PP PBSI
Jelang Olimpiade 2021, Praveen Jordan dan Pebulu Tangkis Lain Jalani Program Khusus Atasi Kegemukan
Jelang Olimpiade 2021, Praveen Jordan dan pebulu tangkis lainnya yang dianggap kegemukan menjalani program khusus yang diawasi dokter gizi PP PBSI.
Penulis: Abdul Majid | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pemain bulu tangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan, sempat jadi perhatian saat tampil di tiga turnamen di Thailand pada awal tahun ini.
Pasalnya, Praveen yang baru kembali tampil ke publik menjalani turnamen resmi setelah hampir satu tahun lamanya tak bertanding itu, tampak memiliki kondisi yang kurang ideal, yaitu memiliki tubuh yang agak gemuk.
Selain Praveen, beberapa pebulu tangkis lainnya juga sempat dikatakan PBSI mengalami masalah kegemukan.
Jelang bertanding di Olimpiade 2021 pada Juli nanti, Praveen Jordan dan pebulu tangkis lainnya yang dianggap kegemukan menjalani program khusus yang diawasi oleh dokter gizi PP PBSI.
Dalam penjelasannya di bincang-bincang bersama media melalui zoom, Rabu (21/4/2021), dokter gizi PP PBSI, dr Paulina Toding mengungkapkan bahwa atlet yang memiliki berat badan berlebih akan dipanggil secara individu untuk dianalisis asupan makanannya.
"Jadi seperti Praveen Jordan itu kami akan analisis soal makannya. Apakah sudah benar atau belum dan asupannya bagaimana," kata Paulina.
Baca juga: Rionny Mainaky Kabid Binpres PP PBSI Manfaatkan Waktu Bersama Keluarga Untuk Relaksasi Dirinya
Baca juga: Berstatus Juara Bertahan, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti Tampil Rileks di All England 2021
Baca juga: Rionny Mainaky Kabid Binpres PP PBSI Manfaatkan Waktu Bersama Keluarga Untuk Relaksasi Dirinya
"Hasil dari analisa itu yang menjadi dasar kami membuat program khusus untuk dia dan atlet lain yang kelihatan berat badannya berlebih," ujar Paulina.
Paulina menjelaskan program menurunkan berat badan atlet sangat berbeda dengan orang biasa.
Pasalnya, ada masa otot yang jadi kebutuhan atlet itu sendiri yang tetap harus dijaga.
“Kalau orang biasa itu kalorinya kami defisitkan. Tetapi, atlet dalam penurunan berat badannya itu bukan hanya massa lemaknya yang turun, namun massa ototnya juga bisa hilang. Jadi harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai kita turunkan berat badan, massa otot yang kami inginkan ikut berkurang,” jelasnya.
Seperti diketahui, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sudah dipastikan tampil di Olimpiade Tokyo 2021. Juara All England 2020 itu berada di peringkat keempat BWF Race to Tokyo dengan catatan 77.487 poin.
Kuncinya Ada Saat Sahur
Asupan gizi jadi salah satu hal yang paling penting guna menunjang performa atlet saat berlatih dan bertanding.
Atlet badminton yang menjalani rutinitas berat juga harus terpenuhi gizinya.
Namun, asupan gizi yang diberikan ternyata harus seimbang, tidak boleh kurang atau berlebihan yang justru akan membuat performa atlet menjadi tak baik.
"Sebenarnya kalau untuk atlet itu kebutuhan kalorinya besar, karena kan aktivitas fisik besar. Sumber energi utama tentunya dari karbohidrat, tetapi untuk bulu tangkis jenis permainan harus kami atur karbohidratnya. Akan berbeda asupan karbohidrat setelah latihan atau mau latihan,” kata Paulina.
Paulina menjelaskan cara mengatur atlet Pelatnas yang menjalani ibadah puasa, sedangkan mereka tetap harus berlatih.
Menurut Paulina, kunci untuk menjaga tubuh tetap prima selama menjalani ibadah puasa, yakni ketika sahur.
Atlet yang menjalani ibadah puasa diharuskan mengkonsumsi karbohidrat, protein, dan cairan yang cukup agar tak gampang dehidrasi.
"Terutama asupan pada saat sahur itu harus diperhatikan. Ketika sahur karbohidrat, protein harus ada ditambahkan dengan jus buah, protein harus cukup, terutama cairan itu juga penting jangan sampai minumnya dikit, nanti malah dehidrasi sepanjang mereka latihan,” jelas Paulina.
Paulina berujar bahwa kebutuhan atlet sangat berbeda antara bulan Ramadan dengan di luar bulan Ramadan.
Yang berbeda di sisi jadwal makannya.
Kalau di luar bulan Ramadan bisa 6 kali makan, sementara bulan Ramadan kesempatan makan itu ada di sahur dan ketika berbuka.
Itu bisa 3-4 kali.
"Harapannya, puasa mereka lancar da latihannya juga lancar. Jadi pada sahur itu harus dipenuhi karbohidrat komplek, dan protein. Sebab, itu memberikan energi dan menyediakan energi sepanjang hari," tutur Paulina.
"Cairan juga harus dijaga. Jumlahnya cukup 40 sampai 50 persen. Itu mencukupi kebutuhan harian. Itu bisa diperoleh dari ketika sahur, sisanya baru ketika berbuka dan makan malam," tambah Paulina.