Fasilitas Olahraga
Hanya di Kalibaru Ada Stadion Mini Sepak Bola Yang Medianya Bukan Dari Rumput Tapi Pasir Bangka
Lapangan sepak bola berukuran mini, lapangan ini menjadi satu-satunya lapangan dengan media berbahan dasar pasir
Penulis: RafzanjaniSimanjorang |
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ada satu lapangan sepak bola terunik yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta yaitu Lapangan sepak bola Kalibaru.
Lapangan sepak bola berukuran mini, lapangan ini menjadi satu-satunya lapangan dengan media berbahan dasar pasir.
Lokasinya berada di Jl. Kalibaru Barat VII RT.003, RW.015 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Lapangan sepak bola Kalibaru disebut telah ada sejak era 1965-an, dan tetap mempertahankan ciri khasnya.
Saking bersejarahnya, lapangan ini bahkan akan tetap dijaga keutuhannya dan tidak diubah ke rumput atau sintetis.

"Pasirnya ini adalah pasir Bangka yang diambil dari Marunda. Untuk garis pembatas lapangan terbuat dari karet pemadam, yang dilekatkan ke kayu dan ditanam. Meski pasir, namun lapangan ini pasti aman dari krikil-krikil atau benda tajam lainnya sehingga aman untuk bermain," jelas Robandi, sosok yang dipercaya Sudinpora Jakarta Utara mengelola lapangan saat ditemui Warta Kota, Jumat (16/4/2021).
Keunikan lainnya lapangan sepak bola ini berada di tengah pemukiman warga, dan hanya dipagari tembok dengan tinggi 3 meter.
Baca juga: Stadion Mini Gapensi Kosambi Tak Terurus, Sekarang Malah Jadi Tempat Pacaran
Baca juga: Ada Dedemit dan Jadi Sarang Ular Cobra, Kondisi Stadion Mini Tunas Jaya Teluk Naga Tak Terawat
Tak hanya itu, jaraknya yang tak jauh dari bibir laut membuat bermain lapangan ini serasa bermain di pasir pantai. Terkadang suara kapal nelayan pun terdengar.
Fasilitas lain yang ada di lapangan ini adalah Mushola. Aksesnya pun gampang.
Namun, dibalik keunikannya, ada pula kekurangan dari lapangan sepak bola Kalibaru yakni lampu penerangan yang butuh perbaikan.
Terdapat 15 tiang lampu dengan kapasitas 450 watt per satu tiangnya.
Tentu sangat bagus jika bermain bola malam hari. Tampak pula cat tembok yang mulai kusam.

"Maklumlah, anggarannya belum ada karena Covid ini," ucap Robandi sembari tersenyum.
Dari penuturan Robandi, lapangan sepak bola Kalibaru diminati pula oleh orang-orang Afrika untuk bermain bola.