Konflik Palestina Israel
Vokalis Pink Floyd Dukung Palestina, Roger Waters Coret Tembok Pembatas Israel: 'No Thought Control'
Musisi asal Inggris sekaligus vokalis Pink Floyd band, Roger Waters mencoret tembok pembatas Israel-Palestina.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Musisi asal Inggris sekaligus vokalis Pink Floyd band, Roger Waters mencoret tembok pembatas Israel-Palestina.
Aksi Roger Waters coret tembok pembatas Israel tersebut kini menjadi perhatian publik dunia saat ini.
Mengutip artikel nbcnews.com, pencipta album legendaris 'The Wall' tampil di hadapan puluhan ribu penggemar Israel, Kamis lalu.
Di hadapan para penggemarnya, Roger Waters menyerukan Israel untuk merobohkan balok beton besar yang menutupi bagian Tepi Barat.
Baca juga: Rage Against The Machine Band Ekpresikan Dukungannya untuk Palestina di Media Sosial: #FreePalestine
Baca juga: Elemen Masyarakat Bogor Barat Galang Dana Kemanusiaan untuk Palestina dan Banjir Bandang Cigudeg
Baca juga: Profil Gal Gadot, Dikecam di Medsos karena Komentar Tak Netral Tentang Konflik Asrael-Palestina
Diperkirakan 50.000 berkumpul di tempat terbuka yang disiapkan dengan tergesa-gesa untuk konser di sebelah desa Yahudi-Arab Neveh Shalom di Israel tengah.
Tepat sebelum akhir konser, Waters berbicara kepada penontonnya. "Saya percaya kita membutuhkan generasi Israel ini untuk merobohkan tembok dan berdamai dengan tetangga mereka," katanya, memicu sorak-sorai.
Beberapa jam sebelum pertunjukan, Israel mengalami kemacetan terbesarnya.
Saat itu, Roger Waters menolak untuk tampil di tempat-tempat biasa untuk konser terbuka di Tel Aviv, mengutip penentangannya terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.

Akhirnya pihak terkait menyetujui jika lapangan sekitar setengah jalan antara Yerusalem dan Tel Aviv dipakai untuk pertujukannya tersebut.
Sulit untuk dipahami
Pada hari Rabu, setelah tiba di Israel, Roger Waters mengunjungi bagian dari tembok pemisah Tepi Barat Israel yang melewati kota Betlehem di Palestina.
Roger Waters menulis judul album legendarisnya, bertuliskan "No thought control," pada tembok beton yang menjulang tinggi.

Roger Waters, legenda rock Inggris dan salah satu pendiri grup Pink Floyd, kunjungi tembok Israel yang
mengelilingi kota Bethlehem di Tepi Barat, 21 Juni 2006. (electronicintifada.net/MagnusJohansson)
"Itu membuat saya ngeri," kata Waters kepada wartawan di situs tersebut.
“Anda dapat melihat foto-foto dari sesuatu seperti ini, tetapi sampai Anda melihat bangunan yang sebenarnya dan apa yang dilakukannya terhadap komunitas-komunitas ini ... Sulit untuk memahami bahwa mereka dapat melakukan ini.”
Israel mengatakan sedang membangun tembok untuk mencegah penyerang Palestina.
Para pelaku bom bunuh diri telah menewaskan lebih dari 500 orang Israel dan melukai lebih banyak lagi sejak pecahnya pertempuran antara kedua belah pihak pada September 2000.
Palestina mengecam rintangan itu sebagai front untuk merebut wilayah yang mereka klaim untuk negara masa depan.
Israel mengatakan penghalang setengah jadi sepanjang 470 mil itu akan menjadi 95 persen pagar elektronik dan hanya 5 persen tembok saat selesai.
Rage Against The Machine Dukung Palestina
Tak hanya vokalis Pink Floyd Roger Waters, konflik Israel Palestina jadi perhatian band rock asal Amerika Serikat, Rage Against the Machine (RATM).

Diketahui, Rage Against the Machine band mengekspresikan dukungannya terhadap warga Palestina, Gaza dan Masjid Al-Aqsa
Band Rage Against the Machine tersebut mengekspresikan dukungannya terhadap Palestina dari media sosial.
Mengutip artikel loudwire.com, Rage Against the Machine mungkin tidak memiliki panggung dan mikrofon saat ini untuk berbicara tentang kesengsaraan dunia.
Akan tetapi mereka memiliki media sosial dan mereka telah menggunakannya untuk ekspresikan dukungannya mereka, kepada rakyat Palestina.

Diketahui saat ini Palestina tengah dalam konflik dengan Israel.
Pertikaian yang sedang berlangsung antara Tentara Israel dan militan Palestina di Gaza baru-baru ini meningkat dengan peluncuran roket dan rudal ke wilayah sipil.
Menurut New York Times, lebih dari 1.000 roket telah ditembakkan dari Gaza pada Rabu malam (12 Mei) setelah kekerasan meletus pada Senin (10 Mei).
Berbicara tentang kekerasan yang sedang berlangsung di negara itu, band tersebut menyatakan melalui Twitter.
"The violence and atrocities we are witnessing in Sheikh Jarrah, the Al Aqsa compound and Gaza are a continuation of decades of Israel’s brutal apartheid and violent occupation of Palestine"
"Kekerasan dan kekejaman yang kami saksikan di Sheikh Jarrah, kompleks Al Aqsa dan Gaza adalah kelanjutan dari dekade apartheid brutal Israel dan pendudukan kekerasan di Palestina" tulis akun Twitter @RATMoffcial dikutip Wartakotalive.com, Jumat (22/5/2021).
"We stand with the Palestinian people as they resist this colonial terror in all its forms. #FreePalestine"
"Kami berdiri bersama rakyat Palestina saat mereka melawan teror kolonial ini dalam segala bentuknya. #FreePalestine" tulis akun Twitter @RATMoffcial.
Kekerasan kemudian meletus awal pekan ini ketika polisi menggerebek masjid Asqa di Yerusalem, yang mereka klaim sebagai tanggapan atas serangan dengan lemparan batu oleh demonstran Palestina.
Korban tewas di Gaza telah meningkat menjadi 43 warga Palestina, termasuk 13 anak-anak dan tiga wanita, menurut Kementerian Kesehatan.
Serangan udara Israel telah meratakan dua menara apartemen bertingkat di Jalur Gaza, tempat tinggal dua juta warga Palestina.
(Wartakotalive.com/CC/nbcnews.com/loudwire.com/Chad Childers/Wikipedia)