Kebakaran Kilang Minyak
Muncul Dugaan Kilang Balongan Sengaja Dibakar, Fahmy Radhi: Kalau Akibat Petir, Saya Tidak Percaya
Sebelumnya, Pertamina mengatakan, penyebab terjadinya kebakaran Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu diduga akibat sambaran petir.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kilang PT Pertamina di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Senin (29/3/2021) mengalami kebakaran besar.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyampaikan hipotesis bahwa ada dugaan kemungkinan insiden tersebut disengaja atau bukan kebakaran, melainkan dibakar.
"Tampaknya bayangan dan logika saya ke arah dibakar, tapi masih sekadar dugaan, hipotesis. Dugaan tadi didasari bahwa sistem pengamanan Pertamina mestinya standar internasional, berlapis, sehingga bisa mencapai zero accident untuk kilang yang strategis," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Kesaksian Warga: Ledakan di Pertamina Balongan Dahsyat, Bau Gas Menyengat, Warga Alami Sesak Napas
Baca juga: Ahok Buka Suara Terkait Kebakaran Kilang Balongan Indramayu, Sebut Pertamina Begini
Seperti diketahui, hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Sebelumnya, Pertamina mengatakan, penyebab terjadinya kebakaran Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu diduga akibat sambaran petir.
Namun, Fahmy mengaku tidak bisa menerima dugaan itu dengan akal sehat karena alasan seharusnya Pertamina memiliki sistem keamanan canggih.
"Saya meyakini ada sistem keamanan canggih. Kalau akibat petir, saya tidak percaya," katanya.
Baca juga: Kesaksian Warga: Ledakan di Pertamina Balongan Dahsyat, Bau Gas Menyengat, Warga Alami Sesak Napas
Baca juga: Kronologi Warga Cengkareng Dibakar Hidup-hidup Tetangga, Istri Histeris Lihat Api di Tubuh Suaminya
Lalu dasar hipotesis kedua yakni jika melihat sejarah, betapa sulitnya Pertamina membangun kilang, sehingga kali ini kemungkinan juga dipersulit di sisi operasional.
"Misal di Kilang Cilacap kerja sama dengan Aramco, setelah 5 tahun batal dan di Bontang dengan Oman, setelah setahun, (Oman) bilang tidak layak."
"Selain itu, di Tuban dengan Rusia berjalan lancar, tapi tiba-tiba ada masalah pembebasan lahan, belum dibangun juga," kata Fahmy.
Baca juga: Redmi Note 10 Series Usung Layar AMOLED dan Kamera 108 Megapiksel, Harga Promo Rp2,3 Juta
Baca juga: Tahun Ini, SpaceX Akan Bawa Empat Penumpang Carteran Pertamanya ke Antariksa
Mantan anggota Tim Anti Mafia Migas tersebut menambahkan, dasar hipotesis ketiga adalah indikasi mendorong impor bahan bakar minyak (BBM) dengan mencegah Pertamina untuk membangun atau memaksimalkan produksi kilang.
"Saya duga kebakaran ini bagian untuk menghambat produksi kilang agar impor BBM. Jadi, 400 ribu barel ludes (akibat Kilang Balongan terbakar) tidak mungkin bisa dipenuhi dari kilang lainnya karena umurnya tua renta," tutur Fahmy
Dia menambahkan, dari sisi kesulitan Pertamina dalam membangun kilang sudah ada indikasi ketika dirinya jadi anggota Tim Anti Mafia Migas.
"Ada indikasi mencegah pembangunan kilang. Tujuannya memperbesar impor BBM karena dengan adanya kilang, impor BBM berkurang, mafia migas bermain untung di impor," pungkasnya.
Pasok BBM Jakarta, Pertamina Pastikan Kilang Balongan Kembali Beroperasi Normal setelah Kebakaran |
![]() |
---|
Berikut Fakta-fakta Api di Kilang Minyak Pertamina Balongan Kembali Menyala, Terdengar Suara Ledakan |
![]() |
---|
Pertamina Akan Beri Sanksi Tegas jika Ada Unsur Kelalaian Insiden Kebakaran Kilang Balongan |
![]() |
---|
Dua YouTuber Terancam Enam Tahun Penjara, Sebarkan Hoaks Koban Kilang Balongan, Ini Deretan Faktanya |
![]() |
---|
Dua Youtuber Sebar Hoaks Aksi Penjarahan saat Kilang Minyak Terbakar, Ketakutan saat Diciduk Polisi |
![]() |
---|