Berita Jakarta

Monitoring Stok Tabung Gas Elpiji, Dinas Nakertrans-E DKI: Ukuran 3 Kilogram Aman Hingga H+7 Lebaran

Ketersediaan tabung gas elpiji di Jakarta Pusat khususnya ukuran gas 3 kilogram aman hingga Lebaran atau H+7 Hari Raya Idul Fitri 2021.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Panji Baskhara
istimewa
Ketersediaan tabung gas elpiji di Jakarta Pusat khususnya ukuran gas 3 kilogram aman hingga Lebaran atau H+7 Hari Raya Idul Fitri 2021. Foto: Produk Elpiji 3 Kg naik sebesar 1 persen dan Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg naik 29 persen dikarenakan mayoritas penduduk masih menjalankan aktifitas WFH. 

"Saya juga kemarin berdiskusi di salah satu daerah Kerinci sama pelaku UMKM, mereka jual pece lele, bakso. Mereka rata-rata beli Rp 35.000 loh satu tabung, itu di kota Pangkalan Kerinci," papar Abdul. 

"Ini gambarannya, apa yang diharapkan pemerintah untuk subsidi elpiji tiga kilogram tidak begitu dinikmati masyarakat kecil, karena mereka beli jauh diharga HET," sambunya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi VII DPR Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, meminta direktur pemasaran Pertamina memiliki satu nomor telepon khusus untuk menerima aduan tingginya harga gas elpiji tiga kilogram. 

"Kalau bisa ada satu handphone khusus yang tidak ganggu direktur, misalnya dipegang asisten atau sekretarisnya, setiap ada anggota DPR yang tahu kayak tadi, ada Rp 35.000 per tabung di Kerinci, itu langsung bisa di WhatsApp," katanya. 

Setelah menerima aduan tersebut, kata Ramson, Pertamina pusat harus menghubungi Sales Area Manager untuk ditindaklanjuti hingga di tingkat pangkalan. 

"Itu kan mudah saja, dari sisi manajerial. Lima menit ketahuan, pangkalan harus tegas. Karena ada saja, dari misalnya 1000 (penjual), ada lima yang nakal," kata Ramson. 

"Era medsos harus proaktif Pertamina, kalau Sales Area Managernya tidak bisa tangani, ganti dia, banyak itu SDM Pertamina yang ingin jadi Sales Area Manager," ujar Ramson.

Pada kesempatan itu juga disampaikan bahwa PT Pertamina akan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 113 juta barel pada tahun ini, naik 13,5 persen dibanding volume impor sepanjang 2020 sebanyak 97,8 barel. 

"Pada tahun 2021 kami memprediksi total volume impor BBM kita naik 13,5 persen dibandingkan 2020," ucap Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Impor BBM pada tahun terbagi dua jenis yaitu impor premium sebesar 53,7 juta barel dan pertamax 53,3 juta barel. 

Ia menjelaskan, tahun ini penjualan BBM non subsidi diperkirakan mencapai 162,56 juta barel dan BBM bersubsidi sebesar 47,69 juta barel. 

Angka ini naik dibandingkan realisasi penjualan BBM pada tahun lalu sebesar 139,34 juta barel untuk non subsidi dan 53,35 juta barel untuk BBM bersubsudi.

Selain adanya kenaikan volume, kata Nicke, harga acuan dunia diperkirakan mengalami kenaikan menjadi 51,7 dolar AS per barel untuk premium dan 53,5 dolar AS per barel untuk pertamax. 

"Ini ada kenaikan harga mengikuti pergerakan harga gasoline di Singapur hub," ucapnya. 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved