Bulan Suci Ramadan
Bulan Suci Ramadan, Berikut Tips Agar Tetap Aktif Berhubungan Suami Istri Selama Bulan Puasa Ramadan
Bulan Suci Ramadan 2021, berikut ini tips agar tetap aktif berhubungan suami istri selama Bulan Puasa Ramadan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebentar lagi, Bulan Suci Ramadan 2021 Bulan Puasa Ramadan 2021 tiba.
Beragam kesiapan perlu dilakukan di Bulan Suci Ramadan, baik jasmani dan rohani agar puasa tetap lancar.
Termasuk mengatur kesiapan dan strategi di dalam berhubungan suami istri selama Bulan Suci Ramadan.
Namun, terkadang niatan berhubungan badan selama Bulan Suci Ramadan sulit mencari waktu yang tepat.
Baca juga: Daftar Menu Puasa Ramadan 2021 Selama 15 Hari, Cocok Menjadi Menu Andalan Sahur Hingga Berbuka Puasa
Baca juga: VIDEO Akhir Pekan Jelang Puasa, Kuburan Grogol Padat Peziarah, Penjual Kembang Raup Untung
Baca juga: Sebentar Lagi Bulan Suci Ramadan, Berikut Batas Akhir Melunasi Utang Puasa Menurut Ustaz Abdul Somad
Melansir artikelNova, sebetulnya pasangan suami istri bisa berhubungan intim selama Bulan Suci Ramadan.
Terkadang kondisi fisik lebih mudah lelah sehingga membuat banyak pasangan akhirnya urungkan niatnya.
Alasan mengantuk, tak ada waktu serta keletihan menjadi penyebab utama tertundanya bercinta di Bulan Puasa Ramadan.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Ini tips agar aktif bercinta selama Bulan Suci Ramadan.
1. Hindari jenis makanan yang membuat kita mudah mengantuk atau justru tidak mengantuk di jadwal tidur malam yang seharusnya.
Sadar atau tidak, banyak pasangan gagal menerapkan tip seks sebelum sahur karena masalah rasa kantuk yang luar biasa.
Jika tubuh sedang mengantuk, umumnya kondisi badan pun lemas sehingga sinyal untuk bercinta ke otak pun menjadi lemah.
Cara pertama ialah dengan sangat selektif memilih menu makanan dan minuman berbuka puasa.
Hindari makanan dan minuman terlalu manis yang membuat gula darah cepat naik kemudian turun setelahnya sehingga menyebabkan badan lemas.
Minuman jenis kopi yang mengandung kafein atau teh sebenarnya tidak dianjurkan.
Cukupi kebutuhan cairan tubuh setelah seharian berpuasa dengan konsumsi air mineral.
2. Cara kedua ialah jangan makan melampaui batas perut semestinya beristirahat.
Dengan kata lain, jam tidur yang seharusnya kita sudah terlelap, bisa saja terganggu dengan kerja organ usus serta lambung yang dikarenakan melahap makanan di atas jam 9 atau jam 10.
3. Tidur antara pukul 21.30 hingga 22.00
Istirahat yang cukup adalah kunci menjaga vitalitas tubuh saat ingin bercinta.
Selain akan membuat tubuh lebih bugar, tidur cukup membuat kita lebih mudah bangun di waktu sebelum sahur.
Lagipula, seks akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan dalam keadaan relaks dan bugar.
Luangkan waktu untuk bercinta antara pukul 2.00 hingga pukul 3.00 pagi.
Terdengar dini mungkin bagi mereka yang terbiasa tidur atau sedang menyiapkan santap sahur.
Namun, rentang waktu ini terasa pas disebabkan tubuh sudah tidur dengan cukup jika mematuhi aturan jadwal istirahat malam seperti di atas.
Secara normal, pasangan memerlukan waktu sekitar 30 hingga 45 menit untuk momen bercinta termasuk dalam sesi pemanasan dan sebagainya.
4. Komunikasi aktif dengan mengajak pasangan berdiskusi untuk menentukan waktu yang tepat
Masing-masing pasangan sebenarnya memiliki tipe dan seleranya masing-masing.
Namun, seks sebelum sahur menjadi cara paling tepat bagi mereka yang cenderung tidak bergairah di malam hari sebelum tidur.
Cara menjaga mood adalah dengan mengutarakan keinginan kita lalu berdiskusi dengan pasangan.
Ini baik untuk membuat seks bukan sekadar pelampiasan biologis semata, namun juga cara mempererat ikatan kasih sayang.
Selain itu, biasanya pria yang makan dan istirahat dengan cukup akan lebih mudah terangsang di jam-jam menuju sahur dan pagi hari.
5. Pastikan urusan menu sahur dan hidangan khusus bagi anak sudah beres disiapkan
Alasan seks tidak terasa intens dan intim dikarenakan masing-masing pasangan memiliki perhatian yang teralihkan dari pikirannya.
Ini justru mengakibatkan konsentrasi kita harus terpecah dan akhirnya membuat seks tidak dapat dinikmati, melainkan hanya demi kewajiban semata.
Jadi, pastikan semua urusan terkait menu sahur dan perincian tugas menjelang sahur lainnya sudah disiapkan.
Tak hanya itu, jangan lupa juga memastikan kondisi rumah dan kamar tengah mendukung sehingga momen bermesraan tidak terganggu.
Harapannya, kita masih memiliki waktu mengobrol atau sembari berpelukan setelah momen intim seks sebelum sahur demi meningkatkan keharmonisan.
Apakah Mimpi Basah Membatalkan Puasa?
Mimpi basah adalah suatu hal yang tidak bisa kendalikan.
Di mana mimpi basah bisa terjadi kapan saja dikala sedang tidur.
Namun, di saat Ramadan ini, kerap menjadi pertanyaan.
Apakah mimpi basah membuat batal puasa Ramadan?
Mengenai mimpi basah membatalkan puasa atau tidak, Ketua Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Surakarta, Tsalis Muttaqin, Lc, M.S.I., memberikan penjelasannya.
Hal mengenai puasa batal atau tidak akibat mimpi basah, disampaikan Tsalis Muttaqin dalam video Tribunnews berjudul TANYA USTAZ: Apakah Mimpi Basah Membatalkan Puasa? yang diunggah pada 20 April 2020 lalu.
Berdasarkan pendapat ulama-ulama fikih, kata Tsalis, mimpi terjadi diluar kesengajaan manusia.
Ini berarti mimpi basah tidak membatalkan puasa seseorang.
"Tentang mimpi basah ini, ulama-ulama fikih berpendapat bahwa mimpi basah itu, mimpi itu 'kan diluar kesengajaan manusia."
"Ketika mimpi terjadi diluar kesengajaan manusia, ketika seseorang misalnya setelah Subuh terus siang hari, ketika berpuasa ternyata dia mimpi melakukan sesuatu yang menimbulkan dia keluar spermanya atau air maninya, maka dia tidak batal puasanya," jelas Tsalis Muttaqin.
Lebih lanjut, Tsalis juga mengimbau agar berhati-hati ketika melakukan mandi besar setelah mengalami mimpi basah.
Pasalnya, bisa jadi ketika mandi ada air yang masuk ke dalam anggota tubuh.
Hal itu, terang Tsalis Muttaqin, justru bisa membatalkan puasa seseorang.
"Dia tidak batal puasanya, tetapi ketika dia harus mandi besar, dia harus hati-hati betul."
"Jangan sampai ketika mandi besar itu ada air yang bisa masuk ke dalam anggota tubuh, yang itu justru membatalkan puasanya. Itu justru yang terpenting," kata dia.
Tak hanya soal mimpi basah, Tsalis Muttaqin juga menjelaskan soal suami istri yang telanjur tidak mandi besar ketika imsak tiba setelah berhubungan badan karena ketiduran.
"Bagaimana ketika suami istri bersetubuh di malam hari?"
"Ternyata ketiduran, tahu-tahu sudah dengar imsak, tahu-tahu sudah dengar azan Subuh, apakah batal puasanya?" ujarnya.
Ia menuturkan, berdasarkan mazhab Imam Syafi'i, hal tersebut tidaklah batal.
Karena hubungan suami istri dilakukan malam hari saat tidak melaksanakan puasa.
Meski begitu, keduanya wajib mandi besar dan kemudian melaksanakan salat Subuh.
"Menurut mazhab Imam Syafi'i, puasanya tidak batal."
"Karena terjadinya hubungan seksualitas antara suami istri itu 'kan terjadi pada malam hari sebelum puasa."
"Tidak batal, tapi dia tetap wajib mandi terus melanjutkan dengan salat Subuh," tandas dia.
Hal itu lantas berbeda dengan seseorang melakukan hubungan badan secara sengaja saat masih berpuasa Ramadhan.
Tsalis Muttaqin mengungkapkan, seseorang tersebut harus membayar kafarrah sebagai gantinya.
Yakni bisa dengan cara membebaskan budak perempuan Muslim.
Namun, jika tidak ada, hal itu bisa diganti puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang fakir miskin.
"Ketika ada seseorang yang berpuasa Ramadhan, dia melakukan hubungan suami istri, layaknya hubungan suami istri yang dengan hubungan nyata seperti itu"
"maka dia tidak hanya batal puasanya, dia tidak hanya berdosa, tapi, dia juga wajib membayar kafarrah, membayar tebusan."
"Yaitu nanti setelah bulan Ramadan dia harus memerdekakan budak perempuan muslimah, kalau ada."
"Kalau ndak ada, maka dia harus berpuasa dua bulan berturut-turut untuk menebus dosanya itu."
"Dan kalau dia tidak mampu, maka dia harus memberi makan pada 60 orang fakir miskin, yang satu orangnya itu satu mud."
"Mud itu kalau diukur timbangan, yaitu sekitar enam ons setengah," jelasnya.
Tonton video selengkapnya di sini.
Lantas, hal-hal apa sajakah yang bisa membatalkan puasa Ramadan?
Berikut Tribunnews rangkum dari kalsel.kemenag.go.id dan zakat.or.id:
1. Memasukkan sesuatu ke lubang tubuh
Hal ini bisa diartikan seseorang batal puasanya apabila ia makan dan minum secara sengaja.
Tak hanya itu, bersetubuh pun termasuk dalam hal ini.
Jika seseorang bersetubuh saat melakukan puasa, maka ia diwajibkan membayar kafarrah atau tebusan, seperti yang dijelaskan Tsalis Muttaqin di atas.
Selain itu, mengobati penyakit melalui dubur atau lubang belakang, juga menjadi penyebab puasa batal.
2. Muntah secara sengaja
Apabila seseorang sengaja muntah, maka puasanya akan batal.
Ia diwajibkan mengganti puasanya di lain hari.
Hal ini tertuang dalam hadis Nabi Muhammad saw:
"Barangsiapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya meng-qadha puasanya. Dan barangsiapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya meng-qadha puasanya." (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
3. Keluar mani secara sengaja
Jika seseorang keluar air mani secara sengaja, meski tidak bersetubuh, maka puasanya batal.
Kecuali ia mengalami mimpi basah hingga menyebabkan air mani keluar.
Hal ini sudah dijelaskan lebih lanjut oleh Tsalis Muttaqin di artikel atas.
4. Haid
Haid atau menstruasi bagi perempuan menjadi penyebab puasa batal.
Maka, seorang wanita diwajibkan mengganti puasa di hari lain jika mengalami haid.
5. Nifas
Nifas merupakan darah yang keluar setelah seorang wanita melahirkan.
Seperti haid, nifas menjadi penyebab wanita batal berpuasa.
Maka ia diwajibkan mengganti puasa di lain hari.
6. Hilang akal
Hilang akal tak hanya berarti gila, tapi juga mabuk dan pingsan.
Apabila seseorang mengalami gangguan jiwa hingga menyebabkan gila, maka ia otomatis batal puasanya.
Pasalnya, orang tersebut dianggap tidak lagi memiliki kewajiban untuk berpuasa.
Untuk kategori mabuk dan pingsan, jika seseorang mengalami dua hal tersebut secara tidak sengaja dan hanya berlangsung sesaat, puasanya masih bisa dilanjutkan.
Tapi, apabila seseorang mabuk dan pingsan akibat mencium atau mengonsumsi sesuatu secara sengaja, maka puasanya batal.
Begitu juga jika tidak sengaja mabuk dan pingsan seharian penuh.
7. Murtad
Murtad atau keluar dari Islam, menjadi penyebab seseorang batal puasanya.
Contohnya, tidak mengakui keberadaan Allah swt.
Apabila seseorang murtad, ia tidak lagi wajib puasa, secara otomatis akan batal.
(Nova/Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Sebagian artikel ini telah tayang di nova.grid.id dengan judul Ternyata Ini Waktu Terbaik untuk Behubungan Seks ketika Bulan Ramadhan