Berita Jakarta
Penjual Bedug di Matraman Keluhkan Penjualan Turun 60 Persen saat Pandemi Covid-19
Penyebab penurunan penjualan bedug di Matraman tersebut diduga karena pandemi Covid-19 atau virus corona yang tak kunjung berakhir.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Intan Ungaling Dian
WARTAKOTALIVE.COM, MATRAMAN - Penjualan bedug di Matraman, Jakarta Timur, saat Ramadan ini mengalami penurunan hingga 60 persen.
Penyebab penurunan penjualan bedug di Matraman tersebut diduga karena pandemi Covid-19 atau virus corona yang tak kunjung berakhir.
Bahkan, kata pedagang bedug Ipan, penjualan bedug menurun sudah terjadi selama pandemi virus corona.
“Menurun drastis, diperkirakan 60 persen. Nggak kayak tahun 2019,” ucap Ipan, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: BERITA FOTO: Begini Keluhan Penjual Bedug Jelang Takbiran Keliling, Sepi Pembeli, Bang!
Baca juga: VIDEO: Curhat Pedagang Bedug Musiman Tanahabang Sepi Pelanggan
Sebelum terjadi pandemi virus corona, penjualan bedug di tempatnya sudah menunjukkan tanda-tanda peningkatan pada awal Ramadan.
"Biasanya seminggu puasa udah rame, ini masih sepi. Insya Allah dua minggu kedepan bisa rame,” katanya.
Penurunan itu disinyalir karena penerapan protokol kesehatan sebagai pencegahan penyebaran Covid-19.
Salah satu protokol kesehatan melarang ada kerumunan yang mungkin terjadi saat menabuh bedug.
"Kan sekarang nggak boleh ngumpul-ngumpul, sementara kalau nabuh bedug keliling kampung kan pasti rame-rame,” katanya.
Baca juga: VIDEO: Imbas Corona, Pedagang Bedug Musiman di Tanahabang Sepi Pembeli
Baca juga: Anies Baswedan Menginginkan agar Bedug Berkembang Luas Tak Hanya Sekadar Dilestarikan
Padahal Ipan sudah menyiapkan peralatan dan bahan untuk membuat bedug mulai dari tong hingga kulit sapi maupun kulit kambing sebagai bahan utama.
“Kalau bahan baku udah siap sebelum Ramadan, satu bulan lah. Tinggal nyusun bedug atau tong, udah siap langsung dipasang dan jual,” ujarnya.
Bedug yang dijual Ipan harganya bervariasi tergantung ukuran maupun jenis kulit yang dipakai.
Khusus untuk bedug dengan ukuran kecil ditujukan bagi anak-anak dihargai Rp 135.000 per buah.
Sementara untuk bedug lainnya dengan kulit kambing dihargai Rp 750.000.
“Kalau yang dari kulit sapi harganya Rp 950.000, itu udah sama pukulannya. Yang tadi bedug dengan kulit kambing juga udah sama pukulan,” ucap Ipan.
Jawaban P3RS dan Pengelola Apartemen Kawasan Pademangan yang Dituding Lakukan Tindak Sewenang-wenang |
![]() |
---|
Penghuni Apartemen Mediterania Ancol Keluhkan Pengelolaan, Heru Budi Hartono akan Cek |
![]() |
---|
Henry Surya Tersangka Lagi, Bareskrim Polri Telusuri Aset Rp3 Triliun Yang terkait KSP Indosurya |
![]() |
---|
BP BUMD DKI Jakarta Ungkap Alasan M Kuncoro Wibowo Mundur dari Direktur Utama PT Transjakarta |
![]() |
---|
Jalan Rusak Telan Korban Jiwa, Legislator Kritisi Kinerja Dinas Bina Marga DKI Jakarta |
![]() |
---|