Komcad Bakal Dibekali Senjata Canggih, Politikus PDIP Bilang Tak Imbang dengan Milik Prajurit TNI
Dikutip dari situs Pindad, SS2-V5 A1 berukuran 5,56 x 45 mm dengan berat tanpa peluru 3,35 Kg, dan dengan full magazine 3,71 kilogram.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - PT Pindad merampungkan pembuatan 25 ribu pucuk senjata api jenis SS2-V5 A1
Sebanyak 25 ribu senjata ini sengaja dibuat untuk memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang akan digunakan untuk pelatihan komponen cadangan (Komcad).
"Bangga juga bila Komcad dibekali senjata canggih yang lebih modern, ringan, memakai teleskop dan laser," kata anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin kepada wartawan, Jumat (7/5/2021).
Baca juga: Nasib 75 Pegawai KPK Tak Memenuhi Syarat Jadi ASN di Tangan Firli Bahuri, Ini Alasannya
Namun, kata Hasanuddin, hal ini menjadi tak seimbang dengan senjata yang digunakan oleh prajurit profesional.
Dikutip dari situs Pindad, SS2-V5 A1 berukuran 5,56 x 45 mm dengan berat tanpa peluru 3,35 Kg, dan dengan full magazine 3,71 kilogram.
Dilengkapi dengan popor lipat, senapan ini memiliki jarak tembak efektif sejauh 200 meter.
Baca juga: Terduga Teroris yang Diciduk di Sukabumi Pernah Terlibat Percobaan Peledakan Bom di Ciampea Bogor
"Padahal hanya sekadar untuk latihan saja, tak perlu lah menggunakan senjata secanggih itu," ujar politikus PDIP ini.
Hasanuddin juga menyarankan agar senjata-senjata itu tidak disimpan di Kemhan, melainkan di satuan TNI saja.
"Alasannya agar mudah pemeliharaannya dan penyimpanannya."
Baca juga: Bukan Hal Baru, Usulan Pembubaran Komisi VII Bakal Dibicarakan di Rapat Pimpinan DPR
"TNI juga telah berpengalaman mengurus senjata," ucapnya.
Hasanuddin juga mempertanyakan mengapa Komcad hanya merekrut matra darat.
Padahal, kata dia, sebagai sebuah pasukan cadangan militer, tak hanya matra darat saja yang dibutuhkan.
Baca juga: Dugaan Suap Wali Kota Tanjungbalai, Hari Ini KPK Jadwalkan Periksa Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin
"Pertanyaannya kenapa yang disiapkan hanya matra darat saja,?" Ucapnya.
Kemhan dijadwalkan akan membuka pendaftaran Komcad pada pekan pertama hingga ketiga Juni 2021.
Sementara pelatihannya akan mulai dilakukan pada pekan keempat Juni hingga September. Total lama pelatihan selama kurang lebih tiga bulan.
Baca juga: Menata Ulang Mitra Kerja DPR Dinilai Lebih Baik Ketimbang Bubarkan Komisi VII
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan membuka seleksi komponen cadangan mulai bulan depan.
Dirjen Pothan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha memimpin rapat koordinasi Panitia Pusat Pembentukan Komponen Cadangan, di Aula Bela Negara Lantai 8 GR Soeprapto, Ditjen Pothan Kemhan, Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Rapat Koordinasi Panitia Pusat Pembentukan Komponen Cadangan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan pihak-pihak terkait, dalam rencana pembukaan pendaftaran komponen cadangan matra darat.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Menyusut Jadi 14, Jateng dan Jabar Kembali Muncul
Masing-masing pihak yang terkait dalam rakor ini memaparkan kesiapan proses perekrutan komponen cadangan dari tahap pendaftaran, tahap pendidikan dan pelatihan, sampai pelantikan.
"Seleksi penerimaan ini akan diadakan pada minggu I, II, dan III bulan Juni 2021."
"Sedangkan pendidikan pelatihan dasar kemiliteran selama 3 bulan akan dimulai sejak minggu ke-4 bulan Juni sampai dengan September 2021," dikutip dari laman kemhan.go.id, Selasa (4/5/2021).
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Ada 417 Orang dan 99 Organisasi di Indonesia Masuk DTTOT, Termasuk KKB Papua
Perekrutan komponen cadangan dilakukan atas dasar sukarela.
Sebagai langkah awal, pendidikan dan pelatihan akan digelar di Pulau Jawa, dengan alokasi sebanyak 2.500 orang.
"Pendidikan akan dilaksanakan di Rindam-Rindam yang ada di Pulau Jawa yaitu Rindam Jaya/Jayakarta, Rindam III/Siliwangi, Rindam IV/Diponegoro, dan Rindam V/Brawijaya," tutur keterangan tersebut.
Penerimaan tahap pertama diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa, PNS, dan pegawai BUMN/BUMS, serta pembina muda Pramuka.
Prabowo Bakal Rekrut 25 Ribu Anggota Komponen Cadangan, Ini Fasilitas yang Didapat
Kementerian Pertahanan (Kemhan) bakal merekrut 25 ribu anggota komponen cadangan (Komcad) pada tahap pertama.
Dahnil Anzar Simanjuntak, Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, Kemhan dan TNI sudah menyiapkan proses pembentukan Komcad dengan matang.
Rencananya, kata Dahnil, pada akhir Januari 2021 pihaknya sudah memulai sosialisasi.
Baca juga: Kemungkinan Menyelundup ke Luar Negeri, MAKI Minta KPK Terbitkan Red Notice untuk Harun Masiku
Sementara, kata dia, untuk proses pendaftaran, pelatihan dan penetapan akan dilangsungkan segera.
"Tahap awal 25 ribu," kata Dahnil ketika dihubungi wartawan, Rabu (20/1/2021).
Kementerian Pertahanan akan segera membuka rekrutmen komponen cadangan, setelah PP 3/2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 23/2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara yang ditetapkan di Jakarta pada 12 Januari 2021.
Baca juga: BREAKING NEWS: Basarnas Tutup Operasi SAR Gabungan Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182
Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, saat ini persiapan terkait komponen cadangan sudah matang.
"Persiapan Komcad sudah matang, sejak awal tinggal menunggu PP."
"Nah, bila PP sudah turun maka akan segera dimulai proses rekrutmen dan pelatihan nanti oleh TNI," kata Dahnil kepada wartawan, Senin (18/1/2021).
Baca juga: Jokowi: Semua Harus Bicara Betapa Pentingnya Disiplin Terhadap Protokol Kesehatan, Ini Kunci Pertama
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN).
PP tersebut mengatur soal pembentukan komponen cadangan, komponen pendukung, serta bela negara.
Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi, guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama TNI yang sedang melaksanakan tugas pertahanan negara.
Baca juga: Rencana Kapolri Baru Larang Polantas Tilang di Jalan, ITW: Butuh Kesiapan Mental dan Perilaku
Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
Komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional.
Para anggota komponen cadangan dibagi dalam 3 komponen cadangan, yakni komponen cadangan matra darat, laut, dan udara.
Baca juga: Teriakan Setuju dan Tepuk Tangan Sambut Penetapan Kapolri Baru di Sidang Paripurna DPR
Pembentukan komponen cadangan dilakukan melalui proses seleksi.
Nantinya Kementerian akan membuka seleksi pendaftaran bagi masyarakat.
Mereka yang lolos seleksi kompetensi wajib mengikuti pelatihan dasar militer.
Baca juga: Hidupnya Hancur Gara-gara Kasus Djoko Tjandra, Pinangki Minta Ampun kepada Majelis Hakim
"Calon Komponen Cadangan yang dinyatakan lulus seleksi kompetensi wajib mengikuti pelatihan dasar kemiliteran Selama 3 (tiga) bulan," begitu bunyi pasal 54 ayat 1 PP tersebut, dikutip Tribunnews, Kamis (21/1/2021).
Pelatihan dasar kemiliteran nantinya akan dilaksanakan pada lembaga pendidikan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia, dan/atau kesatuan Tentara Nasional Indonesia.
Selama pelatihan berlangsung, calon komponen cadangan nantinya akan mendapatkan sejumlah fasilitas, di antaranya uang saku, perlengkapan lapangan, perawatan kesehatan serta perlindungan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 21 Januari 2021: Pasien Baru Tambah 11.703 Orang, 9.087 Sembuh
Mereka juga akan mendapatkan perlengkapan militer.
Nantinya para anggota Komcad akan mendapatkan pangkat dengan mengacu pada penggolongan pangkat di Tentara Nasional Indonesia.
"Pangkat Komponen Cadangan hanya digunakan pada masa aktif Komponen Cadangan," bunyi pasal 58 ayat 3.
Baca juga: Bakal Tulis Buku Putih Kasus Penembakan 6 Anggota FPI, Amien Rais: Agar Bangsa Tak Menjadi Dingin
PP tersebut mulai berlaku sejak diundangkan.
PP ditetapkan Presiden pada 12 Januari 2021, dan diundangkan pada hari yang sama. (Chaerul Umam)