Larangan Mudik

PT KAI Mencatat Jumlah Pengguna KRL Commuter Line Alami Penurunan Akibat Larangan Mudik

Pemberlakuan larangan mudik yang ditetapkan pemerintah rupanya berdampak pada menurunnya jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Muhammad Azzam
Suasana KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi saat normal. PT KAI mencatat ada penurunan penumpang yang dialami KRL Commuter Line Jabodetabek sebesar sembilan persen dibanding dengan rentang waktu sebelumnya, yakni 15 April - 5 Mei 2021, akibat larangan mudik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberlakuan larangan mudik yang ditetapkan pemerintah rupanya berdampak pada menurunnya jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi di Jabodetabek.

Salah satunya KRL Commuter Line Jabodetabek yang mengalami penurunan penumpang sejak diberlakukannya larangan mudik pada 6 hingga 11 Mei 2021.

Penurunan penumpang juga disebabkan oleh pembatasan jadwal perjalanan yang harus dikurangi di wilayah Jabodetabek.

Penurunan angka penumpang yang dialami KRL Commuter Line Jabodetabek sebesar sembilan persen dibanding dengan rentang waktu sebelumnya, yakni 15 April - 5 Mei 2021.

Baca juga: Saat Natal dan Tahun Baru Tak Ada Jadwal Penambahan KRL Commuter Line, Ini Alasannya

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, rata-rata volume pengguna KRL Jabodetabek per harinya selama pembatasan layanan operasional perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek yang berlaku mulai 6 Mei lalu sebesar 358.580 orang.

"Turun sembilan persen dari rata-rata volume per hari dalam operasional normal selama bulan puasa (13 April – 5 Mei 2021) yang mencapai 394.756 orang," kata Anne, Rabu (12/5/2021).

Penurunan rata-rata volume penumpang juga terjadi di KRL Yogya-Solo.

KAI Commuter mencatat selama bulan puasa sebelum pemberlakuan pembatasan operasional yakni 13 April – 5 Mei 2021 mencakup 4.288 orang per hari.

"Sedangkan rata-rata volume pengguna KRL Yogya-Solo per hari pada masa pembatasan operasional yang dimulai 6 Mei lalu adalah sejumlah 3.363 orang atau turun 22 persen," tuturnya.

Baca juga: Pemkot Bogor dan PT KAI Matangkan Pendanaan dan Integrasi Trem Kota Bogor, Butuh Dana Rp 1 Triliun

Anne menjelaskan bahwa KAI Commuter sebagai operator KRL Commuter Line Jabodetabek dan KRL Yogya-Solo tetap beroperasi pada hari libur nasional dan cuti bersama hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah 12 - 14 Mei 2021.

Untuk operasional pelayanan KRL Commuter Line Jabodetabek selama libur Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah akan beroperasi mulai pukul 04:00 - 20:00 WIB, dengan total 886 perjalanan KRL setiap harinya.

Meski beroperasi, selama masa libur Lebaran, KAI Commuter tetap melakukan pembatasan operasional terhadap pengguna yang akan naik dan turun di Stasiun Tanah Abang.

"Mulai pukul 15:00 - 19:00 WIB Stasiun Tanah Abang tidak melayani pengguna yang hendak naik dan turun di stasiun tersebut dan hanya melayani pengguna KRL yang transit untuk berpindah relasi KRL di stasiun tersebut," tutup Anne.

Baca juga: PT KAI Pastikan Tiket Tanggal 6 - 17 Mei 2021 Belum Dapat Dipesan karena Ada Larangan Mudik

Sementara itu, Kementerian Perhubungan memprediksi arus balik kendaraan yang usai melakukan mudik akan terjadi di akhir pekan ini.

Potensi lonjakan penumpang dan kendaraan pada saat arus balik ini membuat Kemenhub meningkatkan kewaspadaan di hampir semua moda transportasi, termasuk udara.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kepada seluruh pemangku kepentingan sektor transportasi, termasuk bandara, untuk mengantisipasi potensi kenaikan jumlah penumpang pada arus balik Lebaran.

Bahkan, Budi memprediksi arus balik Lebaran akan terjadi pada akhir pekan ini yakni Minggu dan Senin tanggal 16 dan 17 Mei 2021.

Salah satu fokus utama yang dipersiapkan adalah mengenai penerapan protokol kesehatan.

Baca juga: Budi Karya Sumadi Imbau Masyarakat tidak Mudik agar tak Terjadi Gelombang Covid-19 seperti di India

Selain, itu standar operasional untuk menangani lonjakan arus balik nanti harus dijalankan dengan benar dan konsisten kepada penumpang yang akan berangkat maupun datang.

“Kami meminta kepada seluruh petugas di bawah koordinasi satgas untuk tetap menjaga penerapan protokol kesehatan dan SOP yang sudah ditetapkan baik untuk penanganan penumpang yang akan berangkat maupun yang akan datang,” ujar Budi.

Salah satu yang perlu disiapkan adalah ketersediaan ruang karantina bagi penumpang arus balik yang terindikasi positif Covid-19.

Ruang karantina perlu disiapkan untuk menampung jika ada calon atau penumpang yang terinfeksi virus Covid-19 karena menurut hasil tes acak saat pelarangan mudik sebanyak 4.123 positif corona.

“Mereka yang harus melakukan karantina harus dipersiapkan pula ruangannya. Jumlah ketersediaan ruang karantina harus dipastikan tersedia bagi penumpang yang hendak pulang saat arus balik nanti,” jelasnya.

Baca juga: Menhub Budi Karya Sumadi Sebut KCJB Membuat Waktu Tempuh Jakarta-Bandung Hanya 46 Menit

Selain itu, Budi juga menyampaikan bahwa Kemenhub telah meniadakan sementara penerbangan carter (sewa) dari luar negeri.

Penghentian ini dilakukan sampai dengan 17 Mei 2021 atau periode akhir larangan mudik.

Budi memastikan akan ada langkah evaluasi terkait penerbangan carter saat larangan mudik berakhir.

“Dan akan dilakukan evaluasi sebelum dibuka kembali,” tutupnya. (Fandi Permana)

Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved