Piala Menpora 2021
Jadi Tim Underdog di Piala Menpora 2021, Persita Baca Kekuatan Tim Lawan untuk Hadapi Liga 1 2021
Pelatih Persita Tangerang, Widodo Cahyono Putro, memanfaatkan Piala Menpora 2021 untuk mencari tahu kekuatan tim lawan untuk hadapi Liga 1 2021.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Persita Tangerang terus mematangkan diri jelang kick-off Piala Menpora 2021 pada Minggu (21/3/2021).
Persita akan menjalani laga pertamanya di Grup D melawan Persiraja Banda Aceh pada Rabu (24/3/2021).
Selanjutnya, tim berjuluk Pendekar Cisadane akan melawan Persib Bandung dan terakhir menghadapi Bali United.
Semua laga di grup D akan digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Rencananya, skuad Persita berangkat ke Sleman pada Minggu (21/3/2021).
Pada turnamen pramusim tahun ini, Persita Tangerang akan membawa 30 pemain, sesuai dengan kuota yang ditetapkan.
Tanpa pemain asing, Persita akan memadukan pemain senior dengan pemain pilihan dari Akademi Persita U-20.
Pelatih Persita Tangerang, Widodo Cahyono Putro, membeberkan kesiapan timny menghadapi Piala Menpora 2021, termasuk para pemain Akademi Persita U-20.
"Memang untuk membangun sebuah tim itu butuh waktu lama. Namun, dengan adanya pemain muda, kami dapat memanfaatkan tenaga mereka," kata Widodo kepada Warta Kota, Sabtu (20/3/2021).
"Soal perbedaan level permainan dengan senior, kami telah membuat skema sejak awal latihan lalu dengan merotasi pemain U-20 setiap dua hari. Ada lima pemain yang berkesempatan latihan. Lewat rotasi itu, kami bisa melihat pemain yang tepat untuk dibawa. Kini, semuanya sudah terpenuhi," ujar Widodo.
Baca juga: Pelatih Persita Tangerang Widodo Cahyono Putro Anggap Skuadnya Underdog di Grup D
Baca juga: Curva Sud Ultras Persita Tangerang Sanjung Pelatih Widodo Cahyono Putro
Baca juga: Persita Tangerang Siap Tampil Tanpa Beban di Piala Menpora
Pelatih berusia 50 tahun ini menerangkan bahwa Persita akan mengorbitkan pemain muda pula nantinya dengan memberikan kesempatan bermain.
Tampil sebagai tim underdog di Grup D, Widodo menyebut manfaat yang akan diperoleh timnya.
"Dengan lawan yang kuat, kami bisa melihat kelemahan atau sisi jeleknya kami dimana. Ini berguna untuk persiapan kami menatap Liga 1 musim 2021. Di sisi lain, pemain punya jam terbang pula melawan tim-tim kuat di Grup D. Tentu, jadi dampak positif juga," terang Widodo.
Sebagai tim underdog, Persita sendiri akan tampil tanpa beban.
Tak lupa, Widodo menyanjung tim-tim pesaingnya di Grup D.
"Mereka dihuni dengan materi pemain asing pula ya, dan persiapan mereka juga bagus, kami adalah tim underdog disini," tambahnya.
Meski demikian, bukan Widodo namanya jika tidak melihat titik lemah lawan dan membaca peluang lolos timnya.
Meski Persib Bandung dan Bali United adalah tim unggulan di Grup D, secara diam-diam Persita serius menatap laga demi laga demi meraih poin penuh dan lolos.
Kisah Nyoman
Di sela-sela persiapan menghadapi Piala Menpora 2021, Manajer Tim Persita Tangerang, I Nyoman Suryanthara, membeberkan tugasnya di tim berjuluk Pendekar Cisadane.
Menurutnya, negoisasi dan tranfer pemain adalah salah satu tugasnya di Persita.
Dua hal ini bukanlah hal mudah, karena kerangka tim ke depan harus benar-benar sesuai dengan skema yang dibutuhkan.
"Memang perpanjangan kontrak pemain atau tranfer adalah tugas manajer. Biasanya, kami bahas secara internal tim," kata Nyoman kepada Warta Kota.
Baca juga: Cerita Manajer Tim Persita Tangerang I Nyoman Suryanthara Saat Negosiasi dan Transfer Pemain
Baca juga: Manajer Tim Persita Tangerang I Nyoman Suryanthara Bertanggung Jawab dengan Tugasnya di Sepak Bola
Baca juga: Manajer Persita Tangerang I Nyoman Suryanthara Bicara Resiko Dunia Kerja
"Dalam prosesnya, sebelum merekrut pemain, saya menjelaskan visi tim Persita ke pemain tersebut dan mengapa seorang pemain tersebut mau kami rekrut ke Persita. Tentunya, anggaran pun harus disesuaikan," ujar Nyoman.
Nyoman menerangkan bahwa semua proses negoisasi dilakukan secara profesional, termasuk apa saja yang bisa diberikan oleh tim ke calon pemain hingga akhirnya sang pemain mau bergabung.
"Hal yang wajar negoisasi sering alot. Saat negoisasi itu tidak semata-mata langsung deal. Kami harus menyesuaikan apa yang kami punya dan pemain pun tentu berpikir mengapa harus menerima lamaran Persita," terang Nyoman.
"Satu hal lain yang membuat alot adalah saat kami negoisasi. Di satu sisi ada tim yang menginginkan jasanya. Jadi, proses inilah yang membuat keadaan alot. Sedangkan, sang pemain harus memilih tim mana yang ia akan terima," jelas Nyoman.
Dinamika tersebut pun lumrah dalam sepak bola.
Tak heran jika negoisasi pun tak selamanya berjalan mulus.
"Itulah mengapa setiap negoisasi pemain, kami menjelaskan mendalam apa visi misi Persita, bagaimana kami mengembangkan Persita, dan bagaimana kami mengajak sang pemain bersama-sama berkembang bersama tim in, kurang lebih seperti itulah," papar Nyoman.
Saat disinggung soal lebih sulit negoisasi pemain lokal atau pemain asing, Nyoman pun menjawab prosesnya sama saja, karena kuncinya ada pada saat negoisasi.
Menurutnya, pemikiran pemain juga berbeda-beda.
"Ada yang mudah dan cepat ya, ada pula yang alot. Namun, semuanya kurang lebih sama, asing atau lokal," tutupnya.