Kabinet Jokowi

Isu Reshuffle Kabinet, Moeldoko Diprediksi Dicopot Usai Gaduh KLB Partai Demokrat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan bakal kembali melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.

Editor: Yaspen Martinus
Facebook Presiden Joko Widodo
Presiden Jokowi melantik enam menteri dan lima wakil menteri Kabinet Indonesia Maju hasil reshuffle, di Istana Negara, Rabu (23/12/2020). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan bakal kembali melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.

Kabar ini menguat setelah keputusan peleburan Kemenristek dan Kemendikbud, serta pembentukan Kementerian Investasi.

Terlepas dari posisi yang mengisi kementerian itu, pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan memprediksi Jokowi bakal mencopot Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 11, Bali Mendominasi

Moeldoko diprediksi akan kehilangan posisinya, setelah terlibat dalam isu kudeta Partai Demokrat.

"Mungkin yang bisa terkena reshuffle juga adalah KSP Moeldoko."

"Karena baru saja membuat kegaduhan politik mengurusi Partai Demokrat," ujar Djayadi ketika dihubungi Tribunnews, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Ikut-ikutan Teman Lompat ke Sungai Kalimalang Padahal Tak Bisa Berenang, Remaja Bekasi Tenggelam

Akan tetapi, Djayadi juga melihat reshuffle kabinet ini jadi ajang Jokowi untuk memperingatkan para menterinya.

Terutama, menteri-menteri yang digadang-gadang akan maju dalam Pemilu Presiden 2024 kelak.

"Selain itu, reshuffle bisa juga dijadikan momentum oleh presiden untuk menertibkan atau memperingatkan menteri-menteri yang mulai tidak fokus dan lebih ancang-ancang untuk urusan pemilu 2024," ulasnya.

Baca juga: Lagi, Dua Warga Jakarta Selatan Jadi Buronan Densus 88

Meski begitu, Djayadi menilai tak tepat jika reshuffle dilakukan dalam waktu dekat.

Sebab, menurutnya reshuffle sebelumnya baru saja dilakukan pada Desember 2020, sehingga kinerja menteri belum bisa dievaluasi.

"Kalau reshuffle dilakukan dalam waktu dekat, itu berarti jaraknya baru tiga atau empat bulan dari reshuffle Desember lalu."

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Tambah Jadi 9, Tetap di Papua, Nias, dan Maluku

"Jadi belum cukup waktu untuk mengevaluasi kembali kinerja semua menteri," papar Djayadi.

Djayadi pun menegaskan kembali, waktu yang cenderung terlampau dekat dalam melakukan reshuffle, sesungguhnya tidak efisien.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved