, Bogor, yang diduga menaikkan harga menu mie instan secara tidak wajar menuai perhatian warganet.
Untuk memastikan kebenaran cerita ini, Camat Cisarua Deni Humaedi telah mendatangi langsung warung yang viral di media sosial ini.
"Kami telah mengkonfirmasi perihal harga yang tidak wajar dari penjual dan dia pun mengakui ada kesalahan saat yang jaga malam," kata Deni kepada Wartakotalive.com, Sabtu (5/6/2021).
Menurut dia, kejadian ini terjadi pada hari libur tanggal 1 Juni 2021.
"Kami juga memeriksa warung sebelah untuk perbandingan harga ternyata memang benar ada selisih harga," ujarnya.
Camat Deni Humaedi mengaku sudah melakukan pertemuan dengan pedagang Puncak untuk membahas soal harga ini.
"Hasil kesepakatan kami, warung-warung di kawasan Puncak akan memasang menu makanan dan minuman berikut harganya," ungkapnya.
Dengan memasang harga, pihaknya berharap tidak ada lagi konsumen yang mengeluh kemahalan saat jajan di kawasan Puncak.
“Para perwakilan pedagang sedang menyusun daftar harga menu yang nantinya dipajang di setiap warung,” ujar Deni.
Paguyuban akan menerapkan batas harga paling mahal dan paling murah pada makanan dan minuman yang dijual di kawasan Puncak.
“Harga segelas kopi, misalnya ditetapkan paling mahal Rp 10 ribu dan paling murah Rp 5 ribu. Nah, pedagang tidak boleh melewati harga tertinggi maupun termurah," jelasnya.
"Dengan adanya daftar harga menu maka pembeli mengetahui dari awal harga jual makanan dan minuman sehingga menghindari adanya komplain dari wisatawan," pungkasnya.
Merusak citra
Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Agus Salim menilai tindakan oknum tersebut bisa merusak citra wisata Puncak.