Save Our Soccer

Akmal Marhali Koordinator Save Our Soccer Minta PSSI Jangan Hapuskan Degradasi di Liga 1 Musim 2021

Save Our Soccer (SOS) lagi-lagi mengkritisi wacana kebijakan yang akan diterapkan pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2021 ini.

Penulis: Umar Widodo | Editor: Umar Widodo
Dok.Super Ball/Feri Setiawan
Pertandingan Persija Jakarta vs Persib Bandung pada kompetisi Liga 1 musim 2018 lalu. Rencananya PSSI dan PT LIB selaku operator Liga Indonesia akan meniadakan sistem degradasi pada kompetisi musim 2021 ini 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Di tengah semangat menggulirkan kembali kompetisi di tengah pandemI Covid-19 muncul wacana tidak produktif yaitu menggelar kompetisi  sepakbola nasional tanpa degradasi.

Save Our Soccer (SOS) lagi-lagi mengkritisi wacana kebijakan yang akan diterapkan pada kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2021 ini.

Menurut Akmal Marhali ini sungguh sebuah dagelan di saat negara lain sudah melangkah lebih progresif dan menjalankan kompetisi menuju kenormalan baru.

"Sepakbola Indonesia malah berpikir mundur. Terkesan main-main dan jadi lelucon. Kompetisi tanpa degradasi membuka celah menjadi lahan judi," tegas Akmal Marhali Koordinator SOS, Rabu (5/5/2021). 

Ingat, inti dari kompetisi adalah promosi dan degradasi. Bila tanpa degradasi, bukan kompetisi namanya. Tapi, turnamen.

Ketum PSSI Mochammad Iriawan bersama Koordinator SOS Akmal Marhali
Ketum PSSI Mochammad Iriawan bersama Koordinator SOS Akmal Marhali (Dok.Pribadi)

"Yang dikhawatirkan bila tanpa degradasi pemain atau klub bermain setengah hati. Seadanya saja. Kompetisi ini tidak kompetitif," tambahnya.

Akan terjadi jual beli pertandingan untuk mendapatkan pemasukan yang tidak halal di sepak bola. Dan, bila ini terjadi akan sangat buruk buat perkembangan sepakbola nasional.

Sejauh ini judi dan pengaturan skor menjadi penyakit kronis bola kita sampai akhirnya dibentuk Satgas Polri Antimafia Bola.

Nah, kalau pintu itu kembali dibuka lewat kebijakan tanpa degradasi, ini sangat berbahaya.

Ini akan menjebak Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan untuk melanggar Statuta PSSI dan juga mencoreng citranya sebagai polisi bila match setting, match acting dan match fixing sampai terjadi.

Ingat pengalaman Ketum PSSI sebelumnya, Edy Rahmayadi yang dilengserkan di tengah jalan akibat tak mampu mengendalikan para mafia bermain.

Baca juga: Menpora Zainudin Amali Minta PSSI dan PT LIB Melakukan Pembinaan Terhadap Suporter di Indonesia

Baca juga: Koordinator SOS Akmal Marhali Menilai PSSI Konsisten dengan Inkonsistensi

Baca juga: Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri Membantah Ada Pesanan Pemain dari Ketum PSSI Mochamad Iriawan

"Perlu diingat, situasi saat ini berbeda dengan awal 2020 saat pandemi baru terjadi. Kini, semua sudah menuju kenormalan baru. Semua negara menjalankan kompetisi seperti biasanya meski digelar tanpa penonton dan menjalankan protokol kesehatan yang ketat," terang Akmal.

Intinya, kalau tidak ada degradasi ya tidak perlu ada kompetisi. Buat saja turnamen sepanjang pandemi.

Kompetisi sepak bola Indonesia Jangan dibuat aneh. Di satu sisi Liga 1 tanpa degradasi, di sisi lain Liga 2 ada promosi tanpa degradasi.

Pecinta sepakbola pasti bertanya: Ada Apa Ini? Saran Save Our Soccer agar sepakbola kita tetap sehat, jalankan saja kompetisi sesuai aturan. Tidak perlu dimunculkan kebijakan kontroversial ini.

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved