Berita Bogor

Bupati Bogor Ade Yasin Malu Jika Kabupaten Bogor Tidak Responsif Gender, Ini Alasannya

Kaum perempuan di Bogor memiliki peran yang setara dalam pembangunan. Bahkan, banyak perempuan yang memegang posisi level pimpinan. 

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Hertanto Soebijoto
Wartakotalive.com/Hironimus Rama
Bupati Bogor Ade Yasin pada kegiatan Verifikasi dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh tim verifikator Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) RI di Ballroom Rukun Hotel Dharmawan Park, Kecamatan Babakan Madang, Senin (5/4/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, BABAKAN MADANG -  Isu terkait gender tidak lagi menjadi persoalan serius di Kabupaten Bogor.

Kaum perempuan di Bumi Tegar Beriman ini memiliki peran yang setara dalam pembangunan.

Bahkan, banyak perempuan yang memegang posisi level pimpinan. 

Video: Detik-detik Pengendara Motor terseret Arus Banjir Bandang di Flores Timur NTT

Hal itu diungkapkan Bupati Bogor Ade Yasin pada kegiatan Verifikasi dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh tim verifikator Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) RI.

Kegiatan verifikasi diadakan di Ballroom Rukun Hotel Dharmawan Park, Kecamatan Babakan Madang, Senin (5/4/2021).

“Kami sudah sangat responsif, karena bupatinya perempuan maka akan sangat malu sekali ketika kita tidak responsif gender,” ujar Ade.

Baca juga: Millen Cyrus Ungkap Sulitnya Menjadi Transgender, Dapat Banyak Pelajaran Saat Rehabilitasi Narkoba

Baca juga: Megawati Soekarnoputri: Kesetaraan Gender Sudah Diatur Konstitusi

Dia menegaskan bahwa Kabupaten Bogor adalah daerah responsif gender dengan mengutamakan pengarusutamaan gender di semua lini. 

“Ini diperkuat dengan diraihnya predikat utama Anugerah Prahita Ekapraya tahun 2020,” papar Ade.

Ade yang juga menduduki Ketua DPC PPP Jawa Barat menjelaskan bahwa banyak prestasi yang sudah ditorehkan kaum perempuan Kabupaten Bogor

“Di Kabupaten Bogor penilaian kinerja perempuan harus berbasiskan prestasi. Jadi, ketika ada satu kesempatan harus bersaing dengan lawan jenisnya, ternyata sebagian besar perempuan mampu mengalahkan lawan jenisnya dan ini merupakan kesempatan bagi perempuan,” ungkapnya.

Baca juga: Mengasuh Anak di Masa Pandemi, Jangan Batasi Berdasarkan Gender, Buka Ruang Diskusi

Anggaran di Kabupaten Bogor pun cukup responsif gender. 

“Kita lebih mengutamakan kesetaraan dalam penganggaran, yaitu berupa proses maupun dampak alokasi anggaran pada program dan kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kesenjangan gender,” terang Ade .

Pemkab Bogor menelaah dampak dari belanja anggaran dan menganaliasa alokasi anggaran untuk menjawab kebutuhan, kepentingan dan aspirasi perempuan, anak, kaum difabel, dan juga lansia. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved