Virus Corona Jabodetabek
Belasan Pegawai UP PKB Ujung Menteng Cakung Positif Covid-19, Pelayanan Uji KIR Dihentikan Sementara
Sebanyak 13 pegawai UP PKB Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur positif virus corona atau Covid-19 pada Jumat (12/3/2021).
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: PanjiBaskhara
WARTAKOTALIVE.COM, CAKUNG - Sebanyak 13 pegawai UP PKB Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur positif virus corona atau Covid-19 pada Jumat (12/3/2021).
Dampak 13 pegawai UP PKB Ujung Menteng positif Covid-19, membuat pelayanan uji KIR kendaraan ini langsung dihentikan.
Diketahui, penghentian sementara pelayanan PKB Ujung Menteng Cakung tersebut berlangsung hingga 3 Maret 2021.
Hal itu dijelaskan langsung oleh Kasatpel Sarpras UP PKB Ujung Menteng, Arie Fitriadi.
Baca juga: Kementerian PPPA Laksanakan Vaksinasi Covid-19 Bagi Seluruh Pegawai
Baca juga: VIDEO 3,82 Juta Warga Kabupaten Bogor Masuk Data Penerima Vaksin Covid-19
Baca juga: Kapan Usaha Karaoke di Jakarta Beroperasi Kembali di Masa Pandemi Covid-19? Begini Jawaban Wagub DKI
Menurutnya, kebijakan diambil setelah terdeteksinya 13 pegawai UP PKB Ujung Menteng terkonfirmasi Covid-19.
“Rekomendasinya agar hari Jumat dan Sabtu besok layanan uji kendaraan dialihkan," terangnya Arie, pada Jumat (12/3/2021).
Pengalihan layanan itu juga sudah disampaikan kepada 834 pemilik kendaraan yang mendaftar uji KIR di UP PKB Ujung Menteng.
Mereka cukup datang ke tiga lokasi UP PKB yang ditentukan.
"Adapun tiga lokasi pengalihan layanan adalah di UP PKB Pulogadung, PKB Cilincing, dan PKB Kedaung Angke," ujarnya.
Sementara, selama penutupan UP PKB Ujung Menteng, dilakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh mulai dari area parkir, ruang pelayanan, hingga ruang kerja pegawai, toilet.
Begitu juga dengan musala dan lajur uji mekanis kendaraan ikut disemprot disinfektan.
Bahkan hal serupa juga akan dilakukan Sabtu (13/3/2021) mendatanga oleh jajaran PMI Jakarta Timur.
“Pengalihan layanan uji KIR kendaraan ini sudah dua kali terjadi. Mudah-mudahan Senin (15/3) layanan bisa normal kembali,” katanya.
Adapun terkait nasib 13 pegawai UP PKB Ujung Menteng yang terkonfirmasi Covid-19, mereka saat ini menjalani perawatan di rumah sakit yang berbeda-beda.
"Saat ini mereka menjalani isolasi dan perawatan di RS Islam Cempaka Putih, RSUD Cempaka Putih dan sebuah rumah sakit swasta di Bekasi, Jawa Barat," kata Arie.
Ada 13 pegawai yang terkonfirmasi Covid-19 diketahui usai uji swab PCR yang dilakukan bertahap.
Pada 3 Maret 2021 lalu, diketahui ada satu orang positif Covid-19 dari 34 pegawai yang diperiksa.
Sementara pada 9 Maret 2021 ada lima pegawai terkonfirmasi Covid-19 dari 85 yang diperiksa.
Tujuh pegawai lainnya diketahui terkonfirmasi Covid-19 dari tujuh orang yang tes swab mandiri.
Mutasi Baru Virus Corona B117 Belum Ditemukan di Jakarta
Tengah heboh diperbincangkan masyarakat terkait mewabahnya mutasi baru virus corona B117 di Indonesia.
Beredar kabar, jika mutasi baru virus corona B117 ditemukan di Jakarta.
Kabar ditemukannya mutasi virus corona B117 di Jakarta dibantah Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi.
Menurut Siti Nadia Tarmidzi, sampai saat ini kasus mutasi virus corona B117 belum ditemukan di DKI Jakarta.
Dipaparkannya, kini total ada 6 kasus B117 yang sudah ditemukan.
Kemudian, dilaporkan ke GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Yaitu, 2 kasus di Karawang di provinsi Jawa Barat, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 kasus itu di Sumatera Selatan, 1 kasus di Kalimantan Timur, dan yang terakhir adalah 1 kasus di Kalimantan Selatan.
"Jadi sampai saat ini kasus yang berkedudukan di Jakarta kita belum temukan adanya variasi mutasi dari B117," ujar diskusi virtual bertajuk "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia", Jumat (12/3/2021).
Nadia menuturkan, pelacakan kasus mutasi ini diambil dari pekerja migran Indonesia atau pelaku perjalanan dari luar negeri.
Sehingga tidak ditemukan di Jakarta.
"Pada laporan itu memang tertulis adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan asal sampel"
"Jadi kemarin kita klarifikasi lagi, kita lakukan pelacakan kasus"
"Jadi 6 kasus itu tidak ada yang berasal dari provinsi DKI Jakarta," terang dia.
Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan monitoring terhadap berbagai kemungkinan terkait mutasi virus Covid-19.
Dimana sejak awal pandemi terjadi di Tanah Air, peneliti dari berbagai lembaga terkait lakukan identifikasi virus.
"Karena kita tahu bahwa sebenarnya mutasi ini adalah sesuatu hal yang biasa dilakukan oleh virus dan kegiatan yang kita sebut sebagai Whole Genum Sequencing"
"atau cara melihat identitas virus melalui PCR dilakukan sejak awal Covid-19 masuk ke Indonesia," jelas Nadia.
Covid-19 N439K
Belum selesai virus corona atau Covid-19, mutasi baru virus corona B117, kini muncul mutasi baru Covid-19 N439K.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan masyarakat soal adanya ancaman baru terhadap kesehatan, yakni mutasi Covid-19 N439K.
Soal mutasi Covid-19 N439K, disampaikan Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, saat jumpa pers di Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).
Daeng menyampaikan, mutasi Covid-19 N439K tersebut sudah ditemukan di 30 negara.
Ada empat kasus mutasi Covid-19 B117 yang sebelumnya ditemukan di Indonesia, Senin (8/3/2021).
Mengingat ada ancaman baru N439K, Daeng menerangkan varian baru Covid-19 ini lebih berbahaya.
Ia mengkhawatirkan jika mutasi baru Covid-19 N439K sampai di Indonesia, virus akan cepat menyebar.
"Saat ini ada virus (Corona) baru, sifatnya berbeda dari virus yang pernah ada, dengan kecepatan mutasi yang cepat."
"Belum lama ini pemerintah mengumumkan varian B117, sementara di dunia telah terdapat varian baru lagi yang ditemukan di Inggris, yakni N439K," ujar Daeng.
Menanggapi hal ini, masyarakat diimbau untuk berhati-hati, tetap menjaga kesehatan, dan mematuhi protokol yang ada.
Untuk menekan laju penularan, Daeng mengimbau bagi yang memiliki komorbiditas (penyakit penyerta) yang rentan, disarankan untuk segera melakukan kontrol kesehatan secara rutin, untuk menghindari dampak fatal dari terpaparnya Covid-19.
Daeng juga menekankan masyarakat untul tidak menyepelekan pemakaian masker, khususnya masker bahan.
Ia mengimbau untuk memakasi masker yang berstandar kesehatan atau dilapis tiga.
Mampu Mengakali Vaksin
Munculnya strain baru Covid-19 yang disebut N439K dan telah ditemukan di 30 negara, membuat banyak pihak meningkatkan kewaspadaan.
Strain baru ini pun dianggap lebih 'pintar' jika dibandingkan strain lainnya.
Lalu bagaimana tanggapan ahli mengenai kemunculan strain baru Covid-19 ini?
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan, mutasi N439K ini juga terkandung dalam varian B.1.258∆ yang ditemukan pada sebagian negara Eropa.
"Varian B.1.258∆ yang ditemukan di sebagian negara Eropa juga mengandung mutasi N439K pada protein Spike," jelas Dicky kepada Tribunnews, Kamis (11/3/2021) siang.
Strain ini lebih menempel dan mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2 manusia yang bertindak sebagai 'pintu masuk' virus untuk memasuki sel inang.
Kemudian, strain ini disebut bisa menghindari kekebalan terhadap antibodi, bahkan vaksin.
"Substitusi N439K meningkatkan afinitas pengikatan ke reseptor ACE2."
"Dan telah terbukti memfasilitasi virus dapat menghindari kekebalan dari antibodi monoklonal."
"Serta dari serum poliklonal pada orang yang sembuh dari infeksi."
"Kemudian (mampu) mengakali respons antibodi, termasuk terapi atau vaksin," beber Dicky.
Ia pun menjelaskan, terkait penyebarannya, varian yang didalamnya terkandung mutasi N439K ini ada kemiripan dengan Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina.
Oleh karena itu disebut sebagai wild virus, karena mampu menyebarkan penyakit.
"Varian yang membawa mutasi N439K mirip dengan novel coronavirus tipe liar dari Wuhan dalam kemampuannya menyebarkan dan menyebabkan penyakit," terang Dicky.
Namun yang perlu dicatat adalah strain baru ini mampu mengikat lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia.
B117 Tak Ganas tapi Cepat Menular
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Virus Corona adalah tipe virus RNA (ribonucleic acid), yang secara alami mudah mengalami mutasi.
Mutasi merupakan kemampuan virus untuk bertahan hidup, sehingga mutasi Virus Corona dari Inggris bernama B117 yang masuk ke Indonesia, tak mengherankan.
"Hingga saat ini, kami belum mendapatkan bukti ilmiah bahwa virus mutasi Covid-19 ini lebih tinggi tingkat keganasannya dibanding virus Covid-19 yang awal."
"Namun, dari beberapa penelitian di negara lain menunjukkan varian virus baru ini lebih cepat menular," ujar Nadia seperti dikutip dari keterangan Kemenkes, Jumat (5/3/2021).
Ia melanjutkan, mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike dari virus yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran.
Sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding varian yang lama.
Kecepatan penularan mutasi virus tersebut tidak menyebabkan bertambah parahnya penyakit.
Namun penelitian terkait varian baru ini terus dilakukan.
Para peneliti yang mendalami virus Corona B117 mengonfirmasi efektivitas inokulasi terhadap virus masih ada di level yang bisa diterima.
Sehingga sejauh ini belum mengganggu kinerja vaksin.
“Vaksin yang sekarang digunakan pemerintah masih efektif untuk mencegah penularan mutasi virus"
"Sehingga tidak akan mempengaruhi kekebalan kelompok,” jelas dr Nadia.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak perlu resah, namun harus tetap waspada.
Menjelang libur panjang akhir pekan ini, diharapkan masyarakat menahan diri tidak bepergian.
"Kami mengimbau masyarakat harus lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan harus lebih diperketat."
"Serta menyukseskan program vaksinasi Covid-19," pesan perempuan berhijab ini.
Sementara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes dr Slamet MHP mengatakan, tes swab PCR maupun antigen yang ada, efektif mendeteksi varian baru Corona B117.
Dia melanjutkan, karakter dari varian mutasi B117 ini tidak terbukti lebih parah infeksinya dari jenis asli virus SARS-COV-2.
“Belum ada hasil penelitian yang mengatakan varian ini lebih ganas dan menyebabkan sakit yang lebih parah."
"Virus ini tetap dapat di deteksi dengan swab antigen dan swab PCR,” ujar dr Slamet, dikutip dari keterangan Kemenkes, Jumat (5/3/2021).
Pemerintah terus berupaya mencegah varian baru Corona B117 meluas di Tanah air.
Salah satunya, memastikan untuk terus memperkuat upaya 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).
Temuan ini menunjukkan kemampuan dan kapasitas dari laboratorium Balitbangkes dalam melakukan metode Whole Genome Sequencing (WGS).
“Mutasi virus corona B.1.1.7 yang terdeteksi pertama di Inggris betul telah terdeteksi di Indonesia."
"Mutasi virus ini lebih menular, orang yang terinfeksi varian ini juga dapat menularkan virus dalam jumlah yang lebih besar,” paparnya.
Ia juga menjelaskan kegiatan WGS ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan surveilans genom virus SARS-COV-2, yang telah dilakukan sejak virus ini masuk ke Indonesia.
Data hasil pemeriksaan genom ini diunggah ke repository Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Kemenkes menerima informasi adanya dua kasus positif Covid-19 dengan mutasi virus corona dari Inggris atau B 117, pada Senin 1 Maret 2021.
Dua kasus tersebut merupakan hasil temuan dari 462 sampel yang diperiksa.
Mutasi Virus Corona B117 sebelumnya pertama kali diumumkan di Inggris pada Desember 2020.
Terdekteksi di Indonesia
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, mutasi Covid-19 N439K, sudah terdeteksi di Indonesia.
Ia mengatakan, total ada 48 kasus mutasi N439K yang terdeteksi.
Kasus-kasus tersebut ditemukan dari 526 sample yang diunggah ke repository Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Menurut Amin, kasus telah terdeteksi sejak akhir tahun lalu, namun baru dilaporkan pada Maret ini.
"Sudah sejak Desember lalu. Sejauh ini 48 isolat yang dilaporkan yang terdeteksi (mutasi N439K)," ujarnya saat dikonfirmasi Tribunnews, Kamis (11/3/2021).
Amin belum memberikan keterangan detail sebaran kasus tersebut, tetapi laporan dari lembaga yang lakukan pemeriksaan berada di Pulau Jawa.
"Instansi terkait virus ini ada di Pulau Jawa, tapi mungkin di luar Jawa juga ada," kata Amin.
Dari laporan peneliti, tingkat keganasan mutasi virus ini sama dengan jenis virus aslinya, tetapi lebih kuat untuk tidak dikenali oleh antibodi.
Sebelumnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan masyarakat adanya ancaman baru terhadap kesehatan, yakni mutasi Covid-19 varian N439K.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, saat jumpa pers di Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).
Daeng menyampaikan, mutasi N439K ini sudah ditemukan di 30 negara.
Empat kasus mutasi Covid-19 B117 sebelumnya ditemukan di Indonesia, Senin (8/3/2021).
Mengingatkan ada ancaman baru N439K, Daeng mengatakan varian baru Covid-19 ini lebih berbahaya.
Ia mengkhawatirkan jika sampai di Indonesia, virus tersebut akan cepat menyebar.
"Saat ini ada virus (Corona) baru, sifatnya berbeda dari virus yang pernah ada, dengan kecepatan mutasi yang cepat."
"Belum lama ini pemerintah mengumumkan varian B117, sementara di dunia telah terdapat varian baru lagi yang ditemukan di Inggris, yakni N439K," ujar Daeng.
Menanggapi hal ini, masyarakat diimbau untuk berhati-hati, tetap menjaga kesehatan, dan mematuhi protokol yang ada.
Untuk menekan laju penularan, Daeng mengimbau bagi yang memiliki komorbiditas (penyakit penyerta) yang rentan, disarankan untuk melakukan kontrol kesehatan secara rutin, untuk menghindari dampak fatal dari terpaparnya Covid-19.
Daeng juga menekankan masyarakat untul tidak menyepelekan pemakaian masker, khususnya masker bahan.
Ia mengimbau untuk memakasi masker yang berstandar kesehatan atau dilapis tiga.
Strain baru Covid-19 yang disebut N439K ditemukan di 30 negara buat banyak pihak tingkatkan kewaspadaan.
Strain baru ini pun dianggap lebih 'pintar' jika dibandingkan strain lainnya.
Lalu bagaimana tanggapan ahli mengenai kemunculan strain baru Covid-19 ini?
Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan, mutasi N439K ini juga terkandung dalam varian B.1.258∆ yang ditemukan pada sebagian negara Eropa.
"Varian B.1.258∆ yang ditemukan di sebagian negara Eropa juga mengandung mutasi N439K pada protein Spike," jelas Dicky kepada Tribunnews, Kamis (11/3/2021) siang.
Strain ini lebih menempel dan mengikat lebih kuat ke reseptor ACE2 manusia yang bertindak sebagai 'pintu masuk' virus untuk memasuki sel inang.
Kemudian, strain ini disebut bisa menghindari kekebalan terhadap antibodi, bahkan vaksin.
"Substitusi N439K meningkatkan afinitas pengikatan ke reseptor ACE2."
"Dan telah terbukti memfasilitasi virus dapat menghindari kekebalan dari antibodi monoklonal."
"Serta dari serum poliklonal pada orang yang sembuh dari infeksi."
"Kemudian (mampu) mengakali respons antibodi, termasuk terapi atau vaksin," beber Dicky.
Ia pun menjelaskan, terkait penyebarannya, varian yang didalamnya terkandung mutasi N439K ada kemiripan dengan Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina.
Oleh karena itu disebut sebagai wild virus, karena mampu menyebarkan penyakit.
"Varian yang membawa mutasi N439K mirip dengan novel coronavirus tipe liar dari Wuhan dalam kemampuan menyebarkan dan menyebabkan penyakit," terang Dicky.
Namun yang perlu dicatat adalah strain baru ini mampu mengikat lebih kuat pada reseptor ACE2 manusia.
(Wartakotalive.com/JHS/Tribunnews.com/Alivio/Fitri Wulandari/Rina Ayu)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Jubir Kemenkes Tegaskan Mutasi Corona B117 Belum Ditemukan di DKI Jakarta"