Berita Nasional

Tingkatkan Kompetensi SDM, Kemenperin Gelar Diklat 3 in 1 Serentak di 7 BDI se-Nusantara

Tingkatkan Kompetensi SDM, Kemenperin Gelar Diklat 3 in 1 Serentak di 7 BDI. Pelatihan juga diikuti oleh para penyandang disabilitas

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Pembukan Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual pada Rabu (24/3/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi global covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan bangsa sejak setahun belakangan. 

Kehadiran covid-19 ini tidak hanya menjadi permasalahan di sisi kesehatan, namun juga di sisi sosial dan perekonomian masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 tercatat jatuh di minus 2,19 persen, namun optimisme harus terus dipupuk. 

Keyakinan tahun 2021 akan menjadi momen pemulihan ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing sektor industri pun harus terus dijaga.

Pembukan Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual pada Rabu (24/3/2021).
Pembukan Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual pada Rabu (24/3/2021). (Istimewa)

Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Pembukan Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual pada Rabu (24/3/2021).

Baca juga: Wacana KKB Papua Didefinisikan Sebagai Organisasi Teroris, Komnas HAM Usulkan Operasi Kesejahteraan

Optimisme ini katanya didukung dengan sejumlah kebijakan dan stimulus yang telah didesain sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan pelaksanaan vaksinasi massal kepada masyarakat. 

"Dan kita tahu, bahwa selain kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, vaksinasi adalah harapan dunia dalam upaya penanganan pandemi ini," jelasnya dalam siaran tertulis pada Rabu (24/3/2021).

Di tengah terpaan pandemi covid-19 sepanjang tahun 2020, sektor industri masih menjadi penyumbang PDB terbesar yaitu 19,86% di mana industri pengolahan nonmigas menyumbang 17,9%.

Pemerintah ditegaskannya terus mendorong penguatan struktur industri yang lebih dalam dan terintegrasi, sehingga mampu menghasilkan produk-produk dengan inovasi baru dan bernilai tambah tinggi. 

Pembukan Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual pada Rabu (24/3/2021).
Pembukan Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual pada Rabu (24/3/2021). (Istimewa)

Salah satu industri yang menunjukkan kinerja prima di tengah pandemi ini adalah sektor industri farmasi dan alat kesehatan. 

Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah yang cukup besar untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat berdampingan dengan pemulihan kondisi ekonomi nasional.

Baca juga: Bakal Hadir Langsung di Ruang Sidang, Rizieq Shihab Minta Pendukungnya Tertib, Banyak Doa dan Zikir

"Pada tahun 2020, sektor industri juga menorehkan kinerja gemilang dari sisi nilai ekspor dan investasi," ungkapnya.

Ekspor sektor industri tahun lalu mencapai USD 131,13 miliar atau berkontribusi sebesar 80,30% dari total ekspor nasional. 

Sedangkan nilai investasi sektor industri pada tahun 2020 sebesar Rp 272,9 triliun, meningkat dibanding tahun 2019 yang mencapai Rp 216 triliyun.

Peningkatan nilai investasi dijelaskannya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui pembukaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mendorong komitmen realisasi investasi serta menarik investasi baru pada sektor manufaktur nasional.

Geliat kebangkitan industri manufaktur tanah air salah satunya tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Februari sebesar 50,1 atau berada di level ekspansif. 

Hal tersebut dijelaskannya merupakan prestasi tersendiri di mana selama 6 bulan berturut-turut level PMI Manufaktur Indonesia terus berada di level ekspansif. 

Baca juga: Main Catur Jadi Terapi Atasi Stres dan Depresi, Bisa Relaksasi dan Melepas Beban Sementara Waktu

"Kami yakin ke depan kondisi ini akan terus meningkat menyusul kebijakan-kebijakan yang baru diluncurkan," ujarnya.

Kebijakan tersebut di antaranya, pemberian insentif fiskal penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor. 

Kebijakan yang menurutnya akan meningkatkan kepercayaan pelaku industri dan peningkatan daya beli masyarakat.

Lebih lanjut dipaparkannya, sejalan dengan kebijakan Pemerintah, Kementerian Perindustrian juga berupaya memulihkan perekonomian dan meningkatkan daya saing industri nasional. 

Antara lain dengan menjaga produktivitas industri selama pandemi melalui kebijakan pemberian Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). 

Selain itu, implementasi Making Indonesia 4.0, dengan 7 sektor prioritas, yaitu industri makanan & minuman, kimia, tekstil & busana, otomotif, elektronika, farmasi, dan alat Kesehatan serta Pembangunan Pusat Inovasi Digital dan Pengembangan SDM Industri 4.0 (PIDI 4.0). 

Baca juga: Wagub DKI Ariza Sebut Ajang Balap Formula E Kemungkinan Tetap Digelar di Monas Tahun 2022

Kebijakan tersebut diharapkan akan menjadi solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia dan Jendela Indonesia 4.0 untuk dunia.

"Untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat 3 pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM yang berkualitas," jelas Agus Gumiwang. 

"Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM yang berkualitas, untuk itu perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif," tambahnya.

Terkait hal tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian menyelenggarakan Pelatihan 3 in 1 berbasis kompetensi. 

Pelatihan itu katanya sebagai wujud nyata peran pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja industri kompeten sesuai kebutuhan industri, sekaligus upaya untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan kompetensi SDM agar siap bersaing.

Peningkatan kompetensi sangat dibutuhkan mengingat era revolusi industri 4.0 menuntut SDM yang cepat beradaptasi dan mampu mengimplementasikan teknologi digital. 

“Untuk itu diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (re-skilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini,” paparnya.

“Penyelenggaraan diklat 3 in 1 juga sebagai salah satu langkah penanggulangan dampak Pandemi covid-19 melalui penyerapan tenaga kerja dan pengurangan jumlah PHK di industri. Dengan tersedianya tenaga kerja industri kompeten diharapkan utilitas industri dapat kembali meningkat," papar Agus Gumiwang.

Selain itu, lanjutnya, terdapat hal istimewa dari kegiatan Pembukaan Diklat 3 in 1 Serentak pada kesempatan kali ini, yaitu keterlibatan lpara penyandang disabilitas sebagai calon tenaga kerja pada berbagai sektor industri di Indonesia. 

Hal ini menunjukkan negara hadir untuk seluruh elemen masyarakat dan Kementerian Perindustrian selalu mendorong industri yang ramah bagi penyandang disabilitas.

“Pelaksanaan Diklat 3 in 1 yang dilaksanakan pada hari ini sangat spesial karena dilakukan secara serentak oleh tujuh Balai Diklat Industri dan diikuti oleh berbagai sektor industri dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan menyampaikan diklat 3 in 1 saat ini diikuti sebanyak 6.448 orang peserta dari 16 propinsi dan 70 kabupaten/kota serta melibatkan 83 industri dan 32 dinas kabupaten/kota, dengan berbagai jenis diklat. 

Antara lain, BDI Medan sebanyak 950 orang untuk diklat operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit, operator produksi olahan makanan dan operator material handling. 

BDI Padang sebanyak 530 orang untuk diklat operator junior custom made wanita, pembuatan tenun datar dengan alat tenun, pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan dan batik tulis.

BDI Jakarta sebanyak 980 orang untuk diklat operator mesin industri garmen, operator tekstil dan supervisor garmen.

BDI Yogyakarta sebanyak 1.705 orang untuk diklat operator jahit upper alas kaki, assembling alas kaki , operator jahit karung jumbo plastik, operator looming plastik, upskilling jahit karung jumbo, upskilling looming plastik dan finishing furniture.

BDI Surabaya sebanyak 1.075 orang untuk diklat operator garmen, quality control garmen, telematika dan pengelasan.

BDI Denpasar sebanyak 558 orang untuk diklat animasi, desain grafis, desain produk kreatif, barista dan digital marketing.

BDI Makassar sebanyak 650 orang untuk diklat desain kemasan produk pangan, aneka olahan ikan, aneka olahan cokelat, barista dan pengolahan ikan tuna segar.

“Pelaksanaan diklat 3 in 1 ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja calon tenaga kerja yang akan bekerja di industri maupun memulai wirausaha baru," jelas Arus Gunawan.

"serta menyiapkan tenaga kerja tersertifikasi yang kompeten dan memiliki daya saing untuk menanggulangi dan membantu saudara saudara kita yang terkena dampak yang diakibatkan oleh pandemi covid-19”, ungkapnya.

Disampaikan pula, bahwa perusahaan industri yang menjadi lokasi pelatihan dipastikan telah memiliki Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) sesuai dengan Surat Edaran Menteri Perindustrian Nomor 7 tahun 2020 tentang izin operasional pabrik dalam masa kedaruratan kesehatan masyarakat COVID 19. 

Selain itu, wajib menerapkan protokol kesehatan baik pada saat pelatihan maupun di luar pelatihan, kegiatan pelatihan juga dipantau secara terus menerus hingga berakhirnya masa pelatihan.

Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved