Berita Nasional
Novel Baswedan: Isu Taliban Digunakan untuk Memusuhi Orang-orang Berkinerja Baik di KPK
Novel Baswedan mengungkapkan, isu Radikal dan Taliban sengaja digulirkan untuk mendeskriditkan pegawai-pegawai KPK
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Rentetan kejadian yang berujung kepada pemecatan sejumlah pegawai di Komisi Pemberantasan Korupsi tak lepas dari munculnya sejumlah isu yang digulirkan pihak-pihak tertentu.
Isu yang digulirkan tersebut, didiga berkaitan dengan upaya-upaya yang sedang atau akan dilakukan di lingkungan KPK.
Selain aksi teror penyiraman air keras yang diterima oleh Novel Baswedan, sejumlah isu dimunculkan di antaranya soal "Taliban' di dalam tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Baca juga: Marak Aksi Donasi, Ferdinand Pertanyakan Perbedaan Nilai yang Terkumpul dengan Jumlah Donasi
Isu itu kerap digaungkan sejumlah pihak di media sosial, seperti yang dilakukan Denny Siregar cs.
Kini isu tersebut kembali ramai. Pada Kamis (27/5/2021), kata kunci Taliban kembali menjadi trending topik menyusul acara Mata Najwa yang mengungkap sejumlah kejanggalan tentang pemecatan puluhan pegawai KPK.
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan mengungkapkan, isu Radikal dan Taliban sengaja digulirkan untuk mendeskriditkan pegawai-pegawai KPK yang dianggapnya memiliki kinerja baik.
"Isu Radikal dan taliban, adalah isu yang disematkan untuk memusuhi orang-orang yang bekerja baik di KPK," tulis Novel Baswedan di Twitter, Kamis.
Baca juga: Soal Amien Rais Bukan Tokoh Reformasi, Barikade 98 Tak Terima Benny Ramdani Disebut Pengekor Adian
Baca juga: Soal Amien Rais Bukan Tokoh Reformasi, Barikade 98 Tak Terima Benny Ramdani Disebut Pengekor Adian
Novel mengakui, isu yang digulirkan ini cukup berhasil mencuci otak masyarakat hingga menimbulkan stigma buruk untuk sejumlah pegawai di KPK.
Novel juga menyebut isu ini cukup mengganggu kinerja pemberantasan korupsi.
"Isu ini cukup berhasil membuat stigma, dan mengganggu kerja pemberantasan korupsi," imbuh Novel.
Sementara itu, politisi Demokrat, Rachlan Nashidik turut berkomentar tentang isu Taliban yang digunakan untuk menyerang para penyidik KPK.
"Sudah lama dikritik: Jokowi "membela kebhinekaan" dengan cara membelah dan menyingkirkan. Tapi dari kasus KPK kini kita tahu, tudingan "Taliban" itu, "test kebangsaan" itu, tak berhubungan dengan kebhinekaan. Ia membelah dan menyingkirkan sesiapa yang menghalangi politik istana," tulisnya.
Jenggotan dicap Taliban
Sebelumnya, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono mengatakan isu Taliban sengaja dimunculkan oleh pihak yang ingin melemahkan KPK.
Giri menyebut isu Taliban kerap dikaitkan dengan pegawai KPK yang memiliki jenggot seperti dirinya.
