Pembunuhan

Suami Bunuh Istrinya Sedang Hamil Enam Bulan Depan Anak Gara-gara Memakan Lontong Pemberian Tetangga

Seorang suami bunuh istri depan anak gara-gara kesal sang istri memakan lontong pemberian tetangga.

Editor: Panji Baskhara
Kompas.com
Ilustrasi: Seorang suami bunuh istri depan anak gara-gara kesal sang istri memakan lontong pemberian tetangga. 

Truk yang parkir di halaman rumah itu kuncinya dipegang oleh korban dan tidak mau diserahkan saat suami sirinya meminta.

Dari situlah awalnya hingga kemudian terjadi perkelahian dan tarik menarik antara korban dengan tersangka.

Menurut Kasat Reskrim, awalnya perkelahian itu hanya terjadi antara mereka berdua.

Kemudian, sang suami menelepon keluarganya, sehingga datanglah istri tuanya MN (44) dan anaknya DP (20) untuk menjemput tersangka.

Setelah itu, tersangka M bersama MN dan DP, pulang dari rumah tersebut.

Tapi, korban rupanya mengejar dari belakang karena merasa ada permasalahan yang belum selesai.

"Kemudian tersangka dan korban kembali lagi ke rumah itu, sedangkan MN dan DP menunggu di pinggir jalan yang jaraknya sekitar 20 meter," terang Kasat Reskrim.

"Tersangka dan korban kembali lagi masuk ke dalam rumah untuk menyelesaikan permasalahan utang piutang, disitulah terjadi eksekusi," ungkap Iptu Rifki.

Ia melanjutkan, saat ditanya, tersangka tidak mau mengakui telah melakukan pembunuhan itu. Namun tersangka mengakui bahwa dia memukul korban.

"Berdasarkan keterangan anaknya DP, ia mengakui melihat ayahnya mencekik korban. Dan menurut keterangan saksi-saksi"

"tersangka sendiri yang menggantung korban di bak truk tersebut, seolah-olah korban bunuh diri," kata Kasat Reskrim.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil visum banyak ditemukan luka di bagian mulut, tangan, dan kaki korban.

Berdasarkan visum juga diketahui kalau korban meninggal karena kehabisan oksigen. Posisi leher korban diikat menggunakan jilbab.

"Dugaan awal memang seolah-olah korban bunuh diri, namun setelah kita dalami, ada bekas dan tanda kekerasan di tubuh korban sehingga kami melakukan penyelidikan sambil menunggu hasil visum," papar dia.

"Ternyata di tubuh korban ada luka-luka yang mencurigakan sehingga kita periksa saksi-saksi, termasuk istri pertama dan anaknya," terang Rifki.

Setelah melakukan penyelidikan secara intensif, akhirnya ditetapkan satu orang tersangka dalam kasus ini yakni M (40) yang merupakan suami siri dari korban Arini (35).

"Tersangka sekarang ini sudah kita tahan di Mapolres Bener Meriah," tegasnya.

Sedangkan MN (44) dan anaknya DP (20), menurut Rifki, tidak ditahan karena mereka sangat kooperatif dan membantu polisi dalam memberikan keterangan untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut.

Tergantung di Truk Milik Suami

Arini (30), warga Dusun Karang Anyar, Kampung Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Rabu (12/8/2020) sekitar pukul 09.00 WIB ditemukan tewas di depan salah satu rumah di dusun tersebut.

Tragisnya, korban ditemukan dengan posisi tergantung di samping truk milik suaminya M (40) yang terparkir di halaman rumah.

Informasi yang didapat aparat kampung itu, Arini berasal dari Sumatera Utara (Sumut) dan ia merupakan istri kedua dari M.

Kapolres Bener Meriah AKBP Siswoyo Adi Wijaya SIK, melalui Kapolsek Bukit, Iptu Zufrizal SH menyampaikan, berdasarkan keterangan tetangga korban bernama Ibadurahman, pada Selasa (11/8/2020) sekitar pukul 08.00 WIB, saat ia hendak pergi ke kebun melihat korban dalam keadaan berlutut di samping truk milik suaminya.

Saat pulang dari kebun, Ibadurahman melihat posisi Arini masih seperti semula.

Karena menduga sedang membantu suaminya memperbaiki mobil, Ibadurahman tak curiga dengan keberadaan korban.

Kemudian, pada Rabu (12/8/2020) sekitar pukul 09.00 WIB, kata Iptu Zufrizal, Ibadurahman saat hendak pergi ke kebun melihat kembali ke arah rumah suami Arini dan posisi korban ternyata masih seperti sehari sebelumnya.

Karena posisi Arini sudah dua hari tak berubah, Ibadurahman mulai curiga jangan-jangan sudah terjadi sesuatu dengan korban.

Karena itu, ia kemudian memberitahukan temuan tersebut kepada istrinya, Faridah, agar dicek mengapa posisi korban tidak berubah sejak sehari sebelumnya.

Sesampai di lokasi, Faridah memanggil korban dengan sebutan “kak..., kak....”

Karena korban tidak menyahut, lalu Faridah memanggil tetangga lainnya.

Dalam sekejap, warga langsung ramai berdatangan untuk melihat korban yang saat itu sudah meninggal dunia dengan leher terikat tali ke dinding truk.

Selanjutnya, Ibadurahman menghubungi aparat Kampung Karang Rejo dan Reje untuk memberitahukan hal tersebut ke Polsek Bukit.

"Kami bersama anggota langsung menuju lokasi dan berkoordinasi dengan Unit Identifikasi Polres Bener Meriah, untuk melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara-red) serta mengevakuasi jenazah korban ke RSU Muyang Kute, Bener Meriah, untuk divisum," ungkap Kapolsek.

Menurut Iptu Zufrizal, proses evakuasi korban juga melibatkan tenaga medis, Basarnas, dan PSC Bener Meriah.

"Kasus ini masih kita dalami. Sedangkan suami korban sudah kita amankan ke Polsek Bukit untuk dimintai keterangan terkait kejadian tersebut," ungkapnya.

Informasi lain yang dihimpun Serambi, kemarin, suami korban diamankan oleh polisi beberapa saat setelah mayat Arini dievakuasi ke rumah sakit.

M diamakan pada salah satu panglong kayu di kawasan Desa Lut Kucak, Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah.

Sementara itu, Reje Kampung Karang Rejo, Suradi, yang ditemui Serambi, di lokasi kejadian, Rabu (12/8/2020), menjelaskan, pihaknya mendapat informasi penemuan mayat perempuan tergantung di truk sekitar pukul 10.00 WIB.

Menurut Suradi, korban tinggal di Kampung Karang Rejo tidak pernah melapor ke pihaknya.

"Berdasarkan data yang ada di kepala dusun (Kadus), korban bukan warga kami, karena selama dia tinggal di sini tidak pernah melapor," ujar Suradi seraya menyatakan informasi yang didapat pihaknya, korban Arini berasal dari Sumut dan merupakan istri kedua dari M.

Penyebab meninggalnya Arini (30) hingga kini masih misteri.

Namun, tetangga suami korban bernama Samsudin, mengungkapkan, sebelum jasad Arini ditemukan meninggal dengan posisi tergantung di truk, Arini sempat cekcok dengan suaminya M (40).

Menurut Samsudin, pada Senin (10/8/2020) malam, ada seorang perempuan bersama seorang anak datang ke rumah tersebut.

Tak lama kemudian, kata Samsudin, ia mendengar ada keributan seperti suara benturan keras ke dinding.

Namun, Samsudin mengaku tak tahu apakah itu adalah suaran benturan ke dinding mobil atau dinding rumah.

Keributan tersebut, terdengar sampai ke rumahnya yang berjarak tiga meter dari rumah M.

"Saya mendengar suami minta kunci mobil dan istrinya minta Hp (handphone). Mereka saling bergantian meminta kunci mobil dan Hp," kata Samsudin.

"Mana kunci mobilku, kata suaminya,’ dan ‘istrinya bilang mana Hp ku dulu.’ Selain itu, juga terdengar suara bunyi dinding dan kaca pecah," timpal Samsudin.

Ia menambahkan, korban baru dua bulan tinggal di rumah itu.

Sebelumnya, kata Samsudin, mereka tinggal di rumah kontrakan yang letaknya hanya sekitar 10 meter dari rumah sekarang.

"Saat tinggal di rumah sewa yang lama, saya juga sering mendengar mereka cekcok," ungkap Samsudin.

Menurutnya, korban selama ini terlihat ramah terhadap tetangga. Sedangkan suaminya cuek dan tidak pernah bertegur sapa dengan orang lain.

"Kalau bertemu muka, dia (suami korban) hanya sekadar basa basi, tidak pernah ngobrol dengan saya," tuturnya ketika ditanyai Serambi di lokasi kejadian, Rabu (12/8/2020).

Samsudin mengaku terkejut ketika Arini ditemukan meninggal tergantung di dinding samping truk suaminya.

"Rupanya korban sudah di situ sejak kemarin (Selasa-red), saya tidak tahu. Baru hari ini (kemarin-red) saya tahu dia (Arini-red) sudah meninggal dunia," kata Samsudin.

(Tribunnews.com/TribunBatam.id/Eko Setiawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Suami Tega Bunuh Istri yang Hamil 6 Bulan di Depan Anak Gara-gara Korban Makan Lontong dari Tetangga" dan "Arini Ternyata Dieksekusi Suami Siri, Pemicunya Soal Pisah Ranjang Hingga Utang Piutang Rp 37 Juta"

Sumber: Tribunnews
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved